3 -Angkringan-

37 3 0
                                    

Semoga suka dan semoga ga banyak typo:)

###

Saat Ade baru saja sampai apartemennya, ia mendapat chat dari adik tirinya. Ririn mengiriminya sebuah foto tanpa chat apapun yang mengiringi.

Ia yakin kalau foto itu diambil oleh sang adik secara diam-diam dari bawah meja. Ade dapat melihat dengan jelas wajah perempuan yang sedang menunduk, memperhatikan sesuatu dengan sangat serius. Didalam foto itu terdapat Nayyara yang sedang memangku keponakan perempuannya. Wanita itu tampak lebih dewasa dari tujuh tahun yang lalu. Dengan rambutnya yang sudah panjang melewati pundak, ia capit rambut bagian atasnya agar terlihat lebih rapi. Lihatlah senyuman wanita itu, tampaknya ia sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Syukurlah. Tanpa sadar bibir laki-laki itu membuat senyuman tipis yang terukir di kedua sisi wajahnya.

Ting!

Ririn : Yakin ga mau kesini?

Dirinya hanya membaca chat dari tukang usil yang selalu mengejeknya, pengecut dan tidak bertanggungjawab. Karena meninggalkan sahabatnya begitu saja. Hei, bukankah Ririn sendiri yang dulunya mengatakan bahwa orang lain tak boleh tahu kalau dia dan Ririn merupakan saudara, meskipun beda ibu. Ck! Wanita memang sulit dimengerti, seakan-akan apapun yang dilakukan oleh para lelaki hanya sebuah kesalahan dan kesalahan.

Lebih baik dirinya meminum air dingin sekarang, untuk meredam pikiran yang saat ini telah kalut dengan keingintahuan yang besar tentang kabar wanita itu. Apakah wanita itu baik-baik saja sekarang? Apakah permasalahan kedua orang tuanya sudah selesai? Apakah wanita itu tidur tepat waktu dan tidak sarapan Indomie, seperti ajarannya tujuh tahun yang lalu? Pertanyaan apakah dan apakah tentang kabar wanita itu terus berputar di dalam otaknya seperti radio rusak. Hingga yang terdengar hanyalah suara kresek-kresek yang menyakitkan telinga. Sama seperti itu, pikiran telah terkontaminasi dengan foto yang dikirimkan oleh Ririn.

Ia harus menuntaskan semua rasa penasarannya. Ade yang untungnya belum sempat membuka sepatu kerjanya, ia langsung meraih kunci mobil di atas meja ruang tamu. Dirinya harus memastikan sendiri apakah wanita dewasa itu baik-baik saja saat ini atau tidak. Dirinya yang akan bertanya langsung nanti pada wanita itu. Sambil menuju ke basement, Ade membuka room chat Ririn dan memberi pesan untuk wanita itu.

Ade Rizky : Dimana?

Tak membutuhka waktu yang lama dirinya langsung mendapat balasannya dari chatnya.

Ririn : Rumah Dina
Ririn : Masih hafalkan jalannya?

Tidak perlu membalas chat dari sang adik. Ia menambah kecepatan jalannya menuju basement dan masuk ke dalam mobil xpender miliknya. Namun, keadaan berbalik dengan apa yang menjadi keinginannya untuk segera bertemu dengan wanita dewasa itu, kini dirinya justru terjebak macet. Laki-laki dengan kemeja hitam itu mengumpat dengan kesal.

Ting!

Pesan dari Ririn kembali terlihat di layar pop-up iPhone-nya.

Ririn : Jadi dateng ga? Nay nya mau pulang tuh, malah mobilnya mogok lagi.

Ade Rizky : Tahan dulu
Ade Rizky : Bentar lagi gue sampe

Begitu kemacetan sudah mulai dapat bergerak dan ia kembali menekan pedal mobilnya melesat menuju rumah Dina yang syukurnya dirinya masih hafal. Dulu saat Ririn meminta dirinya untuk mengantarkan ke rumah temannya untuk arisan, ia pikir ada Nayyara disana. Nyatanya wanita itu tidak terlihat sama sekali.

Sekitar setengah jam ia sampai di sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup luas, ditumbuhi oleh beberapa tumbuhan dengan pot-pot kecil dan terdapat sebuah kolam ikan di sudut pekarangan rumah. Ade menghembus nafasnya perlahan mempersiapkan diri. Kemudian tangan kanannya mulai untuk mengetuk pintu rumah itu.

I DON'T WANT TO GET MARRIED!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang