Chapter 6

12 3 1
                                    

Perbincangan hangat sekaligus membuat perasaan ini gelisah ditutup dengan pelukan hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perbincangan hangat sekaligus membuat perasaan ini gelisah ditutup dengan pelukan hangat. Aku tidak keberatan jika mengunjungi Negeri Zervand saat usia ku 17 tahun, hanya perlu menunggu satu tahun lagi.

"Lyly!" Teriak ku, aku berlari menghampiri Lyly, mengabaikan orang orang disekitarku yang menunduk disaat aku melewati mereka. Aku mulai terbiasa sebagai Tuan putri. 

"Nona, jangan lari." Ujar Lyly yang ikut menghampiriku dengan langkah yang cepat.

"Aku mencarimu kemana-mana." Ujarku, mengatur napas. "Nona tidak perlu mencariku sampai berlarian seperti ini." Lyly menjawab sambil memberiku segelas air putih. 

"Lalu bagaimana aku bisa menemukanmu, jika tidak di cari?" Tanyaku, masuk akal tetapi terdengar mengkhawatirkan bagi Lyly. Bagaimana tidak? Lyly masih sedih dan khawatir karena Jennie-nya melupakan semuanya, bahkan cara memanggil Lyly saja lupa.

"Nona hanya perlu ke kamar, dan mengaktifkan alat komunikasi dan aku akan datang ke kamar Nona." Jawab Lyly berusaha menutup kesedihannya, dia mencoba untuk tetap profesional.

Aku mengangguk, paham dengan maksud Lyly.

"Bagaimana dengan Nyonya Ratu? Apakah beliau mengizinkan Nona ke Negeri Zervand?" Tanya Lyly mengubah topik pembicaraan, bahkan jika Lyly tidak membahas tentang perizinan ini, aku pasti sudah lupa. 

Aku menggeleng, "Satu tahun lagi diperbolehkan, usiaku belum 17 tahun." Jawabku sedikit kecewa. 

"Sudah ku duga."

Aku menoleh, melihat Lyly, menunggu penjelasan dari Lyly. Apa maksud dari Sudah kuduga itu?

"Ah! sebenarnya aku tahu Nona tidak akan diizinkan karena usia Nona belum 17 tahun." Jawab Lyly tertawa kecil, merasa terancam dengan tatapanku. Aku merasa kesal tetapi ini masalah kecil, tidak perlu sampai membenci ataupun mendiamkan Lyly tapi perjuanganku untuk bisa menghampiri Nyonya Ratu itu benar benar sulit dan butuh keberanian.

"Maafkan aku, Nona. Aku hanya ingin melihat Nona mengobrol lama dengan Nyonya Ratu. Sebenarnya aku juga kaget melihat Nona setuju dengan saranku untuk meminta izin secara pribadi kepada Nyonya Ratu." Ujar Lala menunduk, merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Tapi kenapa kamu kaget saat aku setuju? Apakah Jennie itu jarang mengobrol dengan ibunya sendiri?" Tanyaku tanpa memikirkan apa yang sedang aku katakan.

"Nona sedang memaki diri sendiri?" Bukannya menjawab, Lala malah bertanya hal tersebut. "Eh, tidak, lupakan saja! Aku ingin mandi." Jawabku, kesal, melangkah terlebih dahulu. Sedangkan Lala, hanya diam menatap diriku yang dia lihat sebagai Jennie. Aku benar-benar malu!

🌹🌹🌹

Aku tidak pernah tahu kalau ada pintu rahasia didalam lemari yang super tinggi ini. Apakah Lala tahu? Tidak! Dia tidak tahu. Aku mengetahui hal tersebut karena aku memperhatikan Lala membersihkan lemari yang ada pintu rahasia tetapi Lala tidak juga membersihkan pintu rahasia tersebut ataupun membahasnya, padahal dari pandangan Lala, aku tidak ingat apapun. Seharusnya dia membahasnya dong? tapi kenapa tidak? Nah, dari situlah aku menyimpulkan bahwa Lala tidak tahu tentang pintu ini dan karena itulah aku menyebut pintu rahasia. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Negeri ZephyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang