02.

20 3 1
                                    

Cus langsung aja!
Happy reading ❤️
.
.
.

Rintik-rintik hujan mulai deras, Laura berdecak kesal ketika ia harus menunggu lebih lama lagi dihalte depan rumah nya, matanya menatap lurus ke depan, kepala nya mendongak melihat air hujan yang turun kebawah. Ia memejamkan matanya sejenak sembari mencium bau air hujan yang menyatu dengan aspal, sangat candu.

Laura cemberut karena taxi tak kunjung ada, dalam hati ia menyalahkan papa nya yang terlalu sibuk dan tak bisa mengantarnya. Padahal ia sangat ingin bertemu dengan Lorenzo, rasa nya tidak sabar ingin melihat wajah kesal laki-laki itu. Laura salting sendiri karena memikirkan Lorenzo, tapi tiba-tiba ia teringat tentang Lorenzo kemarin yang dengan senang hati mengajar kan Sella main basket.

"Sialan!" Kesal Laura sembari menggepal kan tangannya. Beruntung sekali taxi yang ditunggu akhirnya datang, jadi ia tidak perlu repot-repot untuk menahan kesal nya pada gadis centil itu, ia hanya perlu ke kelas nya lalu mencakar wajah nya tanpa ampun. Ya Laura akan melakukan itu.

Sesampainya disekolah Laura langsung berlari menuju kelasnya dengan langkah yang riang, ia duduk disebelah Naureen yang tengah menatap sebuah foto. Laura melirik ke arah handphone Naureen lalu membulat kan matanya ketika melihat apa yang tengah Naureen pandang sejak tadi.

"WHAT!!!" Kaget Laura membuat Naureen terperanjat lalu memukul tangan Laura kencang.

"Ren, Lo hamil?!!! Anak siapa wehh?!" Kata Laura dramatis. Naureen berdecak kesal lalu menjitak kening Laura.

"Nggk lah bego!" Kata Naureen menahan kesal. Laura menganggukkan kepalanya paham.

"Jadi siapa?" Kata Laura melihat foto hasil USG yang ada di handphone Naureen.

"Mama gue lah, gue seneng banget bakal punya adek, jadi gue pandangin terus itu fotonya." Jelas Naureen. Laura terkekeh menyadari kebodohannya lalu memeluk tubuh Naureen erat.

"AAAA congrats yaaa babyyy." Kata Laura ikut senang, Naureen tersenyum lalu membalas pelukan Laura. Ia beruntung mempunyai sahabat seperti Laura, yaa walaupun agak gila.

***


Lorenzo dan teman-teman nya tengah berada di rooftop, dikelas nya ada jam kosong jadi mereka memutuskan untuk pergi ke rooftop dan menikmati angin sepoi-sepoi. Mereka sibuk dengan urusan nya sendiri-sendiri, Shaqi yang tengah main dengan ponsel nya, Abin yang sedang main gitar dengan asyik, Ragas juga asyik dengan ponsel nya dan Lorenzo yang tengah memejamkan matanya sembari berbaring disofa yang memang sudah ada sejak dulu.

"Lah anjir!! kalah gue!" Pekik Shaqi kesal.

"Game apa tuh?" Tanya Abin penasaran. Shaqi menoleh kearah Abin lalu menunjukkan game yang sedang ia main kan.

Abin melongo saat mengetahui game yang Abin mainkan.

"Lo main uler tangga?" Kata Abin tak percaya, Ragas sekilas menoleh lalu  fokus pada handphone nya walaupun sekarang ia tengah menahan tawanya.

Shaqi menganggukan kepalanya lalu mendengus kesal.

"Kalau gitu kenapa Lo ga main masak-masakan aja sekalian." Gerutu Abin asal. Shaqi diam sejenak lalu menganggukan kepalanya.

"Bagus juga ide Lo" kata Shaqi terkekeh, itu malah membuat Abin kesal.

"Sinting!" Kata Abin lalu memilih untuk turun dari rooftop tapi saat ia hendak membuka pintu nya tiba-tiba sudah ada seseorang yang membuka nya, Abin sempat kaget sehingga mundur beberapa langkah.

"Hai!" Sapa sosok itu, semuanya menoleh kecuali Lorenzo yang tengah tidur dan Ragas yang hanya melirik lalu fokus pada handphone nya lagi.

"Tai! Kaget gue!" Pekik Abin sembari mengelus dadanya, "gue kira setan." Lanjut Abin. Laura mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Abin yang membuat nya kesal.

LORENZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang