HAPPY READING & ENJOY!!
Tujuh tahun yang lalu
Ade Rizky Saputra atau yang biasanya dipanggil Ade. Memasuki kantin kampus yang masih lowong, ada banyak meja dan kursi yang belum di tempati. Pandangannya menyusuri setiap sudut kantin dan terhenti saat ia melihat punggung seorang perempuan yang sedang fokus pada notebook dan earphone yang menyumbat di kedua daun telinganya. Dirinya duduk satu meja dengan si perempuan dan mencuri-curi pandang ingin melihat apa yang perempuan itu kerjakan di layar notebooknya.
Dia menyadari bahwa si wanita tersebut tidak menyukai kehadirannya. Perempuan itu mulai bergerak untuk menutup sebuah buku kecil di samping notebook dan hendak pindah. Sedangkan ia masih setia untuk menatap setiap gerak-gerik orang diberang meja ini. Namun, ketika perempuan dengan rambut sebahu yang jatuh lurus, baju kaos dan celana levis itu menghentikan kegiatannya. Pandangan mata si perempuan itu, tepat menatap dirinya.
"Kenapa lo disini?" Sapaan pertama kali yang kurang mengenakkan.
"Saya hanya ingin duduk disini. Apakah salah?"
"Tidak salah sama sekali. Hanya saja yang menjadi permasalahannya, kenapa mata anda selalu memperhatikan saya." Jawaban si perempuan yang mulai mengikuti gaya bahasanya.
"Saya hanya terheran, mengapa kamu memperhatikan layar notebook itu begitu lama. Saya berani bertaruh, bahwa ternyata kamu belum menyalahkan notebooknya."
Wajah perempuan di seberang mejanya memerah. Seakan-akan memberi pertanda, kalau ucapannya benar.
"Kalau kamu ada kesulitan, tak ada salahnya untuk meminta bantuan. Kalau kamu ada masalah, tak ada salahnya untuk bercerita. Siapa tau saja dengan kamu bercerita kepada seseorang tentang masalahmu, hal itu akan meringankan pundakmu." Perempuan itu termenung.
"Kamu tau? Kamu adalah lelaki banyak omong yang pernah saya temui." Kemudian perempuan itu pergi, berlalu begitu saja. Tanpa senyum ramah dan pandangan tajam si perempuan yang membekas.
Saat perempuan itu akan meninggalkan kantin, ia melihat Ririn -adik tirinya- menghampiri si perempuan.
"Nayyara!"
Untuk sesaat Ririn menatap dirinya, ia dapat melihat bahwa Ririn terkejut, melihat dirinya dan temannya duduk dalam satu meja. Lantas mereka pergi begitu saja, bahkan adik tirinya tidak menyapanya.
@@@
"Bang Ade!"
"Hmm?" Tiba-tiba saja Ririn datang ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dirinya sudah dapat memprediksi tindakan yang akan di lakukan Ririn begitu sampai di rumah nanti. Apalagi kalau bukan ngengintrograsi sang Abang tiri, yang seperti melakukan kesalahan besar karena mendekati temannya.
"Lo ngapain di kantin tadi sama Nayyara?"
"Cuma nyapa?" Jawab dirinya singkat, ia perlu fokus untuk memainkan game online yang ada di layar iPhone-nya.
"Bang! Kan gue pernah bilang sama lo. Gua tuh ga mau ketahuan kalau lo tuh abang gue. Gue males jadi mencolok, karena lo mantan ketua BEM."
"Yaudah si bentar lagi gua juga lulus."
"Cepet-cepet mangkanya selesain tuh skripsi.. Jangan game muluuu."
"Iyaa udah lo sono keluar." Usir Ade kepada sang adik karena merasa pembicaraan mereka mulai merembet ke arah yang tak mengenakkan bagi Ade.
Dengan malas Ririn keluar dari kamar yang dipenuhi dengan poster-poster Slank dan belakang pintu yang penuh dengan tulisan-tulisan tak bermakna.
"Bang, tapi benerkan lo ga ngomong yang macem-macem?" Ririn ingin memastikan sekali lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
I DON'T WANT TO GET MARRIED!
ChickLitNayyara hanyalah seorang perempuan yang menyimpan kenangan kelam, dirinya yang introvert dan enggan membaur dengan dunia luar. Membuatnya semakin tertekan dengan semua masalah yang dipendam. Lalu tiba-tiba lelaki asing datang menemuinya di kantin ka...