Chapter 3

40 21 6
                                    

Astaga, Mama ??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Astaga, Mama ??

kakiku berhenti melangkah, tubuhku seketika membeku, saat melihat wanita di depanku berdiri dengan menawan menatap kearah ku, dia benar-benar mirip dengan wajah Mama. Sungguh, aku terdiam menatap wanita itu. Berharap wanita yang mirip dengan Mama memang Mama-ku.  Tetapi itu hanya angan-angan belaka, aku tahu wanita ini bukan Mama.

Jika dia memang mama, sejak aku turun dari kereta kuda pasti mama berlari dan bertanya Apakah aku baik baik saja? Apakah ada yang terluka? 

"Silakan, Nona Jennia. Nyonya Ratu menunggu Nona." Bisik gadis seusia ku.

Ternyata sejak tadi gadis ini mengikuti ku saat menyapa mereka semua. Detik itu juga, aku bergerak, menoleh kearah gadis yang berbisik di telingaku. Aku menelan ludah, gugup, lalu melanjutkan langkah mendekati wanita yang mirip dengan Mama atau Nyonya Ratu.

Saat di lihat dengan jarak yang dekat, aku bisa melihat dengan jelas wajah wanita ini, sangat mirip dengan Mama. Aku membungkuk memberi hormat, Refleks melakukan itu, sekaligus menutupi mataku yang saat ini berkaca kaca. 

Aku merasa gugup, aku sangat yakin bahwa aku sedang menjadi pusat perhatian sekarang, menatap sedih, sekaligus bingung kearahku karena ekspresiku yang terlihat kaget melihat Nyonya Ratu.

"Mendekatlah, aku ingin memelukmu." Ucap Nyonya Ratu, walaupun hanya bersuara, aku bisa merasakan suasana yang begitu dingin dan pekat. Aku mendekat, lalu memeluk wanita yang mirip dengan wajah Mama. Aku semakin yakin bahwa wanita ini bukan Mama karena Mama selalu memelukku, dan aku tidak merasakan kehangatan yang sama saat memeluk wanita ini.

Pelukan kami tidak lama, aku mundur sedikit karena jarak kami begitu dekat setelah selesai berpelukan.

"Aku senang melihatmu baik baik saja, walaupun kamu melupakan beberapa ingatan, termasuk Negeri Zephyra. Tetapi aku harap, kamu mengingat siapa wanita yang berdiri di depanmu ini." Ucap Nyonya Ratu, tersenyum kecil, senyuman itu tidak lama. Aku bisa melihat, wanita ini menahan agar tidak menangis didepanku. Juga tidak sabar menunggu jawabanku.

Dan lagi lagi aku masih mencari perbedaan antara Mama-ku dan Nyonya Ratu, dari cara berbicara saja berbeda dengan Mama. 

Aku menggeleng pelan, aku yakin respon singkat dari ku membuat wanita itu kecewa. Aku harus jujur, aku tidak ingin membuat kekacauan dengan berbohong. Sekali berbohong, seterusnya akan seperti itu untuk menutupi kebohongan selanjutnya.

Nyonya Ratu membalas dengan tersenyum kecil, terlihat sedang menutupi kekecewaan dan kesedihannya. Saat itulah Hujan turun dan akhirnya semua yang berdiri disini tahu kalau Nyonya Ratu sedang bersedih kecuali aku. Saat ini aku melupakan ucapan Trag tentang perubahan cuaca disini itu berdasarkan perasaan Nyonya Ratu, pemimpin Negeri Zephyra. 

Wanita yang mirip dengan Mama melangkah memasuki pintu istana, diikuti dua wanita tua sepertinya mereka orang kepercayaan Nyonya Ratu. Aku tidak bisa berhenti bilang, Wania yang mirip dengan Mama. Karena wajah mereka sama. 

Negeri ZephyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang