5.

3.1K 503 80
                                    

"Kenapa kau tidak menolong ku (name)? "
"Kau tahu bagaimana alur ceritanya berjalan, kenapa kau tidak menolong kami"

(Name) menatap datar tangan-tangan yang mulai memegangi kakinya.
"Aku tidak memiliki kewajiban untuk menolong kalian" Jawab (name) dingin seraya menatap kegelapan didepannya.

Kematian Marco dan yang lainnya beberapa kali mengganggu ketenangan tidur (name), saat Marco dimakan oleh titan karena perbuatan Annie, Reiner dan Bertolt (name) melihat hal itu namun gadis itu lebih memilih membiarkannya.

"Aku tidak bisa mengubah plot cerita lebih jauh lagi, prioritas ku adalah Eren" Lanjut (name) saat bayangan Marco menatapnya marah.

"Kau bahkan lebih kejam dari pada mereka yang membuatku seperti ini" Ucap Marco dengan darah yang membasahi wajahnya.

Kedua tangan Marco terulur mendekati leher (name), menekan dengan pelan hingga membuat (name) sulit bernafas.

###

(Name) terbangun dengan nafas tidak beraturan, dengan cepat gadis itu menyentuh lehernya lalu menghela nafas berat.

"Mereka hanyalah tokoh fiksi, hanya karakter tambahan. Tenangkan dirimu (name) " Bisik gadis itu seraya meringkuk.

Maniknya melirik kearah jendela, kemungkinan sekarang masih pagi buta dan dirinya tidak bisa tidur. (Name) memilih untuk mandi lalu berlari pagi dilapangan untuk menghilangkan mimpi buruk yang ia alami tadi.

***

"Mimpi itu benar-benar mengganggu ku akhir-akhir ini" Gumam (name) seraya melambatkan larinya, entah sudah berapa putaran ia lakukan.

"Kau mengalami mimpi buruk?"

"Aaaaa" (Name) refleks berteriak saat sebuah suara memasuki pendengaran nya. Hampir saja dirinya jatuh jika saja tangannya tidak ditarik oleh pemuda didepannyadidepannya membuat pemuda itu memeluk tubuh (name).

(Picture dari pinterest)

"Kau baik-baik saja? Maaf membuat terkejut"

"Eren?! "

Eren menatap manik (name) masih dengan posisi  pelukan, manik emerald Eren terlihat memukau sangat indah dan enak dipandang

Cup

"Eh? " (Name) mengerjabkan kedua matanya terlihat terkejut saat Eren mengecup  keningnya.

"Kau terlihat manis dengan wajah memerah itu (name) " Sahut Eren dengan kekehan kecil diakhir.

"Eh.... Eeeeeehhh. Barusan kau mengecup kening ku?! " Seru (name) dengan wajah memerah.

Eren mengangguk pelan, heran terhadap reaksi (name).

"Kau tidak menyukainya? " Tanya Eren dengan wajah polos.

"Pertanyaan macam apa itu?! " Batin (name) berteriak kencang.

"Bukan berarti aku tidak menyukainya.... "

"Jadi kau menyukainya? "

Blusss

(Name) menutup wajah dengan kedua tangan nya, ayolah gadis mana yang tidak malu ketika di kecup oleh bias atau orang yang ia gemari sendiri!

"Jadi kau menyukainya ya hahaha" Eren tertawa pelan melihat reaksi (name) yang menurutnya imut.

"Baru dikecup dahi saja rekasi mu imut (name), bagaimana jika aku mencium mu? "

Bolehkah (name) membungkam mulut Eren saat ini, dirinya sudah cukup malu.

Sadar akan ucapannya, Eren berdehem pelan. Wajahnya juga ikutan memerah. Keduanya menjadi canggung satu sama lain.

"..... "

"Barusan kau bilang sesuatu (name)? "
"Jangan mencium atau mengecup sembarangan lagi. Lalu jangan lakukan kepada sembarangan orang" Gumam (name), mengulangi ucapannya tadi.

"Aku hanya melakukannya kepada mu" Gumam Eren.

"Ahhh sudahlah, aku ingin bersiap untuk latihan nanti" Seru (name) lalu berlari pergi meninggalkan Eren yang tengah tersenyum kearah (name).

Tanpa disadari ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari jauh.
"Cih, dasar bocah"

###

Sesuai dengan alur cerita, Mikasa, Armin dan lainnya datang. Eren menyambut mereka dengan antusias, alasan (name) dibawa duluan ke markas adalah untuk menenangkan Eren seandainya pemuda itu hilang kendali, kasarnya (name) dijadikan tameng hidup sekaligus pengasuh sementara.

"Aku sangat marah dengan perlakuan pria cebol itu kepadamu Eren! "

"Benar Mikasa! Harusnya kau memukul pria itu saat itu juga" Bisik (name), menyemangati Mikasa.

"(Name), jangan membuat Mikasa bersemangat" Tegur Armin.

"Baik ibu~" Balas (name)

"Aku bukan ibu mu! " Seru Armin yang dibalas tawa oleh semuanya.

Seragam pun dibagikan, (name) memandang takjub kearah teman-temannya lalu tatapannya sedikit menyendiri ketika melihat interaksi Sasha, Connie dan Jean yang tengah bercanda.

"Aku tidak menyangka Marco meninggalkan kita secepat ini" Ucap Eren disebelah (name).

"Hmm, aku juga... " Balas (name) pelan.

Tbc

My VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang