Tekan vote dulu ya
Udah?
Klo udah happy reading🍁
———————————————————
Grisel memasuki rumah nya ralat mansion nya setelah selesai berlatih tadi
"Baby girl"
Grisel berhenti melangkah ketika sebuah suara serak dan berat memanggil dirinya, memang bukan memanggil dengan nama nya
Tetapi dia memang sering di panggil baby girl oleh keluarga nya, makanya dia berhenti
Grisel membalikkan badan nya, setelah melihat siapa yang memanggil nya ia pun langsung berlari dan melompat ke gendongan pria itu
Grisel kira tadi daddy nya yang memanggil, ternyata kakak laki-laki nya.
Bukan apa, hanya saja suara daddy dan kakak nya itu mirip. Makanya kadang dia suka bingung
Kakak grisel—Aias Vincenzo tersenyum gemas setelah sempat terkejut tadi dan dengan segera membalas pelukan adik nya dengan menggendong Grisel ala koala
"Kangen banget sama baby girl" bisik Ias di telinga Grisel
Grisel terkekeh geli karena Ias mendusel-duselkan hidung nya di leher Grisel
"Aku juga kangen banget sama kak ias" Grisel balas berbisik di telinga Ias
Wajar saja jika Grisel rindu pada kakak nya karena satu bulan lamanya Ias pergi ke luar negri untuk menyelesaikan suatu proyek pekerjaan
Grisel jarang bahkan hampir tidak pernah berjauhan dengan Ias dalam jangka waktu yang lama
Ias berjalan dengan masih menggendong Grisel menuju sofa di ruang tamu
Setelah sampai dia menurunkan Grisel di atas sofa tersebut, dan mengambil tempat di samping Grisel
"Nggak ketemu sebulan kok kakak radak pangling sama kamu Gris" Ias menyengir, dia memang radak pangling dengan wajah adik nya. Walaupun mereka sering video call tapi tetap saja bertemu langsung itu rasa nya beda
"Masa sih kak? Perasaan wajah aku ya gini-gini aja dari dulu, emang nya waktu vc wajah aku beda tah?"
"Beneran deh, adik kakak ini kok makin cantik aja sii. Makin hari kamu makin mirip sama mommy Gris" jawab Ias dengan nada lirih di kalimat akhir nya sehingga Grisel tidak mendengar nya
"Aku emang cantik si" satu hal yang harus kalian tau, Grisel kalo udah di puji bukan nya malu malah nambah narsis
"Yeee malah sombongg"
"O iya kamu kok kayak nya kakak liat cepet gede nya si baby, padahal dulu tinggi nya masih sedengkul kakak" Ias mengeluh dengan pertumbuh kembangan sang adik yang menurut nya sangat pesat itu
Ias masih ingin bersama dengan adik nya, bisa saja kan suatu hari ada pria yang melamar dan ingin menikah dengan adik nya, ia sama sekali tidak masalah jika Grisel melangkahi nya
Hanya saja dia masih belum rela jika harus melepas Grisel dalam waktu dekat.
"Ya masa aku segitu-gitu aja tinggi nya, nggak mungkin kan kak" sebenarnya Ias sudah sering berkata seperti itu, makanya Grisel agak gimana gitu
Bukan nya apa ya, menurut Ias adik nya itu sangat sempurna makanya dia parno kalau sewaktu-waktu dia harus melepas Grisel pada calon suami nya nanti
Ias cemberut "ya gimana dong, kakak takut nanti kamu cepet gede, takut kamu cepet dewasa, terus nanti kamu nikah, terus kamu ninggalin kakak, terus kakak jadi kesepian"
Grisel terkekeh ringan mendengar kata 'terus' yang di ucapkan kakak nya. "Aku nggak mau ngelangkahin kakak si, tapi kalau udah ketemu jodoh nya yaaa bisa jadi ngelangkahin hehe"
"Makanya kakak cepet nikah dongg, biar kakak nggak kesepian, biar nanti juga aku punya kakak cewek" lanjut Grisel
Ias mencium kecil hidung Grisel "kalau belum ketemu jodoh nya ya mau gimana lagi sayang" jawab Ias sambil mengangkat kedua bahu nya
"Awas loh nanti kakak jadi perjaka tua hhaa"
"Dih, enggak yaa.. Kalo udah ketemu sama yang pas mah kakak gass langsung nikah dong"
Masih asik berbincang tiba-tiba dari arah tangga muncul seorang pria tampan yang usia nya dua tahun di bawah Grisel
Pria itu—Aris Aart Kleo dia adalah adik dari Ias dan Grisel. Jadi orang tua nya itu mempunyai 3 anak yaitu mereka Ias, Grisel, dan yang terakhir Aris
Ias yang berusia 23 tahun, Grisel yang berusia 17 tahun, dan Aris yang masih berusia 15 tahun.
Tiga bersaudara ini sering di panggil IGA oleh keluarga-keluarga nya. Iga adalah singkatan dari nama depan panggilan mereka jika dalam lingkungan orang terdekat, I untuk Ias, G untuk Grisel, dan A untuk Aris
"Loh abang udah pulang? Kok Aris nggak tau si" Aris bertanya sambil mengerutkan alis nya bingung, lah kok abang nya udah pulang tapi kok dia nggak tau gitu
Ias dan Grisel menolehkan kepala pada Aris yang berjalan ke arah mereka
"Udah lah, la ini buktinya abang disini" serobot Ias dengan nada sedikit sewot
Aris mendudukkan dirinya disebelah Grisel "Ya kan Aris nggak tau bang... Aris kira masih lama pulang nya"
"Ini kan udah satu bulan, proyek nya juga udah selesai makanya abang pulang"
"Kenapa kok tanya nya gitu? Kamu nggak seneng ya abang pulang?" tanya Ias dengan menyipitkan mata nya, curiga bahwa sang adik bungsu tidak senang jika dia pulang
"Dih siapa yang bilang nggak seneng? Aku mah seneng aja asal ada buah tangan nya"
"Yeeuu ada mau nya juga kan ujung-ujung nya"
"Tapi kan sebelum abang berangkat aku udah bilang kalo abang pulang harus bawa oleh-oleh"
Ias menghela napas nya "iya-iya tuh kalo mau ambil aja di mobil"
Aris bersorak dan segera mengambil oleh-oleh nya setelah tadi dia mencium pipi kakak perempuan nya
"Ariss!"
———————————————————
Sampai sini dulu..
Klo ada typo tandain ajaNext gk nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengendali (On Going)
Teen Fiction*** Ketika singa sudah menemukan pawangnya Ketika iblis sudah menemukan pengendalinya Ketika sang raja sudah menemukan ratunya dan Ketika kegelapan sudah menemukan penerangnya *** 📌Saya buat cerita bukan untuk di PLAGIAT! 📌Cerita ini murni hasil i...