Flashback ON
Pemuda berkulit pucat itu menuruni kendaraan roda empat miliknya seraya tersenyum.
Angin sejuk menerpa surai kelamnya, tatkala ia mempercepat langkah menyambut gadis kecil yang berlari menghampirinya.
”O-Oh, be careful Baby!” Ujarnya, merentangkan tangan untuk menyambar tubuh kecil sang adik yang terkikik nyaring.
”Yoongi Oppa!” Pekik Lalisa, yang masih mengenakan seragam sekolah dasar berwarna merah muda.
Surainya yang panjang ditata dengan gaya kuncir dua, hasil karya Yoongi pagi tadi.
”Kenapa bersemangat sekali, hm?” Yoongi mulai melangkah kembali ke arah mobilnya dengan Lalisa di dalam gendongan, sesekali mendaratkan kecupan di pipi gembil sang gadis.
”Adik bayi! Mau lihat adik bayi!” Seru Lalisa, mengeratkan dekapan tangannya di leher Yoongi.
Tentu saja, permintaan Lalisa adalah perintah bagi Yoongi.
”Kyaaa! Adik bayi! Mau bertemu adik bayi!” Lalisa melompat-lompat kecil di tepian tempat tidur perawatan sang ibu begitu mereka sampai di rumah sakit.
”Jangan berteriak keras-keras, Lily. Nanti Lily dimarahi bibi suster.” Peringat Yoongi, yang sontak membuat Lalisa membungkam bibirnya dengan kedua tangan.
Terkekeh melihat tingkah adik perempuannya, senyuman Yoongi tak bertahan lama setelah menyadari raut wajah sang ayah yang tampak tak bersahabat.
Perlahan, Marco merengkuh tubuh mungil Lalisa ke dalam gendongannya dan berbisik, ”Tunggu sebentar di sini, okay? Tunggulah adik bayi di sini sampai ia selesai dipersiapkan, mengerti Princess?”
Lalisa mengangguk bersemangat, seketika melepaskan diri dari dekapan sang ayah dan duduk dengan rapi di atas sofa.
”Son, bisa kita bicara sebentar?” Ujar Marco, menarik atensi Yoongi dari Lalisa, ”Tanpa Lily.”
Kening Yoongi berkerut, namun tetap mengangguk patuh.
Pemuda itu lantas membisikkan sesuatu pada sang adik perempuan, mengakhirinya dengan usapan hangat di surai lembut Lalisa dan menggumam, ”Good girl.”
Yoongi membuntuti Marco untuk keluar dari kamar perawatan menuju sudut lorong yang tak jauh dari sana.
”Bayi itu, bukan darah dagingku.”
Yoongi hampir tersedak salivanya sendiri menyadari maksud perkataan Marco.
”Dad, kau tidak pantas diperlakukan seperti ini.” Lirih Yoongi dengan ekspresi tak percaya.
Masih tak mengerti mengapa sang ayah angkat masih terus mempertahankan pernikahan yang penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan.
”Aku bertahan hanya demi Lily, setidaknya, hingga ia cukup mengerti bagaimana cara mengatasi rasa sakit akibat sebuah perpisahan.”
Yoongi menyorot Marco dengan tatapan penuh keprihatinan.
”Oleh karena itu, aku membutuhkan pertolonganmu, Nak.” Marco menepuk hangat bahu pemuda di hadapannya.
”Carikan panti asuhan terbaik untuk menampung bayi itu, aku akan menanggung seluruh kebutuhan hidupnya hingga ia dewasa.”
Manik Yoongi membelalak.
”Dad..”
”Aku hanya manusia biasa,” Gumam Marco dengan suara bergetar, ”Yang tak sanggup membesarkan darah daging lelaki lain yang telah meniduri istriku.”
Berlawanan dengan Marco yang mencoba tegar, tangis Yoongi pecah melihat luka yang tergurat jelas di wajah tampan sang ayah angkat.
”Baik, Dad. Aku akan segera mengurus segalanya. Tapi aku perlu nama untuk mengurus dokumen-dokumennya.”
Marco menarik Yoongi menuju sebuah ruangan yang dikelilingi kaca transparan, di mana para bayi yang baru dilahirkan dibersihkan dan ditidurkan di sana sebelum diserahkan kepada keluarga.
Ia menujuk sebuah kotak tidur berisi seorang bayi lelaki tampan, yang jelas tak memiliki fitur wajah layaknya dirinya.
”Beri ia nama Haruto Watanabe, putra dari Seiji Watanabe.”
The Lost Love - To be continued.
Ini prekuel Suga' Daddy ya Guys, dan plot cerita yang berhubungan dengan chapter-chapter yang ada di sini udah dijelasin semua di sana, ini cuma kisah flashback-nya.
Jadi Dee nggak bakal jelasin alur ceritanya dari awal ya 😩
- Dee -
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Love [Prequel of Suga' Daddy] - COMPLETE
FanfictionIni kisah Lalisa bersama Yoongi Oppa kesayangannya. Another drabble, persembahan khusus untuk hari lahir Min Yoongi, my forever ult bias. Tetap dibumbui keuwuan Taelice pastinya 🖤 ✓brother-sisterhood story ✓love ship > taelice ✓300-500 words per ch...