04

14 1 0
                                    

HAPPY READING♥️

BUGH!

Satu pukulan itu melayang ke wajah Edgar, kejadian itu sangat cepat sehingga Edgar tidak bisa menghindari nya. Lorenzo menatap Edgar yang jatuh dibawah nya. Ia menginjak tangan Edgar dengan kuat, masih dengan emosi yang meluap Lorenzo menarik kerah Edgar dengan satu tangan dan menatap wajah Edgar yang menyebalkan dengan tatapan tajam.

"Ini peringatan terakhir untuk lo." Kata Lorenzo dingin.

"Dengerin kata-kata gue!"

"Urusan lo itu sama gue, jadi jangan libatkan dia kedalam masalah kita!" Ucap Lorenzo tajam. Edgar terkekeh sinis walaupun ia berada dibawah kepungan Lorenzo.

"Bukan dia aja! kalo sekali lagi gue liat lo nyentuh anak SMA Galaksi, abis lo sama gue!" Ucap Lorenzo sembari menekan kaki nya ke tangan Edgar dan menginjak nya sangat kencang.

"ARRGGHHHH!!" Edgar menahan sakit yang luar biasa karena ulah Lorenzo, ia bisa melihat Lorenzo tersenyum sinis kepada nya.

"Ini buat lo karena berani nampar dia." Kata Lorenzo langsung menarik kerah Edgar sampai Edgar berdiri. Edgar memegang tangan nya yang sangat terasa sakit, tapi muka menyebalkan nya masih terlihat dengan jelas. Hal itu membuat Lorenzo muak.

"Dia siapa bro? Yakin bukan pacar Lo?" Kata Edgar dengan suara yang terdengar mengejek.

"Bukan urusan lo." Kata Lorenzo, ia melirik lagi kearah Laura, ia melihat gadis itu berjongkok sembari menunduk kepala nya, tangan kanan nya digunakan untuk memegang tangan Noureen dan tangan kiri nya memegang pipi nya.

"Hm, gue kurang percaya." Gumam Edgar.

"Oke, gue tunggu lo di area balapan." Kata Edgar lalu berlalu dari sana di ikuti oleh teman-temannya.

Setelah anak Axtral pergi, barulah anak Vagos mendekati Lorenzo, Lorenzo berjalan mendekat Laura dan Noureen yang masih ketakutan, Laura yang sedari tadi berjongkok dan memegang pipinya seketika mendongak ketika melihat ada sepasang sepatu Nike dihadapan nya. Matanya berkaca-kaca kala melihat Lorenzo ada dihadapan nya. Ia berdiri melepaskan genggaman tangan nya terhadap Noureen lalu memeluk leher Lorenzo dengan sangat erat. Mereka yang melihat hanya bisa terdiam, Ragas menyenggol bahu Abin, lalu melirik kearah Noureen, Abin yang paham maksud Ragas  langsung mendekat dan memegang tangan Noureen, membuat gadis itu menoleh, Abin hanya tersenyum  sembari mengelus tangan Noureen untuk menenangkan gadis itu. Ragas memainkan lidah nya didalam mulut, ia menggepal kan tanganya dengan kuat, menahan rasa yang seharusnya tidak boleh ia rasakan.

"Aku takut Zo..." Lirih Laura dengan tangan yang masih melingkar di leher Lorenzo. Lorenzo berdehem, ia bingung harus apa, jadi ia tidak membalas pelukan Laura tapi tidak juga melepaskan pelukannya.

"Lo harus pulang." Kata Lorenzo. Laura mengangguk kan kepalanya, lalu melepaskan pelukannya.

"Bareng kam--"

"Diyas, tolong anter Laura, gue mau ke area balapan." Ucap Lorenzo menatap Diyas yang juga anggota Vagos. Diyas mengangguk kepala nya menyetujui perintah Lorenzo.

"Tapi aku mau sama kamu..." Kata Laura pelan.

"Ga usah ngelunjak." Kata Lorenzo dingin, ia menaiki motor nya, Laura mendekati Lorenzo dan memegang tangan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LORENZO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang