18.

1.6K 290 11
                                    

Persiapan telah dilakukan untuk menyelamatkan Eren. Pasukan pengintai untuk sementara ditanggugkan dari kemiliteran, dan ditangkap beserta sang komandan yang dibawa oleh pasukan kerajaan.

"Kenapa aku harus menuruti ucapan si cebol dan kacamata gila itu" Umpat (name) ketika memikirkan kembali ucapan Levi dan Hanji yang memerintahkannya untuk menyerahkan diri secara sukarela untuk sementara ini.

Kedua tangannya diborgol, tidak kuat dan sangat mudah untuk menghancurkan nya.

Crak

"Mereka ingin mengekang ku? Coba saja kalau bisa, terimakasih atas tutorial melepaskan borgol dimedsos"

Saat ini gadis itu masih didalam kamar sendirian, karena permintaannya untuk membawa beberapa barang yang entah kenapa di turuti oleh penjaga.

"Hey kau kalau sudah siap cepatlah, cih dasar wanita untung saja kau lumayan manis"

Brakk

"Jangan pernah meremehkan seorang gadis dasar pak tua"

###

"Kami sudah membeli beberapa kebutuhan, dan polisi militer mencari pasukan pengintai yang lain" Ucap Jean dan Armin seraya menyerahkan selembar kertas buronan.

"Kenapa wajah kalian seperti itu, ada sesuatu yang terjadi? "

Jean dan Armin saling melirik, terlihat sedikit takut memberitahu kapten mereka.

"Kami juga mendengar jika salah satu prajurit wanita melumpuhkan beberapa pasukan militer dan kabur membawa senjata lengkap, kuda dan manuver gear" Jelas Armin.

Semuanya terdiam, prajurit wanita yang sanggup untuk melumpuhkan prajurit pria hanya beberapa di pasukan pengintai yaitu Mikasa yang berada bersama mereka, lalu Annie yang masih didalam kristal dan terakhir adalah (name).

"Tch, kenapa bocah itu tidak mau mendengarkan ucapan ku barang sekali saja! " Kertas ditangannya remuk seketika.

Berbeda dengan reaksi Levi yang kesal akan kelakuan (name), Mikasa tersenyum tipis mendengar hal tersebut.
"Kau mengetahuinya Mikasa? " Tanya Sasha.

"Aku sudah menebaknya, (name) bukan orang yang mau langsung menuruti perintah dari siapapun" Jelas Mikasa.

"Lebih baik kita bergerak sekarang, bocah itu mengetahui keberadaan Eren, dia pasti akan kesana langsung" Ucap Levi tegas.

"Baik!" Semuanya bergegas pergi dari tempat itu, dilain sisi gadis yang tengah diperbincangkan oleh mereka itu saat ini tengah mengintai salah satu markas pasukan militer.

"Bom asap dan pukulan cukup sepertinya. Mereka juga sebentar lagi juga akan kesini" Gumam (name), lalu melempar sekitar 3 bom asap dan langsung berlari ke arah prajurit terdekat.

"Ada penyusup! Ughh"
"Jika ada penyusup harusnya kau langsung bersembunyi, bukan berteriak"

(Name) memukul keras tengkuk pria tersebut dengan gagang senjata.

Dor

###

Levi dan lainnya sampai di salah satu markas pasukan militer, semuanya tercengang melihat keadaan yang kacau balau.

"Mereka diserang? " Gumam Connie ketika melihat salah satu prajurit tergeletak tidak sadarkan diri.

"(Name)! " Seru Mikasa dan langsung berlari kearah gadis tersebut, ketika melihat teman masa kecilnya duduk menyandar di pohon dengan darah di dahinya.

Mendengar seruan Mikasa semuanya langsung berlari kearah Mikasa, dan kembali dikejutkan dengan sosok gadis yang tidak sadarkan diri?

"Hmm? Oh kalian sudah datang, aku mengantuk dan memutuskan untuk istirahat sejenak" Ucap (name) pelan seraya mengusap matanya guna menghilang kan rasa ngantuk.

Mikasa menghela nafas lega melihat gadis itu hanya tertidur tidak mati, tangan lentiknya menyentuh luka di dahi sang sahabat membuat (name) meringis kecil.

"Kau terluka"
"Hanya luka kecil, karena salah satu prajurit memukul ku dengan senapan, ketika aku menghindari peluru" Jelas (name) lalu berdiri.

"Bukankah sudah ku bilang untuk menyerahkan diri sejenak selagi kami berusaha menyelamatkan Eren!" Bentak Levi membuat beberapa dari mereka tersentak.

"Secara teknis aku bukanlah bagian dari squadmu, kapten. Anggap saja aku menelantarkan tugas ku untuk sementara" Jawab (name) enteng, membuat Levi ingin melempar gadis itu sekarang juga.

"Mikasa, obati luka gadis gila ini. Lalu yang lainnya ikuti aku"

Mikasa mengeluarkan beberapa obat dan alkohol.
"Jika kau mau menangis, menangis saja hanya aku yang ada disini" Celetuk Mikasa.

"Hueee Mikasaaa, ini sakit sekalii. Aku tidak tahan sakitnya, mereka kejam sekali memukul gadis manis seperti diriku" Rengek (Name) kepada Mikasa layaknya adik ke kakaknya.

Mikasa hanya diam lalu mengusap puncak kepala (name), dan mengobati luka di dahi gadis itu.

"Jangan mengulanginya lagi, kami semua terkejut mendengar kau kabur dari pasukan militer" Tegur Mikasa.

"Baik okaa-san"

"Aku bukan ibumu" Balas Mikasa datar.

Keduanya saling memandang lalu tertawa karena ucapan mereka sendiri.


Tbc

My VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang