19.

1.4K 236 21
                                    

(Name) mengetukkan kakinya cemas, Levi menghukum dirinya dengan tidak boleh ikut menyelamatkan Eren dan harus menunggu di luar. Beberapa prajurit melirik kearahnya, beberapa paham akan kecemasan gadis itu namun beberapa lagi kesal karena gadis itu benar-benar tidak bisa tenang.

Setelah mengobati lukanya dan beberapa persiapan, mereka langsung pergi menuju dimana Eren akan dipersembahkan kepada anggota keluarga kerajaan. Dan disinilah ia berada, bersiap dengan belasan prajurit.

"Kenapa aku harus cemas? Mereka akan selamat, Hanji memang akan terluka tapi semuanya akan baik-baik saja" Batin (name), akhir-akhir ini perasaan tidak karuan entah itu cemas yang berlebihan.

"Hey kau" Seseorang menepuk bahu (name) pelan.
"Apa?"
"Hidung mu berdarah, kau tidak menyadarinya? "

(Name) mengerjapkan kedua matanya bingung, dan mengusap pelan bawah hidungnya. Cairan merah seketika memenuhi tangannya.

"Eh? Sejak kapan? "

(Name) menduga-duga penyebab dirinya mimisan, dan yang mendekati adalah....

"Kurang beristirahat dan stress yang menumpuk? " Gumamnya pelan

Salah satu prajurit wanita memberikan sapu tangannya, (name) mengucapkan terimakasih setelah menerimanya lalu menyapu hidungnya.

"Kau harus beristirahat, wajah mu terlihat pucat" saran prajurit lain.

"Bagaimana aku bisa beristirahat disaat semua orang tengah berjuang dibawah sana, dan kalian disini menjaga keadaan"

Terdengar memiliki jiwa patriotik bukan? (Name) bukanlah seseorang yang memiliki jiwa itu, dia hanya gadis milenial yang tentunya egois, namun dibawah sana ada Eren. Pernah mendengar kata cinta itu buta, itulah yang dialaminya saat ini.

"Para petinggi akan mengerti keadaan mu"

Setelah sedikit memutar otaknya, akhirnya (name) ingin menurut.

"Baiklah, aku tidak ingin membebani kalian lebih dari..."

Yang terakhir ia lihat adalah wajah panik beberapa prajurit yang berlari kearahnya dan semuanya menjadi gelap gulita.

"(Name), kau harus ingat kalau semua manusia itu sama saja. Mereka baik hanya ketika mereka menginginkan sesuatu dari kita"

"Aku mengerti ibu"

"HARUSNYA KAU BISA MENDAPATKAN HASIL YANG LEBIH BAIK!"

"Maaf ibu"

"ENYAH KAU DARI SINI! KAU SEMAKIN MIRIP DENGAN BAJINGAN ITU, PERGI DARI HADAPAN KU! "

"Apakah anda (Fullname)? "
"Ya? "
"Ibu anda ditemukan tidak bernyawa, diduga karena bunuh diri"

"Lihatlah, gadis itu tidak menangis sedikitpun bahkan di pemakaman ibunya sendiri"

"Wahh Eren kuat sekali, dia tetap optimis setelah ibunya meninggal"
"Haa andaikan aku bisa menjadi karakter disana"
"Senyumnya menghilang... "

Saat membuka matanya, langit langit ruangan yang pertama kali terlihat. Dan rasa berat ditangan kirinya membuat gadis itu menoleh pelan.

Surai coklat yang menjadi sumber kecemasan nya tadi kini disini.
"Padahal aku tidak berniat sedikitpun untuk menjadi beban pasukan" Bisik (name) pelan, tangan kanannya perlahan mengusap lembut surai pemuda yang masih tertidur disamping nya.

"Aneh, di mana-mana ketika seseorang mengusap rambut pasti bangun, kenapa bocah ini tidak? " Gumam (name) heran.

"Akhirnya kau bangun (name), kami semua sempat cemas ketika mendapatkan kabar jika kau sakit dan pingsan"

Mikasa masuk dengan nampan berisi makanan dan minuman. Gadis dengan surai hitam itu tampak tidak terkejut melihatnya bangun.

"Maaf merepotkan kalian"
"Apa kau pikir kata maaf cukup? " Tanya Mikasa ketus.
"Eh?"

(Name) dilanda kebingungan, jika kata maaf tidak cukup maka apa yang harus dilakukannya.

"Kapan terakhir kau makan dan tidur dengan benar? "
"Jika hitungan ku tidak salah, maka itu dua hari yang la.. lu"

(Name) bersumpah jika wajah Mikasa benar-benar menyeramkan saat ini, apalagi ditambah dengan garpu yang dipegang oleh gadis itu.

"Kau harus berjanji kepadaku untuk makan dan tidur dengan teratur" Ucap Mikasa seraya menyerahkan sebuah mangkuk berisi sup dan segelas air.

"Aku tidak bisa janji, kita hidup di masa perang... " Bisik (name) pelan.
"Huh?!"
"Ah tidak, aku berjanji akan makan dan tidur dengan benar" Koreksi (name) cepat-cepat karena mendapatkan tatapan kematian dari Mikasa.

"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri? "
"Dua hari"

(Name) memandang wajah Mikasa, seakan berkata 'yang benar saja'.
"(Name)? Kau sudah sadar? "

Eren dengan wajah mengantuknya menatap (name).
"Tidak aku sudah mati" Balas (name).

Eren langsung memeluk gadis didepannya erat, membuat (name) memegang sup dan gelas ditangan nya dengan hati-hati.

"Kau bisa membuat benar-benar mati jika kau memeluk ku seerat itu Eren! "

"Kau membuat ku khawatir! Kau tidak tau bagaimana perasaan ku saat mengetahui kau pingsan di wilayah musuh!... "

"Harusnya aku berhati-hati agar tidak ditagkap, harusnya aku bisa melawannya. Tapi aku malah membuat semua orang khawatir dan membuat mu terluka dan berakhir sakit disini"

(Name) menyerahkan mangkuk dan gelas ke Mikasa, dan membalas pelukan Eren. Mikasa keluar dari ruangan, memberikan waktu kepada keduanya untuk saling menenangkan diri.

"Pertama aku ingin meminta maaf membuat mu khawatir, aku hanya sakit ringan. Dan yang kedua, bukan salah mu hingga kau tertangkap (salahkan om cebol itu karena itu rencananya, hingga membuat Eren ku tertangkap). Kau sudah cukup kuat Eren, jadi jangan menyalahkan dirimu lagi"

(Name) memegang kedua pipi pemuda didepan nya dengan lembut dan sesekali mengusapnya, wajahnya yang dulu imut sudah berubah menjadi tampan, walaupun dimatanya Eren tetap imut.

Eren tersenyum cerah, senyuman yang sebisa mungkin akan (name) jaga untuk kedepannya.
"Aku menyayangimu, (name) "

(Name) menyatukan dahinya dengan dahi Eren, keduanya menutup mata.
"Aku juga menyayangimu, Eren"

Tbc

Maaf banget updatenya telat peka banget, Miru diserbu sama tugas kuliah karena mau UAS.

Ternyata diantara readers ada author yang buat ff Eren x reader / oc. Mohon bantuannya jika ada yang salah hehe.

Sekian saja untuk hari ini, sampai berjumpa chapter selanjutnya.

Padang, 21 Mei 2021
Koizu_Miru

My VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang