🦊 Happy Reading 🦊
Hinata memulai aktivitasnya seperti biasa setelah kejadian yang hampir merenggut kehormatannya sebagai seorang gadis.
Setelah dari kantor polisi ia langsung pulang kerumah. Hinata bersyukur karena saat itu sudah tengah malam maka sang ayah sudah tertidur.
Saat pagi pun pria tua itu tidak mengatakan apa-apa padanya seolah acuh. Hinata kesal dan tidak habis pikir, entah kesalahan apa yang dia lakukan sehingga membuat ayahnya begitu tega pada dirinya. Dia tidak pernah meminta untuk lahir. Ayah dan ibunya lah yang berbuat sehingga dia hadir di dunia ini.
Berbicara soal ibunya, Hyuga Hikari, wanita itu sudah meninggal. Dia meni. Itulah salah satu alasan kenapa sang ayah begitu membencinya. Mengatakan bahwa karena Hinata lah sang ibu meninggal.
Saat tiba disekolah Hinata semakin dibuat kesal oleh Sakura yang menginterogasinya karena melihat perban yang melingkar di kepalanya. Entah kenapa gadis itu sangat suka mencampuri semua urusannya.
Hinata berjalan santai menenteng kotak bekal yang ada ditanganya. Seperti biasa dia akan mengantarkan bekal untuk Naru. Kejadian tadi malam memang masih sedikit mengganggu pikirannya, namun Hinata berpikir waktu tidak akan berhenti berputar hanya karena dia sedang tidak baik-baik saja. Setidaknya dia bersyukur karena masih dapat menjaga kehormatan.
Dia berdiri tegak didepan pintu masuk hutan kematian. Tepat disana tertulis "Forest of Death," yang artinya hutan kematian.
"Huh ... " Dia menghela nafas singkat sebelum mulai berjalan masuk kesana. Pergi ke tempat yang sama, kuil yang menjadi tempat dimana dia meletakkan bento yang dia buat untuk Naru.
Setelah meletakkan bento itu ditempat biasa Hinata hendak pergi, namun ketika ia berbalik Naru sudah berdiri dibelakangnya.
"Naru ... " Lirihnya. Hinata sempat terkejut namun ia segera memperbaiki ekspresinya dan kembali memasang wajah datar.
Naru memandang Hinata dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.
"Ada apa? Apa kau ingin langsung pergi lagi?" Tanya Naru.
Hinata terdiam sesaat sebelum menjawab. "Tentu saja. Aku punya banyak urusan." Hinata berjalan, hendak melewati Naru namun pemuda itu mencekal pergelangan tangannya.
Naru menoleh menatap Hinata yang kini berdiri disampingnya. "Apa yang terjadi padamu? Siapa yang membuat kau terluka?" Naru terlihat khawatir, melihat Hinata yang nampak pucat ditambah lagi perban yang melilit kepala gadis itu.
Hinata menoleh menatap Naru yang masih memandang dirinya cemas. Dia menatap Naru datar. "Ini yang terjadi ketika aku mencoba menuruti perkataanmu dan jatuh cinta pada orang lain."
'Deg'
Naru terkejut. Hinata mencoba mencintai laki-laki lain?! Jadi selama satu minggu tidak bertemu adalah cara Hinata untuk melupakannya secara perlahan?
Naru tersenyum getir. Sudut hatinya terasa sakit, mendengar Hinata mencoba untuk membuka hati pada laki-laki lain.
"Apa yang laki-laki itu lakukan padamu?" Masih dengan posisi yang sama Naru kembali bertanya.
"Bukan hal yang besar, dia hanya mencoba melecehkan ku, itu cukup membuat aku berpikir untuk bunuh diri."
Lagi perkataan Hinata membuat Naru merasakan sakit yang teramat sangat di hatinya. Hinata hendak bunuh diri? Dan siapa lelaki yang mau melecehkannya itu?!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Kyubi and His Love ✔
Historia CortaKaki mungilnya berlari menapaki salju. Hidungnya memerah, air mata jatuh dari netra bulannya hingga ke pipi. "Apa kau takut padaku?" "Tidak!" "Aku monster kau tahu?!" "Um, kau tidak terlihat menyeramkan sama sekali." "Jangan mendekat atau kau akan m...