Ini kisah Lalisa bersama Yoongi Oppa kesayangannya.
Another drabble, persembahan khusus untuk hari lahir Min Yoongi, my forever ult bias.
Tetap dibumbui keuwuan Taelice pastinya 🖤
✓brother-sisterhood story
✓love ship > taelice
✓300-500 words per ch...
Berpakaian serba hitam, dan berlindung di balik bayangan.
Itu yang akan Yoongi lakukan setiap kali merindukan wajah adik perempuannya.
Hari ke hari, tahun demi tahun, ia menyaksikan Lalisa tumbuh menjadi gadis yang begitu cantik dan menawan.
Surai keemasan tergerai panjang, menghiasi wajah mungil berpipi tembam dengan manik bulat yang menyempurnakan keindahan sosok ramping nan jenjang.
Sayang, semua itu hanya mampu ia pandangi dan kagumi dari jauh.
”Kau mendengar saranku rupanya,” Lay menyela lamunan Yoongi, yang hari ini berpenampilan sedikit berbeda.
Alih-alih busana serba hitam seperti biasanya, kini hoodie abu-abu, dan topi berwarna senada yang melekat di tubuhnya.
”Kau benar,” Sahut Yoongi, tak mengendurkan atensi dari gerbang sekolah Lalisa barang sedetik pun, ”Berpakaian layaknya mata-mata justru membuatku menjadi pusat perhatian.”
Pemuda berkulit pucat itu menegakkan tubuh tatkala mendengar bel tanda waktu pulang sekolah telah berbunyi.
Tak lama kemudian, para siswa dan siswi berhamburan, bersorak sorai dan bercengkerama satu sama lain, merayakan hari penuh siksaan di dalam penjara bernama sekolah yang telah terlewati.
”Kapan kau akan menemuinya dan mengatakan bawah Yoongi Oppa-nya masih ada di dunia ini dan setiap saat mengintai keberadaannya dari balik bayangan?” Tanya Lay, bersama Yoongi, kini menatap lekat sosok cantik yang mereka nanti melangkah seorang diri.
Sejak menemukan keberadaan adik kecil nan cantiknya, Yoongi menyadari satu hal yang berbeda dari gadis itu.
Lalisa tak ubahnya gadis pendiam dan penyendiri, tak pernah lagi menampilkan senyuman lebar berhiaskan kerling indah di manik kelabunya.
Gadis itu kini lebih senang menghabiskan waktunya seorang diri, tampak tak lagi tertarik menjalin sebuah hubungan bernamakan pertemanan.
”Dengan wajah monster ini? Tidak akan pernah.” Yoongi membenahi letak masker yang menutupi sebagian wajahnya yang kini dihiasi luka bakar mengerikan.
Sekuat tenaga, ia menahan diri untuk tidak berlari menghampiri Lalisa dan mendekap erat adik perempuannya.
Ia tahu, terlalu banyak resiko yang akan mereka tuai bila dunia tahu, Min Yoongi, putra angkat kesayangan Marco Bruschweiler, masih hidup dan berhasil menyelamatkan diri dari kebakaran naas itu.
Semua orang akan memburunya, hingga bukan tidak mungkin Lalisa pun akan kena imbasnya.
”Aku akan menjaganya dari jauh, hingga saatnya tiba. Setidaknya, hingga aku menjadi jauh lebih kuat dari sekarang.” Yoongi mendesah resah.
Ia merindukan Lalisa. Sangat.
Namun mereka harus bersabar sebentar lagi.
”Laiv telah menentukan wasiatnya, dan ketika saatnya tiba, kekuatanmu takkan terbantahkan lagi, Yoongi-ya.” Gumam Lay, beranjak dari duduknya dan menyamai langkah sang rekan, yang kini mulai membuntuti Lalisa.
Hidup Yoongi mungkin memang penuh nestapa, namun di sisi lain, nampaknya dewi fortuna tak lekang terus mengiringi langkahnya.
Berbulan-bulan terdampar menjadi tunawisma setelah peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa ayah angkatnya, Yoongi menarik perhatian seorang lelaki paruh baya yang ternyata adalah pemimpin sebuah klan terkuat di wilayah pemuda itu berada.
Kelihaiannya dalam berkelahi, mencuri, dan melarikan diri dari kejaran polisi, membuat Laiv, panggilan yang mereka sematkan kepada sang pemimpin, meminang Yoongi untuk menjadi tangan kanannya.
Dan kini, menjadi orang kepercayaan terkuat sang Laiv, yang akan mendapatkan tampuk kepempimpinan begitu sang ketua tutup usia.
”Ketika Laiv mengalihkan kekuasaannya, sepertinya aku perlu membeli wajah baru.” Tanya Yoongi, kini berbelok ke arah blok di mana tempat kursus Lalisa berada.
”Qualcosa bolle in pentola.” Sahut Lay, menarik sebatang rokok dari saku celana dan menyulutnya.
Yoongi mengangguk, menatap lekat punggung Lalisa yang kini menghilang di balik pintu tempat kursus menari yang selalu ia datangi setiap hari Selasa dan Jumat.
”Dan ketika hari itu tiba, aku bukan lagi seorang Min Yoongi. Panggil aku Suga.”
The Lost Love -To be continued.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author Note:
- Laiv (Italian) = Raja - ”Qualcosa bolle in pentola.” (Italian idiom), means something is brewing, a plot or a plan is underway atau ”Sebuah rencana telah ditentukan.”