TOTS 7

1.1K 128 0
                                    

"Selamat malam.. Kim Minjeong." Suara berat Jaemin menggelitik indra pendengaran Minjeong.

Minjeong kembali menolehkan kepalanya ke arah Jaemin. Dilihatnya Jaemin yang masih tersenyum manis, membuat Minjeong semakin berdebar. Dan seperti janjinya, setelah itu Jaemin menggeser tubuhnya menjauh dari Minjeong. Membenarkan posisinya di sisi lain kasur untuk segera tidur.

Minjeong mengerjapkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya melakukan hal yang sama seperti Jaemin.

Minjeong mengerjapkan matanya beberapa saat sebelum akhirnya melakukan hal yang sama seperti Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udara pagi terasa menggelitik kulit Minjeong membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Hal pertama yang Minjeong lakukan adalah mengecek sisi sebelahnya. Memeriksa apakah Jaemin masih tertidur atau tidak. Namun ternyata Jaemin sudah tidak ada di tempatnya.

Minjeong bergegas berdiri dan berjalan menelusuri kamar. Kakinya melangkah menuju ke pintu balkon yang sudah terbuka. Minjeong berhenti tepat di depan pintu balkon. Ia melihat Jaemin sedang berdiri menikmati semilir angin sambil memegang secangkir kopi di tangannya.

Jaemin masih serius menikmati pemandangan sampai-sampai tidak menyadari kehadiran Minjeong. Gadis itu masih terus memandang Jaemin, kagum akan ketampanan laki-laki di depannya ini.

Minjeong melamun sambil memikirkan banyak hal di otaknya. Apakah salah mencintai orang lain sedalam ini? Batinnya. Banyak orang berkata bahwa di dalam sebuah hubungan, untuk bisa mempertahankannya, seorang pria harus lebih mencintai wanitanya.

Semua orang di sisinya berkata bahwa perlakuan Jaemin jelas-jelas menunjukkan bahwa laki-laki itu mencintainya. Tapi jika memang begitu, mengapa Jaemin tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintainya? Minjeong hanya pernah mendengar laki-laki itu saat berkata bahwa Jaemin tidak mencintainya di ruang latihan waktu itu.

Tapi jika Jaemin tidak mencintainya, dia tidak akan membawa Minjeong ke tempat ini bukan? Jaemin bilang ia menginginkan MInjeong untuk bahagia. Apakah Jaemin menggunakan cara lain untuk menyampaikannya? Apakah Jaemin benar-benar mencintai Minjeong seperti kata-kata orang? Benarkah Jaemin mencintai Minjeong melebih cinta Minjeong kepadanya?

Ketika masih sibuk dengan pikirannya, Jaemin berbalik dan menatap Minjeong yang masih menatapnya dengan pandangan kosong.

Sesaat kemudian Minjeong tersadar dan langsung memalingkan wajah. Ia melakukan perenggangan seakan-akan ia baru saja tiba. Minjeong melangkahkan kakinya keluar ke balkon dengan canggung sambil memaki dirinya sendiri dalam hati.

Kelakuan Minjeong membuat Jaemin tersenyum senang. Ia merasa bahagia menangkap basah Minjeong yang sedang menatapnya.

"Tadinya aku ingin membangunkanmu. Tapi kau terlihat sangat lelah, jadi aku mengurungkannya." Jelas Jaemin.

Minjeong hanya mengangguk mengerti. Matanya terpejam seiring dengan semilir air yang menerpa wajahnya. Entah mengapa hati Minjeong menghangat pagi ini. Tanpa Minjeong ketahui, kini Jaemin telah berdiri di sebelahnya.

[3] Trial of the Sense ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang