Unraveled

94 24 4
                                    

"Eomma..." bisik Yuri. "Eomma... membunuhku..."

Kala Yuri memejamkan matanya, Kyuhyun semakin panik dan histeris. Ditambah lagi dengan bisikan Yuri yang menjelaskan, menjawab siapa dalang dari semua kejadian yang terjadi selama ini, ia nyaris gila. Tubuh sang puan ia guncangkan berkali-kali, berharap Yuri kembali membuka matanya.

"Yuri!!! Yuri bangun! Aku masih mencintaimu. Bangun! Bangun untukku? Untuk Seojin?" jerit pria itu putus asa. Mendongak lalu menatap sayang wajah sang puan sambil mengusap pipinya.

"Yuri, bangun. Aku tidak bisa hidup tanpamu."

###

Brankar itu membawa tubuh lemah itu masuk ke dalam ruang penanganan darurat, menyisakan Kyuhyun yang terduduk lemas di depan pintu. Hanya mampu melihat dari kaca yang ada. Bagaimana tubuh lemah itu berada di tangannya tadi, membiru. Oksigen yang seharusnya mengisi paru-parunya seakan sulit terikat, membuatnya lenyap.

Bukan hanya Yuri digantung hidup-hidup, racun mematikan yang sama seperti dahulu juga disuntikkan ke tubuhnya. Hal itu dibuktikan dengan jarum yang ditemukan serta bekas suntikan di tangan Yuri. Gila, ia nyaris gila saat ini setelah mendengar nama yang diucapkan oleh wanita itu padanya di detik-detik 'kematiannya'.

Eomma.

Siapa lagi kalau bukan Hannah? Hanya Hannah yang Yuri panggil dengan sebutan itu. Ia juga tak memiliki ibu. Setengah dari dirinya tak ingin mengakuinya, namun jika Yuri berkata seperti itu, tak mungkin juga sang puan berbohong. Apa gunanya? Kini selain memikirkan mengenai alasan mengapa ibunya sendiri berusaha membunuh menantunya, yang ia pikirkan adalah bagaimana kondisi Yuri di dalam sana.

Mampukah ia bertahan melawan semuanya? Mampukah ia kembali bernafas dan tersenyum? Melihatnya lunglai seperti tadi membuat Kyuhyun merasa begitu pesimis. Sangat pesimis, tepatnya. Sang mantan istri terlalu lama tergantung dengan jeratan tali di lehernya, menghambat oksigen untuk memenuhi paru-parunya. Mulutnya yang tersumpal ditambah ddngan racun yang disuntikkan ke dalam tubuh Yuri membuat Kyuhyun rasanya nyaris menggila. Ia ingin sekali menjerit dan berteriak, bertanya kepada ibunya mengapa. Mengapa wanita itu begitu tega bersikap seperti itu kepada Yuri? Ia pikir semuanya baik-baik saja di antara Yuri dan ibunya sejak dahulu. Tak sekalipun Kyuhyun menyaksikan perdebatan atau pertengkaran antara keduanya. Bak ibu dan anak yang begitu lekat, begitulah hubungan mereka. Kyuhyun tak paham, mengapa sang ibu bermuka dua lalu menusuk Yuri dari belakang. Menusuknya juga dari belakang, dengan cara seperti ini.

  Cara menjijikkan yang tak akan pernah dapat ia tolerir sama sekali, seberat apapun itu rasanya apalagi ibu kandungnya sendiri yang berlaku seperti itu. Ibu kandungnya sendiri yang berusaha menghabisi nyawa mantan menantunya, ibu dari cucunya, dengan cara yang luar biasa tak beradab.

  Ia tahu kini sang ibu tengah ditahan oleh pihak kepolisian dari pesan singkat yang dikirimkan kepala kepolisian dan juga Seohyun. Seojin tengah bersama Seohyun di rumah dengan beberapa pengawal untuk menjaga mereka jika ada media yang berusaha menerobos masuk dan melanggar privasi di saat seperti ini.

   Belasan jam berlalu, Kyuhyun terlihat begitu kusut. Seorang diri di depan pintu ruang operasi dengan segelas kopi di tangan sebelum akhirnya lampu tanda operasi dimatikan dan sebuah brankar didorong keluar ruangan. Kedua tungkainya segera bangkit menopang tubuh, ikut mengantar brankar itu menuju ICU. Hanya sebatas sampi pintunya saja, ia lalu tak diperbolehkan untuk masuk ke dalam sana dan langsung memiliki kontak dengan Yuri. Seorang dokter kemudian menghampiri Kyuhyun untuk menyampaikan keadaannya.

  "Kami berhasil mencegah kerusakan jaringan lanjut akibat terputusnya kadar oksigen yang masuk ke organ dan aliran darahnya. Tapi mengenai racun, kami rasa sudah menyebar karena melalui suntikan— kontak langsung paling berbahaya. Kami berusaha semampu kami di ruang operasi dan meminta anda untuk berdoa sebanyak mungkin kepada Tuhan, agar Yuri-ssi dimudahkan dan dikuatkan dalam melewati maa krisisnya. Jika besok ia sudah sadar dan jauh lebih baik kondisinya, maka mungkin kami akan pindahkan ke kamar dan anda bisa mengunjunginya," ujar dokter itu. Kekhawatiran Kyuhyun langsung berkurang, namun belum terhapuskan. Masih ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dalam waktu dua puluh empat jam itu pada sang mantan istri. Pun setelah sang aktris sadar nanti, ia tahu bahwa pihak kepolisian akan mendahuluinya untuk dimintai keterangan perihal kronologis kejadian yang menimpanya— itupun jika Yuri ingat.

  Diperhatikan olehnya tubuh lemah sang puan yang terkulai di atas brankar lemah. Berbagai alat penyokong hidup tersambung pada tubuhnya melalui selang dan juga kabel. Membuat Kyuhyun menangis lagi dan lagi. Hanya dari kaca itu ia mampu melihat dan memastikan Yuri baik-baik saja.

  "Untuk Seojin, Yuri. Setidaknya untuk Seojin, bukan diriku. Baik-baik hingga esok ya?"

###

  "Kyuhyun-ssi? Yuri-ssi sudah sadar. Pihak kepolisian sedang meminta keterangannya saat ini."

  Usai menjenguk Seojin di rumah dan juga beristirahat sejenak, Kyuhyun kembali ke rumah sakit dan mendapatkan kabar tersebut. Dari kaca, ia dapat melihat bagaimana Yuri menceritakan seluruh kronologi kejadian kemarin pada kedua petuga berseragam tersebut. Ia menggigit bibir bawahnya, berharap tidak ada hal buruk lain yang terjadi. Sampai detik ini, ia enggan bertemu atau membantu sang ibu sama sekali yang masih menjadi saksi utama kasus penculikan dan percobaan pembunuhan ini. Ia begitu marah dan kecewa pada sang ibu sampai di titik dimana dia juga tak mau berurusan dengannya lagi.

  Beberapa jam berlalu sampai kedua petugas memutuskan bahwa keterangan yang diterima sudah cukup. Kyuhyun membungkukkan tubuh sopan pada keduanya sembari memberikan dua kaleng kopi. "Terima kasih atas kerja kerasnya," ucap Kyuhyun pada mereka sopan.

  "Kami sudah dapatkan keterangan lengkap perihal penculikan dan upaya pembunuhan yang terjadi kemarin juga lima tahun lalu. Keterangan cukup jelas dan lengkap, disertai beberapa bukti yang mendukung sehingga kami akan segera mendalaminya untuk dijadikan bukti konkret," ujar salah satunya. Lima tahun yang lalu, maka pada saat itu juga, sang ibu sudah memancing sang puan karena ia tahu, Yuri tidak bisa melakukannya. Ia seseorang yang selau patuh dan menjaga sikapnya. Marah bukan salah satunya. "Kami juga akan menahan Seo Joo Hyun sebagai saksi yang ada di kejadian lima tahun yang lalu berdasarkan ingatan Yuri-ssi."

  Tentunya hal itu membuat Kyuhyun terdiam.

  Seohyun? Pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan di benak Kyuhyun. Apa yang dikakukan tunangannya itu lima tahun lalu pada Yuri? Bukankah sebagai teman SMA, mereka bertiga juga tak terlalu dekat saat itu? Yuri juga tak kenal akrab dengan wanita itu, tunangannya, pada tahun tersebut. Kyuhyun belum pula atau jatuh hati padanya karena pada saat itu, ia masih mencintai istrinya.

  Kyuhyun penasaran. Benang merah di antara segala keributan ini terlalu banyak. Ia putuskan untuk melangkah masuk memeriksa keadaan sang puan pasca sadar serta bertanya langsung perihal kejadian tersebut— keduanya, pasti Yuri. Korban utama.

to be continued.

Everything You Never HadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang