Kepercayaan

2.6K 204 26
                                    

"LEPASKAN AKU! LEPASKAN!!! JAUHKAN TANGANMU DARI AKU!!! LEPAS!!! DASAR BAJINGAN!!!" teriak Anya meski menangis ketakutan tapi dia terus meronta, memberontak dan berusaha melawan pria gila itu supaya menjauh darinya.

******

BUGH!!!
Anya dengan keras mengadu kepalanya ke arah kepala pria gila yang hendak mencium bibirnya itu.

"Auh! Sialan! Dasar wanita tidak tahu terima kasih!" Marah pria itu pada Anya.

PLAAK!!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Anya, bahkan sebuah tangan kekar itu menjambak rambut Anya dengan sangat keras ke arah belakang.

Kepala Anya yang sedang berdenyut pusing karena diadu tadi dengan kepala pria itu, semakin membuatnya limbung bahkan hampir kehilangan kesadarannya.

"Daddy, tolong selamatkan aku... aku sudah tidak bisa bertahan lagi."
Doa Anya berharap arwah ayahnya yang dia percaya masih menjaganya hingga kini, bisa datang menolongnya.

Sebuah pintu dibuka dengan keras oleh seorang lainnya dari luar.

"Tuan, kita sudah dikepung oleh pengawal Erbach." Lapor seorang pria lainnya kepada pria bertopeng yang sedang mencoba melecehkan Anya.

"Sial! Bagaimana Erbach bisa tahu keberadaan tempat ini?! Kurang ajar!" Sahut Pria bertopeng itu dengan sangat kesal.

"Benny, suruh semuanya pergi dari tempat ini secepatnya! Tinggalkan saja wanita itu! Aku pasti bisa menikmatinya lain waktu!" Perintah pria itu dan langsung meninggalkan Anya dalam keadaan terikat dan mata tertutup sekaligus setengah sadar.

BRAAKK!!!
Pintu dibuka dengan kasar dari luar. Anya mendengar seorang pria memanggilnya, namun kesadarannya semakin menghilang dan akhirnya tak sadarkan diri.

"Anya! Anya! Astaga! Apa yang bajingan itu lakukan padanya?!" Panggil Barry sambil mencoba membebaskan Anya namun wanita itu justru menjadi limbung hampir terjatuh dari kursi itu. Tangan Barry segera sigap menangkap tubuh Anya sebelum benar-benar terjatuh.

BRAAK!!!
Sebuah kayu lapuk jatuh di belakang Barry.

"Sial! Mereka benar-benar ingin menghilangkan jejak dengan membakar tempat ini!" Rutuk Barry melihat kobaran api mulai membesar di sekitarnya.

Barry segera mengangkat tubuh Anya dan berusaha keluar dari ruang itu. Gudang yang sangat luas itu mulai terbakar setengahnya. Barry sedang mencari celah untuk dapat menemukan jalan keluar dari gudang itu.

"TUAN MUDA! SEBELAH SINI!" teriak Orland memanggil Barry dan segera membantu melindungi Barry juga Anya dari api yang semakin menyebar luas.

Barry berhasil membawa Anya keluar dari gudang itu sebelum api semakin melahap semua gudang. Orland segera melajukan mobil pergi dari gudang itu setelah Barry dan Anya masuk ke dalam mobil.

"Tuan muda dan nona Anya sudah berhasil keluar. Kalian semua segera pergi dari sana dan jangan tinggalkan jejak apapun!" Perintah Orland melalui alat komunikasi khusus untuk koordinasi tim pengawalan Erbach.

"Kita ke mansion pribadiku!" Perintah Barry pada Orland.

"Mansion?" Tanya Orland mengulangi perintah yang terasa ada yang salah. Mansion pribadi Barry adalah sebuah tempat rahasia Barry yang bahkan kedua orangtuanya pun tidak mengetahuinya.

"Orland, tidak biasanya kamu memiliki kekurangan pendengaran dan mengulang perintahku. Apa ada api yang tadi menyambar telingamu?" Sahut Barry yang tidak suka perintahnya diulang.

"Maafkan saya Tuan muda." Ucap Orland dan langsung memasuki sebuah wilayah sepi untuk mengganti otomatis penampilan dan plat mobil itu sebelum menuju ke mansion pribadi Barry.

Love Makes Me A Wild FoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang