Luci baru selesai masak, ia menyusun makanan di atas meja dan tersenyum melihat Kakek yang keluar dari kamar dengan memegang pinggangnya.
"Mari makan"
"Mengapa dirimu selalu memasak dalam porsi yang banyak, kita hanya berdua"
Kakek duduk di kursi dan mengomel pelan, Luci tak menanggapi baginya tubuh kakek sangat penting dari pengeluaran uangnya walaupun ia harus bekerja keras setiap harinya.
Tok... Tok..
Keduanya memandang ke arah pintu dengan binggung.
"Siapa yang bertamu di malam hari?"
Kakek berkata sedangkan Luci bangun setelah mendapat perintah lewat tatapan mata dari kakeknya.
Ceklek..
Wajah tenang Luci membeku saat melihat gadis cantik di depanya sedang menelpon dengan bahagia belum menyadari kedatanganya.
"Hm.. Ibu jangan khawatir, aku baik baik saja disini"
Rambutnya yang tergerai tertiup angin dan pancaran cahaya dari rumah menambah kesan cantiknya gadis di depanya, Bella menunduk dan rambut lembutnya jatuh seperti air terjun.
"Iya... Bilang pada Ayah i miss him"
Bella mengusap rambutnya kebelakang, saat tanganya masih berada di kepala ia mengangkat kepala dan menatap ke depan.
Pesona ini membuat jantung Luci bergedup kencang, banyak gadis cantik yang mengejar dirinya dan menyatakan cinta tapi tak ada satu pun kecantikan yang mengalahkan pesona gadis ini.
Tatapanya yang polos mengantarkan kesan mengoda yang tidak gadis itu sadari.
"Kau..? Kau tinggal di sini?"
Bella berseru dengan kaget dan melihat sekitar rumah, lalu kembali ke wajah Luci dan tersenyum lebar.
"Halo aku Bella tetangga baru, maaf baru malam ini bertamu karena kemarin sore aku agak kelelahan"
Membungkuk dan mengambil tas merah berisi tonik kesehatan dari lantai samping kakinya dan menyerahkan ke arah Luci.
"Ini tonik kesehatan aku harap kau menerimanya"
"Kakimu sudah mendinggan?"
Luci mengambil tas dan melirik kaki bening Bella dari rok panjang yang di tiup angin pelan.
"Kaki?... "
Menunduk dan menatap ke kakinya.
"Aku rasa sudah mendingan"
Luci baru ingin berkata sesuatu tapi suara kakek datang menghampiri.
"Mengapa lama sekali?"
Maksud kakek mengapa Luci lama sekali melihat siapa yang bertamu, lalu ia tersenyum sopan dan membungkuk saat melihat gadis cantik di depan cucunya.
"Temanmu Ryu?"
Sebelum sempat Luci menjawab Bella mengonfirmasi dengan sopan dan jelas.
"Perkenalkan saya Bella, tetangga yang mendiami rumah 2 tingkat di depan. Maaf baru bertamu sekarang karena saat kemarin sore agak melelahkan merapikan barang"
Alasan klasik padahal dirinya datang setelah kakek menyiapkan segala hal, bisa di katakan Bella cuma terima bersih. Tapi karena tak ada satu pun yang tau anggap saja hal itu memang benar.
"Oh, ini rupanya"
Kakek mendekat dengan wajah gembira.
"Sudahkah dirimu makan, jika belum ayo makan. Ryu masak banyak hari ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/302497114-288-k950792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Bella!....Run! (END) (REVISI)
Fiksi Remaja"Selamat Adik manis kau telah menjadi saudara 'tiriku' yang tidak aku harapkan!" "Oh terimakasih, tapi tidak perlu terlalu menekan ucapanmu seolah olah memperjelas posisiku 'kakak tiri'" Dua setan kecil bersatu dan menjadi sebuah keluarga, kakak l...