-No news-

696 118 14
                                    


🦊 Happy Reading 🦊


"Kau masih ingat rumah?"

Hinata menatap datar pria paruh baya yang kini tengah terduduk di sofa ruang tamu rumah mereka.

Dia baru saja tiba di mension megah itu dan ketika ia masuk ayahnya sudah menunggu dia di ruang tamu.

Pria paruh baya itu terduduk di sana sembari menatap Hinata dingin. Dia bangkit dari duduknya menghampiri sang putri.

"Apa kau pikir baik, seorang gadis pulang malam-malam seperti ini? Dari mana saja kau? Setelah pulang sekolah kau tidak langsung kembali ke rumah, pergi kemana kau Hinata?"

Hinata menatap ayahnya yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Khe ... " Hinata tertawa sinis. "Apa peduli mu?"

'Plak'

Bunyi nyaring akibat beradunya tangan besar Hiashi dengan pipi mulus Hinata terdengar jelas ditengah heningnya mension itu.

Hinata memejamkan matanya erat. Ditampar oleh sang ayah bukanlah hal baru baginya. Rasa sakit karena tamparan itu sudah biasa ia rasakan.

Mengangkat kepalanya yang tertoleh secara paksa kesamping. Kedua pasang netra kelabu itu bersitatap. Pandangan mereka saling menghunus satu sama lain.

Tanpa peduli dengan ayahnya, Hinata pergi begitu saja meninggalkan pria paruh baya itu sendiri disana.

Dia lelah. Tubuh dan jiwanya.

🦊 Kyubi and His Love 🦊

'Brak'

Dia merebahkan tubuhnya dengan kasar keatas ranjang.

"Cih ... "

Dia mendecih ketika merasakan air mata jatuh dari sudut matanya. Tangannya terangkat menghapus liquid bening itu kasar.

Netra kelabunya menatap kosong langit-langit kamarnya. Dia lelah, besok ia harus kembali sekolah lagi.

Perlahan-lahan kelopak mata putih itu terpejam. Dia ingin beristirahat. Sebentar saja biarkan dia melupakan semua kekacauan yang terjadi di hidupnya.

🦊 Kyubi and His Love 🦊

"Hinata apa yang sedang kau lamun 'kan?" Sakura menepuk pelan pundak Hinata ketika melihat gadis bersurai indigo itu tengah melamun sembari menopang dagunya dan menatap keluar jendela.

Hinata bergeming. Dia menoleh menatap teman sebangkunya. "Tidak ada," jawabnya singkat.

"Huh ... " Sakura menghembuskan nafas panjang. Hinata itu terkenal sangat dingin dan anti sosial di sekolah mereka. Gadis itu hanya berbicara seperlunya, itupun kalau diajak bicara, jika tidak dia hanya akan diam.

"Kau tidak ke kantin?" Sakura masih berusaha berbasa-basi. Jujur dia sangat ingin berteman akrab dengan Hinata.

"Tidak." Lagi dan lagi, jawaban yang singkat padat dan jelas.

"Hinata aku selalu melihatmu membawa bekal tapi kau tidak memakannya, dan kau juga tidak mau makan di kantin? Sebenarnya untuk siapa bekal itu?"

[3] Kyubi and His Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang