Patience

205 22 4
                                    

Hampir tiga bulan lamanya Kwon Yuri menetap di rumah sakit untuk pemulihannya. Dari kondisi kritis hingga akhirnya bisa berjalan lagi, Kyuhyun setia menemani serta membantunya. Sesekali Seojin diajak pria itu datang mengunjungi sang ibu yang kala itu tengah fokus dengan pegobatannya. Salah satu hal yang mampu menyemangati sang puan dari keterpurukan.

Dari bantuan berjalan hingga pakaian, makanan hingga obat, Kyuhyun dengan sabar menemani dan membantu Yuri sebagai salah satu wujud penebusan rasa berdosa pula bersalahnya— mengingat apa yang diperbuat sang ibu kepada mantan istrinya ini begitu mengerikan. Dirinya tahu, mungkin hal tersebut juga belum mampu membalas semua kebaikan Yuri yang langsung memaafkan perbuatan sang ibu tapi ia merasa berhutang segalanya terhadap sang puan yang dikasihinya itu. Senyum dan tawa Yuri menjadi titik fokus utama sang lanang untuk memulihkan hatinya dan juga putri mereka, Cho Seojin. Ya, gadis itu masih mengalami trauma akibat penculikan yang menimpa sang ibu di depan matanya. Ia tahu betapa beratnya bagi Seojin untuk menyaksikan ibunya diculik oleh orang yang tak dikenalnya dengan cara yang tak pernah disangka-sangka. Perlahan, sang puan kembali ke layar kaca untuk bekerja, walau memang tak seaktif dahulu— namanya tetap berada di jejeran aktris ternama dan terbaik sepanjang masa di Korea Selatan.

  Kyuhyun bangga. Amat sangat bangga dengan pencapaian Yuri yang mampu tetap mempertahankan citra, nama, serta posisinya. Ia tak masalah dengan bagaimana citranya saat ini jatuh, hancur tak karuan, akibat Yuri yang menjadi korban kejahatan sang ibu. Baginya, Yuri harus selalu mendapatkan lebih dari apa yang ia mampu raih atau dapatkan.

  "Yuri-ya, kau mendapat tawaran mengisi sebuah reality show tetap dengan Kyuhyun. Apa kau tak masalah?" tanya Seora. Yuri hanya mengerutkan dahinya bingung. "Reality show apa itu? Terdengar sedikit... aneh, menurutku." tanya sang aktris pelan. "We Got Divorce. Pasangan yang sudah bercerai dipertemukan lagi untuk membahas hal apa saja yang dulu meruntuhkan pernikahan mereka. Kau diundang menjadi cast pertama bersama dengan Kyuhyun," ujar Seora. "Aku tahu ini konsep yang sangat pribadi. Apalagi dengan masa lalu yang kau miliki dengan Kyuhyun. Jika kau tak ingin, tak apa. Aku akan sampaikan kepada manajer dari Kyuh—".

"Aku pikirkan dahulu, ya. Tolong beri aku waktu."

Seora hanya dapat menganggukkan kepalanya. Jujur usai kejadian penculikan itu, ia sangat tidak nyaman dengan kehadiran Kyuhyun di sekitar Yuri. Begitupula Yoonjin. Namun, adanya Seojin tentu membuat mereka mau tak mau tetap membiarkan sang puan berhubungan baik dengan Kyuhyun. Seora dan Yoonjin berpendapat bahwa apa yang dilakukan Hannah sungguh tidak dapat dimaafkan dan Kyuhyun sudah seharusnya mundur, tidak meninggalkan atau membiarkan luka di hati pula ingatan sang puan semakin dalam dan berlarut. Seperti sesuatu yang tak akan pernah hilang dari kisah hidupnya. Namun, apa yang bisa mereka lakukan?

###

  "Apa jawaban Yuri?"

  Kyuhyun menghela nafas mendengar jawaban manajernya, Taeri. Bukan jawaban yang ingin ia dengar— sebuah kepastian. Kini, ia dibuat bingung dengan sikap dan langkah apa yang harus diambil untuk menjaga hubungan baik di antara mereka berdua. Bukan perkara mudah dan sederhana membawa masalah pribadi mereka ke ranah publik, membiarkan semua orang tahu apa yang terjadi dan ikut campur dalam hubungan rumah tangga mereka. Jawaban Yuri yang membiarkan semuanya ditentukan oleh Kyuhyun, hingga detik ini, membuatnya merasa amat sangat terbebani.

  Pasal, kejadian lalu saat ia memutuskan untuk mengizinkan Yuri pergi dari apartemen di hari perceraian mereka berakibat buruk. Amat sangat buruk. Ia tak bisa membayangkan hal tersebut terjadi lagi pada puan yang begitu ia cintai namun tak bisa ia lepaskan. Kyuhyun tak tahu pilihan apa yang harus dibuatnya saat ini atau bagaimana perasaan Yuri yang sebenarnya, siapa tahu keduanya berkebalikan. Ada Seojin yang harus mereka ikut pikirkan matang-matang dan ia tidak tahu, di antara kedua keputusan yang dapat ia ambil, mana yang tepat untuk keduanya.

  "Aku tetap dengan pilihan pertamaku dulu, Taeri"
  "Kau yakin? Benar-benar yakin?"
  "Iya."
  "Yuri bisa membencimu."
  "Aku yang tanggung."

  Taeri lalu menganggukkan kepalanya lalu mengabari manajer Yuri, Seora, melalui pesan singkat. Memberitahu keputusan final yang Kyuhyun buat untuk disampaikan kepada Yuri. Kala Yuri menerima kabar tersebut, sang uan hanya sunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Ia tak berkomentar, namun mengucap terima kasih pada Seora setelah itu senelum manajernya tinggalkan ruang tidurnya yang nyaman untuk beristirahat.

  Lalu tepat sebulan setelahnya, keduanya bertemu. Dalam lokasi syuting yang sama dengan para host yang sudah lama mengenal mereka— bahkan yang menjadi MC di acara pernikahan megah mereka tujuh tahun yang lalu. Keduanya tak diizinkan melihat satu sama lain sebelum syuting dimulai dan merekam sesi black room mereka secara masing-masing, dimana mereka diminta memperkenalkan diri dan menceritakan tentang pernikahan mereka di masa lalu melalui sudut pandang masing-masing.

  Pertama, Kyuhyun. Ia menangis walau sudah dirias. Mendapat pertanyaan itu membuat airmatanya banjir hingga ia tak bisa mengucap sepatah dua kata sebagai perkenalan untuk dirinya sendiri di depan kamera. Hal yang biasa ia lakukan menjadi begitu sulit baginya. Rasa bersalah itu meluap menjadi satu dan menenggelamkannya bersama seluruh emosi yang bercampur aduk.

  Yuri, di sisi lain, di ruangan lain, tersenyum tipis. "Annyeonghaseyo, bae-u Kwon Yuri imnida. Saya ibu dsri satu orang anak, Seojin, dan mantan istri dari aktor Cho Kyuhyun sejak empat tahun lalu." ucapnya sambil tersenyum tipis. "Kami bertemu di sebuah acara variety show lalu dipasangkan dalam sebuah drama bersama sebelum memutuskan untuk menikah. Dua tahun kemudian, Seojin lahir dan kami memutuskan untuk bercerai."

  Ketika keduanya kembali dipertemukan dalam set, di depan kamera dan host, Kyuhyun menangis sejadi-jadinya di depan Yuri. Tak mampu berkata apapun pada puan berparas ayu di hadapannya itu. Sang puan kemudian turun dari bangkunya dan memeluk pria itu, mengusap punggungnya agar berhenti menangis.

  "Jangan menangis. Kau tidak mau terlihat lemah di depan Seojin, kan? Kau harus mencontohkan sosok appa yang kuat," bisik Yuri.

  Siapa yang menyangka, jika potongan adegan dan pembicaraan mereka tersebut sebagai trailer reality show yang baru akan ditayangkan itu meraih berbagai reaksi dari netizen dan penggemar. Memuji betapa baiknya Yuri menerima dan masih bisa memperlakukan Kyuhyun seperti mereka tak memiliki masa lalu sama sekali. Memuji betapa kuatnya Yuri dalam menguatkan dirinya dan berhadapan oleh sosok yang menorehkan luka paling dalam di hatinya, seumur hidup. Mereka takjub, bagaimana hubungan keduanya tetap bisa terjalin dengan baik setelah semua rentetan peristiwa yang terjadi.

to be continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everything You Never HadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang