CSW

65 44 62
                                    

"Gue udah mutusin, kita bakal serang mereka."-???

Jum'at sepulang sekolah. CSM beserta Rion dan W6 Girls berkumpul di ruangan atas rooftop tanpa menggunakan topeng.

Mereka membersihkan ruangan itu. Lika dan Rion duduk dan mengobrol bersama Renata dan Dara menebak apa yang akan terjadi pada kasus terakhir. Lalu Vio, Sintia, Arga (Mondays), dan Servi menyapu serta membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Sementara Selin? Ia terpaksa harus membuang sampah sendirian karna semuanya sibuk.

"Ini kalo misal mau nyelesaiin kasus harus berpasangan, bisa-bisa gue sendirian," monolog Selin sambil menyeret tong sampah berwarna hijau yang lumayan besar.

Ia sampai di belakang sekolah untuk membuang sampah, namun ia tak sengaja melihat seorang perempuan dan laki-laki berduaan tak jauh dari tempat Selin berada.

"Dasar anak zaman sekarang," monolog Selin sambil mengamati.

"Eh bentar, kek kenal deh." Selin menyipitkan matanya untuk melihat laki-laki yang berada lumayan jauh darinya.

"Kenapa harus ada second lead?!" monolog Selin geram. Laki-laki yang ia lihat tak lain merupakan Gavin.

Selin yang geram reflek menendang tempat sampah, namun karna ia menggunakan rok yang tak bisa untuk split (rok sekolah). Jadi ia terjatuh karna tong sampah berada jauh dari jangkauan namun Selin tetap memaksakan untuk menendang.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba Dara dan Arga muncul dengan tawa mereka.

"Apa sel? Second lead? Lo aja bukan female leadnya," ujar Dara di tengah tawanya.

"Atau jangan-jangan malah elo sendiri second leadnya." Arga pun turut meroasting Selin sambil cekikikan.

"Mungkin itu bener tapi gue gamau percaya," sahut Selin lalu pergi meninggalkan tong sampah.

"HAHAHAHA bilang aja gamau balikin tempat sampah, Hadeh." Arga menyilangkan tangannya sambil menatap Selin yang pergi menjauh.

"KOCAK BET EMANG TU BOCAH, MAKSAIN NENDANG PADAHAL PAKE ROK, HAHAHAHHAHA." Dara tertawa sambil memukul-mukul bahu Arga.

Setelah itu, kontak mata di antara Arga dan Dara terjadi. Lalu mereka berdua ingat bahwa mereka belum akrab.

"Ehm, sorry." Dara langsung menjaga jarak sambil berdehem canggung.

"Udah lupain aja, kita bawa tong sampahnya ke rooftop."

Mereka berdua membawa tong sampah dengan beriringan menuju ke rooftop. Tentunya dengan suasana canggung di perjalanan.

Sementara itu, di ruang atas rooftop.

"CSW keren deh keknya buat nama ruangan ini," ujar Renata sambil membaca wattpad.

"Wiih boleh tuh," sahut Servi.

"Terserah," sahut Lika.

"Arga, Dara, sama Selin kok ga balik-balik ya? Jangan-jangan mereka pulang duluan?" tanya Vio yang kelewat suuzon.

"Wah bisa jadi tuh," sahut Sintia (kelewat suuzon part 2).

"Udah deh, kalian lanjut cari tau siapa namanya si cowo yang ilang aja," ucap Lika.

"Udah kok, ya ga sin." Vio menyilangkan tangannya dengan bangga.

"Yoi, namanya Jean waktu ilang dia baru kelas 8, tepatnya 8E," jelas Sintia.
"Eh buset, cepet amat dapet infonya." Rion langsung menyahut sambil melotot saking terkejutnya.

"Iya kita tanya Bu Azizah hehe," ucap Sintia sambil cengengesan.

"Yeu, pantesan cepet," ucap Rion.

"Widihh, apa-apaan tuh gemes banget?!" tanya Servi sambil memotret dari depan pintu ruang CSW.

Sintia, Vio, Renata, Lika, dan Rion melihat ke arah yang dipotret Servi.

"Tong sampah in love ga sih?" tanya Lika lalu tertawa.

"Tapi Dara ama Mondays emang cocok, sama-sama kalem gitu," ucap Renata.

Sementara itu, Selin yang tadinya sedang berlari tanpa arah tak sengaja menabrak seorang adik kelas yang sedang berjalan bersama dua temannya.

"Eh sorry-sorry," ucap Selin.

"Heh jalan tuh liat-liat dong, lo gatau siapa gue?" tanya si adek kelas dengan sewot.

"Udahlah emang orang kek dia perlu dikasih pelajaran," adek kelas kedua mengompori.

"Heh gue lebih tua dari lo! Harusnya tau sopan dikit kek. Toh lo juga salah udah tau ada orang lari malah tiba-tiba muncul di depan gue bertiga lagi," sahut Selin yang tak terima disalahkan.

"Oh iya sopan, maaf ya.. Nekk," ucap adik kelasnya.

Amarah Selin memuncak. Ia nyaris menjambak kerudung tiga adik kelas itu. Iyaa nyaris, namun bukan karna Selin menahan emosinya melainkan ada seseorang yang langsung datang dan berdiri di depannya.

"Eh udah dong, gausah kayak gitu," ujar orang di depan Selin.

"Kak Gavin aku suka banget loh bales sg kakak, kok ga pernah dibales?" tanya si adik kelas yang Selin tabrak.

Benar, Gavin lah yang sedang berdiri di depan Selin.

"Masa'? Coba nanti aku cek deh, kalian ga pulang?" tanya Gavin ke tiga adik kelas itu.

"Iya kak, ini mau pulang hehe. Dah," tiga adik kelas itu pergi.

"Makasih, sama kayak waktu itu ya. Lo dateng dan jadi pahlawan buat gue," ucap Selin.

"GAVINNN!" panggil seorang perempuan dari kejauhan.

"Selin, gue duluan. Cepet pulang dan hati-hati ya." Gavin menghampiri seorang perempuan itu.

Selin kembali ke CSW dengan lesu.

"Nah ini Selin, darimana aja lo?? Kita udah nyusun rencana buat nyari tau identitas inisial J, soalnya baru ketemu nama doang," ucap Sintia.

"Kenapa ga tanya Bu Azizah?" tanya Selin lalu duduk dan memainkan ponselnya.

"Bu Azizah bilang cuma ada nama doang, bener-bener gaada data lain, bahkan tempat tanggal lahir sampai nama ortu juga gaada," sahut Lika.

"Kenapa ga tanya temen-temennya yang sekelas sama dia dulu?" tanya Selin masih tetap sibuk dengan ponselnya.

"Selinn, emang apa yang bakal kita tau kalo tanya temen-temennya? Toh kan belum tentu Jean ini deket sama anak kelasnya atau engga." Lika ikut greget dengan Selin yang menyahut seperti tak bersemangat.

"Tanya alamat dia aja, nama lengkapnya siapa? Kita cari tau kemungkinan dia nomor absen berapa buat ngelihat kelompok prakarya dia. Gue inget persis kalo prakarya kelompoknya ditentuin berdasarkan absen, dengan begitu kita bisa ketemu ortunya," sahut Selin.

"Sel, lo terus begini aja deh. Ngebantu banget, walaupun nyebelin tapi ide lo bagus. Beda kalo kek biasanya, exicted doang idenya gaada," ucap Renata.

Selin meletakkan ponselnya, "huee gue lagi galau tau, crush gue deket cewe lain. Tega banget lo nyuruh gue begini terus," rengek Selin.

"Oalah, lo lagi galau toh? HAHAHAHAHA," ledek Servi.

"Berisik ah, pulang aja yuk." Selin mengambil tasnya dan pergi dari ruang itu.

"Ngambek kah dianya?" tanya Lika.

Lalu mereka pulang, Sintia dan Vio pulang terakhir karna harus mengunci ruangan. Mereka juga harus pulang berdua untuk menggandakan kunci ruangan tersebut.

Saat Sintia dan Vio akan pulang, mereka tak sengaja mendengar percakapan segerombolan laki-laki yang diduga dari kelas 8.

Karna mendengar sebuah obrolan itu, mereka jadi mengetahui sebuah peristiwa besar yang akan terjadi. Entah apakah ini hal baik ataupun buruk.

Mwehehehe haloo saya comeback. Kangen gaa :>. Karna lama ga update saya bakal double up ^^

(Bentar part selanjutnya masih ditulis)

Jan lupa votee

⨈ճ 𝕲𝖎𝖗𝖑𝖘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang