🔥 gelinjang rindu pada petang 🔥

22 1 4
                                    


Senja keseribu masih menghitung detak rindu cahaya jingga.
Serat-serat asa merenda di jelujur awal burit menggores sketsa rona.
Dalam bening bejana rasa satukan sukma di seutas mimpi pengikat kita.
Labium ranum bergetar merafal ayat ayat rindu sepasang musafir cinta.

Senja menguak semesta ruang mengarak langkah-langkah petang.
Berkerabat dengan deburan ombak rindu kian jalang menantang.
Menunggui mekaran bunga krisan putih yang menebar riuh gelinjang.
Menyerakkan desah manja di jendela jendela mercusuar menjulang.

Di atas danau angsa yang menyeruakkan riam debar sejulur kokoh akar tunjang.
Menjelmakan raga pada sejoli angsa putih berkaki jenjang berenang bulu bulu telanjang.
Mengayuh tenang memagut cumbu asmara kepak sayap sang jantan memburai gairah terbentang.
Kepak sayap betina yang berkalung kilauan pelangi memutar manja mengibas ekor menabur genit merangsang.

Menepilah Putri Leda lalu hamburkan hasrat klasik yang memunguti patahan erotis.
Merebahlah bersama Dewa Cinta yang mengecup semburat gunung menjenguk dada melenguh manis.
Nikmatilah pertarungan legit bersimbah desah di laju gairah yang berayun ritmis.
Mendakilah dalam tatapan menghabiskan erangan di pujian setajam pena pujangga yang menghipnotis.

Engkau aku sepasang kupu kupu yang mengulum gula gula kasmaran.
Berbagi penampakan libidinal mesra meluruhkan tensi rindu yang rupawan.
Melepas cawan anggur menumpahkan candu menghujam asmaragama cantik sang perawan.
Menghela nafas yang meluruh di jamuan opera petang bersama sisa sisa tinta putih menulis aksara indah kenangan

Anjani di mekaran Krisan PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang