Bagian III : Storm of Eyes

19 2 0
                                    

"Jadi pulang sama siapa lo kemaren?" Tanya Agam sambil melirik adiknya yang tengah mengunyah roti bakar dengan tatapan kesalnya. Ana hanya tersenyum kikuk sebelum menjawab pertanyaan kakaknya.

"Kemarin pulang sama Deeva kak, tapi kelupaan bilang ehe."

"Hari ini mau bareng lagi ga?" Tanya Agam namun di tanggapi dengan gelengan oleh Ana.

"Hari ini sama Blackie aja, kata Mang Adun kemarin udah sehat lagi si Blackie." Balas Ana lalu menghabiskan segelas susu miliknya lalu menyambar tasnya.

Blackie ini nama mobil yang dihadiahkan Papanya saat ulang tahunnya, tapi demi keamanan bumi dan alam semesta Mang Adun lah yang harus mengendarainya sampai batas waktu yang belum di tentukan:).

"Ana pergi dulu kak.." pamit Ana yang dijawab oleh anggukan kepala oleh kakaknya, lalu beranjak menuju pantri dapur menghampiri sang Mama.

"Ma, Ana pamit ya.. nanti kayanya pulang agak sore soalnya ada bimbingan buat lomba debat Bahasa Inggris." Pamitnya sambil mencium tangan sang Mama.

"Yaudah hati-hati yaa, semangat buat sekolah dan bimbingannya. Habis dari sekolah langsung pulang ya, Nanti malem Papa ngajak kita ke acara Birthday Party perusahaan temen Papa kamu." Jelas sang Mama membuat Ana menelan ludahnya sendiri. Ana bukan orang yang suka Party-party an guys.. Ana lebih nyaman diam di kamarnya sambil maraton drama korea favoritnya.

"Ana usahain ya, Ma.." balas Ana lalu berlalu dari hadapan sang Mama menuju halaman rumahnya menghampiri Mang Adun yang sudah siap di samping Blackie.

"Mang Adun, ayok berangkat." Ucap Ana dengan ceria lalu masuk ke dalam mobil.

"Neng, ini tadi ada titipan dari Bi Inah, katanya teh suruh ngasih ke neng Ana tapi jangan sampai ketahuan Bapak sama Ibuk, apalagi den Agam." Ucap Mang Adun sambil memberikan sebuah paper bag berwarna pastel itu. Ana sedikit berfikir lalu mengingat percakapannya dengan Bi Inah kemarin, sepulang ia dari pergi bersama Deeva.

🔎 Misi Bersama Bi Inah

"Ini teh baju siapa Non?" Tanya Bi Inah sambil memperhatikan baju yg baru saja Ana berikan.

"Bi.. Aku minta tolong yaa, cuciin sama setrikain baju sama jaket ini. Tapi jangan sampai Papa, Mama sama Bang Agam tau ya?"

"Tapi non, non Ana enggak nglakuin yang macem-macem kan?" Tanya Bi Inah sambil menatap Ana curiga, membuat Ana mau tak mau menjelaskan sedikit pada Bi Inah.

"Jadi gitu ceritanya non..yaudah kalo gitu Bibi laundry dulu di belakang, Non Ana tenang aja besok Bibi titipin ke Mang Adun ya Non."

"Siap Bi, makasi Bi Inaahhh" balas Ana lalu memeluk Bi Inah.

Fyi, Mang Adun sama Bi Inah ini sepasang suami istri. Mereka udah kerja dari jaman Ana masih kecil, dari yang awalnya mereka tinggal di bandung hingga akhirnya pindah ke Jakarta.

Mission Complete..

Sekitar 15menit Ana sudah memasuki area sekolahnya, memang benar suasana Class Meeting membuat suasana sekolahnya menjadi semakin ramai dari biasanya.

Ana memasuki kelas dan tampaklah Deeva yang sudah duduk di bangkunya sambil melambaikan tangan padanya. Ia tersenyum lalu duduk di mejanya sambil membuka jaketnya.

"Deev, sorry ya kemarin aku malah pulang duluan.." ucap Ana membuka pembicaraan.

"Yaelaaa, santai aja kali Na, lagian gw sama Gavin juga abis itu bisa jadi me time berdua, hehe." Balas Deeva

Ana diam sejenak, lalu menatap Deeva, sedangkan Deeva hanya balas menatap seolah bertanya ada apa?.

"Boleh minta tolong?"

"Apa babe?"

Ana yang berniat minta bantuan pada Deeva memejamkan matanya sebentar lalu menggeleng.

"Engga jadi deh.."

"Lo ngga di apa-apain Malvin kan, Na?" Tanya Deeva penuh curiga. "Astaga engga, Deevaaa.." balasnya lalu beranjak keluar dari kelas.

"Mau kemana Na?" Tanya Deeva setengah berteriak dan hanya di jawab lambaian tangan oleh Ana.

Ana berjalan memasuki ruang perpustakaan sekolahnya, memasuki lorong demi lorong dan mengambil satu persatu buku yang ia butuhkan untuk kepentingan lomba debat minggu depan.

Ana menghentikan langkahnya ketika melihat seseorang juga terlihat mencari buku. Ricko, laki-laki dari kelas sebelah yang selalu menyapa Ana ketika bertemu. Ricko ini tergolong anak yg cukup pintar, dulu ia pernah mengikuti lomba Sains juga bersama Ana dan kakak kelasnya.

"Ricko.." bisik Ana pelan takut menimbulkan kegaduhan di perpustakaan.

Laki-laki itu lantas menoleh dan menatap tumpukan buku yang berada di tangan Ana.

"Lagi nyari materi?." Tanya Ricko bersuara pelan yang hanya di angguki oleh Ana, lalu gadis itu memberi isyarat kalau ia akan keluar karna sudah selesai mencari bahan materi.

Gadis itu tersenyum pada Ricko lalu berbalik dan meninggalkan lorong perpustakaan menuju meja petugas perpustakaan.

"Buk, saya pinjem ini semua yaa..ini kartu anggotanya." Ucap Ana pada petugas perpustakaan tersebut sambil memberikan kartu anggotanya.

"Masa pinjam satu minggu ya cantik, kalau telat mengembalikan atau perpanjang denda 10ribu perbuku ya." Jelas petugas tersebut sambil memberikan buku-buku yang Ana pinjam dan kartu anggotanya.

Ana mengangguk lalu mengambil buku dan kartu anggotanya, setelah itu ia berjalan ke arah meja yang berada di paling ujung, dekat dengan jendela membuat ia bisa merasakan angin dari luar dan sedikit cahaya matahari.

Ana mulai membuka beberapa buku lalu menyalinnya di buku catatan miliknya, menit demi menit Ana lalui dalam keheningan hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Ia melirik jam tangannya menunjukan sudah pukul 12.00 siang, pantas saja suasana sekolah menjadi sedikit sepi. Ia segera membereskan buku-bukunya dan berjalan keluar dari ruang perpustakaan.

Ana membawa bukunya dengan satu tangannya, sementara tangan yang satunya ia gunakan untuk membuka grup bimbingan membuat ia berjalan menunduk, tepat saat akan mendekati tangga menuju lantai dua seseorang turun dan tanpa sengaja menabrak Stella hingga ia terjatuh dan membuat buku-buku yang ia bawa berserakan di lantai.

"Aww..." ringis Ana merasakan lengan bagian kiri atasnya nyeri karna tanpa sengaja menghantam dinding.

"Sorry.. sorry Na, gw buru-buru banget tadi." Ucap Ricko, laki-laki yang menabraknya sambil berjongkok mengambil buku milik Ana.

"It's okay, aku juga tadi ga terlalu merhatiin jalan juga." Balas Ana lalu ikut membantu Ricko.

"Makasih yaa.." ucap Ana setelah menerima kembali buku-bukunya, yang di jawab dengan senyuman dan anggukan oleh Ricko.

"Sama-sama, gw duluan ya Na.." balas Ricko lalu berjalan menjauh dari Ana.

Ana memandangi laki-laki itu berjalan keluar dari area sekolah, ia pun beranjak untuk melanjutkan tujuan nya menuju ke kelasnya. Namun, sebelum ia melangkahkan kakinya ia tanpa sengaja melihat ke arah lapangan basket dan tanpa sengaja pula ia melihat seseorang yang ia tahu tengah menatapnya dengan tatapan yang ia sendiri tidak tahu artinya.

Tidak mau berpikir panjang, gadis itu segera berjalan menuji kelas, sesampainya disana hanya ada tas miliknya karna siswa-siswi lain pasti sudah dipastikan pulang.

Ia mengambil tasnya lalu mengambil paperbag yang berisi barang milik seseorang, ia menatap tumpukan buku yang ada di mejanya. Lengan kirinya sakit, tapi mau tidak mau ia harus membawa buku-buku itu.

Ana berjalan keluar kelas dan menuju ruang Lab bahasa tempat dimana bimbingan akan dilaksanakan.

TEKIROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang