Maaf kalau mengecewakan dan kurang terasa feell nya, dah lama tidak menulis cerita ‼️ Tapi semoga suka ya🩷🫧"Kesitu Mae~ ada dek Nana"
Maka dari itu mereka disini. Benar-benar mendatangi bangku taman yang tadi ditunjuk oleh anak tampannya. Terlebih lagi dengan sikap keponya Ten yang agak tinggi, jadi dia mau liat gimana bentukan bocil yang digemari anaknya ini.
"Haiiiiiii syaayeemmm" Jeno berteriak heboh sambil melambai tangannya, memberikan senyuman manis yang membuat matanya menghilang demi menyapa Ten. Jeno melangkah besar besar menjauh dari adik, dan Bundanya untuk menghampiri si saem cantik.
"Halo Jeno~, Jeno lagi main ya sama mama?" Tangannya mengulur mengusap rambut Jeno yang sudah memeluk perutnya, melepaskan genggamannya pada Mark yang sudah meronta ingin pergi, membuat Ten mengalah saja daripada pergelangan tangan putranya itu luka.
Aksi pelukan Jeno berhenti kala suara lembut milik bundanya mengintrupsi, "Jeno meluk siapa— TENNNNNN!!!" Ralat, suara melengking.
"DOYYYY!!! LAHH BUNTUT LU DAH DUA???"
Setelah ini ingatkan bahwa Jeno harus segera berangkat ke dokter THT, suara bunda dan gurunya itu sudah seperti main vocal nct saja.
05. MAE FOR PAPA
Taeyong terbangun dengan perasaan bingung. Dia seharusnya tak pernah setenang ini saat tidur siang, Mark pasti membangunkannya untuk pergi menemui anak bungsu Jaehyun di taman komplek perumahan. Apalagi kini rumah mereka terdengar senyap dan sepi, kemana pergi putra tampannya itu? Apa masih tidur? Tapi Taeyong langsung menggeleng, jelas tak mungkin itu terjadi, Mark tak mungkin melewatkan waktunya setiap sore untuk bertemu Nana.
"Markkk" panggil Taeyong dengan suara khas bangun tidur, tapi tak ada sahutan dari sang putra.
Ayah satu anak itu langsung bangkit, berjalan kearah dapur untuk melegakan tenggorokan yang terasa kering setelah tidur. Begitu sampai dapur Taeyong lebih terkejut lagi, piring makan pagi mereka yang harusnya bertumpuk di wastafel sudah dicuci. Bulu kuduk Taeyong meremang takut, kenapa hari ini terasa begitu aneh? Apa tadi sudah dia cuci tapi dia lupa?
Taeyong langsung berjalan dengan terburu ke kamar sang anak, pikirannya makin kalut ketika melihat kamar biru itu pun sudah rapi tanpa adanya sang tuan didalamnya. Putranya hilang? Tidak ada dimana-mana bahkan setelah tiga kali Taeyong putari rumah mereka dari depan kebelakang.
"Telfon Jaehyun, Jaehyun" ucapnya pada diri sendiri, masih pada pemikiran bahwa anaknya pergi ke taman komplek menemui si bungsu Jung. Namun begitu handphone nya dibuka;
Mae Mark (saem)
Mark dan saya pergi ketaman
Maaf tidak membangunkan, anda terlihat
terlalu kelelahan"Ah ya Mae Mark, tunggu-saem?" Sepertinya ingatan dan nyawa Taeyong telah kembali.
05. MAE FOR PAPA