🦊 Happy Reading 🦊
Berlari, berlari dan berlari. Kaki mungil tanpa alas kaki itu terus berlari. Hawa dingin karena salju tidak membuat ia berhenti.
Hidungnya memerah, air mata jatuh dari mata bulannya hingga ke pipi.
Berlari dan terus berlari tanpa tujuan.
Sebuah gerbang dengan tulisan 'Forest of Death', menjadi tempat yang ia masuki. Berlari kesana, ditengah sunyinya kegelapan malam.
Dia tidak peduli dan tidak tahu, bahwa tempat yang ia masuki adalah tempat yang berbahaya, nyawanya mungkin saja akan terenggut disana.
'Forest of Death', atau hutan kematian, adalah hutan yang sangat luas.
Dia berhenti tepat di tengah hutan. Kepalanya ia dongakkan ke atas, burung gagak bernyanyi menambah kesan mencekam di malam itu.
Ranting dan dahan pohon yang berada diatasnya serasa berputar, kepalanya pusing.
Dia menurunkan pandangannya menatap sekeliling. Netra bagai bulan malam itu terpaku pada seorang anak laki-laki, nampak seumuran dengannya tengah bersembunyi dibalik pohon seraya mengamati dirinya.
'Syut'
Semilir angin berhembus dengan cepat membuat poni indigonya berterbangan.
Netra kelabu itu menatap tanpa berkedip anak laki-laki dihadapannya.
"Apa kau takut padaku?" Anak laki-laki itu bertanya dengan sedikit ragu.
"Tidak!" Jawabnya singkat padat namun jelas, dengan nada tegas.
"Kau yakin? Aku ini monster kau tahu?" Anak laki-laki itu berjalan keluar dari persembunyiannya, membiarkan anak perempuan itu melihat wujudnya yang sesungguhnya.
Netra kelabunya membola ketika melihat sembilan ekor terdapat di balik punggung anak laki-laki itu.
"Bagaimana? Sekarang kau takut?" Lagi anak laki-laki itu bertanya.
"Kau tidak terlihat seram sama sekali." Dengan santai dan tanpa beban anak perempuan itu berjalan menghampiri si anak laki-laki.
"Jangan mendekat atau kau akan menyesal!" Anak laki-laki berteriak dengan salah satu tangannya yang ia julurkan ke depan meminta gadis itu untuk berhenti mendekat kearahnya.
Si anak perempuan tidak peduli dia tetap meneruskan langkahnya. Melihat itu si anak laki-laki pun berbalik. Jika anak perempuan itu tidak mau menjauh darinya maka dia yang harus pergi dari sana.
'Grep'
Baru satu langkah kaki mungil itu ingin berlari pergi dari sana kini terhenti. Manik sebiru lautannya bergetar tak percaya ketika kini ia melihat sepasang tangan mungil yang melingkari pinggangnya.
"K-kau, apa yang kau lakukan?!" Dia memberontak hingga pelukan itu terlepas. Ditatapnya marah netra kelabu si anak perempuan.
Netra kelabu itu berkaca-kaca. "Kau membenciku? Kau akan meninggalkan ku sekarang?"
Si anak laki-laki terpaku. "B-bukan begitu! Aku monster!"
"Kenapa semua orang selalu meninggalkan ku?" Dia bertanya dengan suara yang bergetar. Air mata kembali jatuh dari mata bulannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Kyubi and His Love ✔
NouvellesKaki mungilnya berlari menapaki salju. Hidungnya memerah, air mata jatuh dari netra bulannya hingga ke pipi. "Apa kau takut padaku?" "Tidak!" "Aku monster kau tahu?!" "Um, kau tidak terlihat menyeramkan sama sekali." "Jangan mendekat atau kau akan m...