Seorang gadis terdiam kaku mendengar sebuah pernyataan yang cukup menyakitkan. Perasaan jika telah di khianati tentu saja akan sakit hati dan kecewa. Tak ada satupun kalimat keluar dari mulutnya.
Ingin marah, menangis, berteriak namun ia tak bisa. Lidahnya seakan kelu, hatinya terasa hampa. Tak ada rasa sakit, tak ada air mata yang keluar, tak ada tangan yang mengepal kuat hingga terluka.
Terlalu banyak kebohongan di hidupnya, terlalu banyak janji-janji palsu yang senantiasa menghantuinya, terlalu banyak kekhianatan di hidupnya. Tak ada kepastian yang benar.
"Ra.."
Tak ada jawaban oleh panggilan temannya. Gadis itu masih terdiam memandang kosong ke depannya. Matanya menyiratkan bahwa ia sedang tak baik-baik saja untuk saat ini.
"Aradera.."
Gadis yang dipanggil Aradera itu menoleh seperti robot.
"Maafin gue.."
Aradera tertawa, tawa tersebut lama kelamaan semakin keras hingga membuat temannya terkejut. Lorong yang sunyi hanya terisi dengan tawa hampa dari gadis tersebut.
"Maaf? Gue udah banyak maafin lo. Maaf gak cukup buat semuanya. Hidup gue kenapa harus di penuhi dengan kata maaf? Maaf maaf maaf, gue bosen."
Temannya terdiam. Dia sangat menyesal. Ini semua ia lakukan karena terpaksa. Bodoh. Kata itu yang terus terngiang-ngiang di kepalanya. Tak ada henti mengatakan kalimat itu.
Aradera kembali menatap depan dengan pandangan kosong. Tak ada yang menarik di hidupnya. Tak ada kata-kata romantis seperti orang-orang diluar sana yang berbahagia.
Kenapa hidupnya seakan di penuhi dengan kalimat-kalimat menyakitkan, kalimat-kalimat pendusta, kalimat-kalimat menjijikan, dan kalimat-kalimat tak berguna.
Dua kali mendapat pernyataan yang menyakitkan secara bersamaan membuatnya menjadi tersadar. Dunia itu indah, namun menyakitkan. Tak ada yang sempurna di dunia. Seperti hidupnya.
Dunia itu seperti hidup mati yang menyakitkan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARADERA [on going]
Teen Fiction"Tuhan, dunia itu indah namun menyakitkan." Kata orang, bumi itu berputar kadang kala kita akan di atas kadang juga kita akan di bawah. Lantas mengapa kehidupan Aradera tidak pernah berada di atas? Selalu berada di bawah keterpurukan. Bumi seakan me...