Pilihan

1.9K 190 32
                                    

"Aku akan mencari tahu alasannya. Apa kamu juga penasaran dengan alasannya?" Tanya Monica sengaja memancing Barry.

"Aku sangat heran padamu mom..., mengapa kamu bisa sangat berbeda dalam memperlakukan Anya dan Nicky? Keduanya sama-sama putri Hanzelburg. Aku jadi lebih penasaran apa alasan mommy berbuat seperti itu." Sahut Barry menyerang balik ibunya.

************

"Percayalah berdebat denganku tak akan pernah selesai hanya hitungan menit, jadi lebih baik aku segera masuk dan bertanya pada Anya. Jika kamu penasaran apa alasan Anya tidak takut denganmu, maka pulanglah ke mansion saat makan malam nanti." Ucap Monica lalu masuk ke dalam kamar Anya tanpa menunggu respon Barry selanjutnya.

Barry menghela napas panjang lalu menghampiri Orland.

"Apa kamu berhasil memberikan kamera itu tanpa sepengetahuan mommy?" Tanya Barry.

"Iya Tuan muda, nona Anya juga sudah melihat video itu. Saya lihat dia ada melakukan rekaman singkat juga dengan kamera itu." Sahut Orland.

"Dia melakukan rekaman singkat? Apa bisa kamu mengambil kamera itu kembali?" Tanya Barry penasaran.

"Saya usahakan saat nona Anya tertidur nanti malam." Sahut Orland.

"Bagus. Terima kasih Orland." Ucap Barry lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Orland melihat Anya dan Monica sedang bicara serius di dalam kamar perawatan itu.

"Semoga nona Anya bisa disembuhkan lagi oleh Nyonya."
Doa Orland dalam hatinya berharap Anya bisa kembali normal.

"Bagaimana perasaanmu saat ini?" Tanya Monica.

"Aku merasa lebih baik, tapi bayangan itu masih membuatku takut untuk sendirian di tempat terbuka." Keluh Anya.

"Ya, tapi aku tetap bangga padamu karena berani mencoba keluar meski ketakutan masih sangat menyerangmu." Ucap Monica tersenyum.

"Anya, boleh aku tahu kenapa kamu bisa terbuka pada Barry tentang masa lalumu?" Tanya Monica.

"Aku tidak tahu, mungkin karena dia bisa kupercaya. Dia pria pertama yang mengetahui tentang gangguan fantasi liarku, tapi dia tidak pernah merendahkan aku, dia juga tidak pernah mempermalukan aku pada orang lain tentang gangguan yang aku miliki itu." Sahut Anya.

"Kenapa saat di taman tadi kamu juga tidak takut pada Barry? Aku lihat kamu juga lebih tenang saat Barry ada di dekatmu ketika kita berjalan kemari." Tanya Monica lagi dan Anya menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu." Sahut Anya.

"Apa kamu.... mencintai Barry?" Tanya Monica dengan hati-hati.

"Aku pernah berpikir seperti itu. Apa kamu tahu doc? Aku bahkan juga sempat berpikir salah, aku berpikir kalau dia mencintaiku, tapi kenyataannya tidak." Sahut Anya.

"Kenapa kamu berpikir seperti itu? Apakah Barry mengatakan langsung padamu kalau dia tidak mencintaimu?" Tanya Monica.

"Karena dia juga tidur dengan Nicky dan pernah menghabiskan waktu bersama Nicky. Aku tidak berani lagi berpikir lebih tentang kedekatanku dengan Barry. Apa kamu tahu doc? Aku bahkan tidak berani mengatakan padanya saat aku hamil benihnya. Dia putra tunggal dan pewaris satu-satunya keluarga Erbach. Anda pasti juga tahu siapa keluarga Erbach itu. Aku tidak berani mempermalukan dirinya dengan kehadiranku dan bayi dalam perutku. Tuhan sepertinya juga berpikir sama denganku, karena itulah Tuhan kembali mengambil anak itu dariku dan membuatku semakin tidak pantas untuk berharap apapun pada Barry." Sahut Anya bercerita tanpa tahu bahwa Monica adalah ibu dari Barry.

Love Makes Me A Wild FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang