"Nak, kenapa kau tidak sinkron?"
Ucapan nenek yang berpakaian seperti peramal ini membuatku mengernyitkan dahi.
"Hah?"
Aku melihat kiri kananku. "Aku?" beoku menunjuk diriku sendiri.
Nenek yang duduk di kios peramal ini mengangguk, "ya, kau."
Aku hanya bisa menunjukkan raut bingung bak orang idiot pada nenek ini.
"Maksudku, jiwa dan tubuhmu itu yang tidak sinkron. Seakan kau menempati tubuh yang salah."
Aku terdiam sebentar lalu mengambil ponselku di tas.
Aku membuka kamera, memperlihatkan wajahku yang ada mata pandanya, manik yang memerah dan sayu, juga rautku yang lelah.
Aku benar-benar kelihatan lelah sekali. Bahkan wajahku pun terlihat keriput.
Padahal umurku 24 tahun tapi muka udah kayak nenek-nenek.
Dewasa jompo.
Aku kembali menatap sang nenek. "Kau benar nenek, aku menempati tubuh yang salah. Umur jiwaku 24 tahun tapi muka udah kayak lansia," ujarku berusaha tersenyum ramah.
Nenek ini berniat membalas ucapanku, tapi bus yang akan aku tumpangi sudah datang.
"Permisi nek, aku pergi dulu, busnya sudah datang."
Setelah itu aku meninggalkan nenek peramal itu.
Aku duduk di bus dengan tenang, dan hampir saja tertidur. Aku berusaha mataku terus terbuka supaya bus yang kutumpangi tidak lewat halte dekat rumahku.
Aku turun dari bus begitu sampai di halte biasanya.
Cara berjalanku seperti zombie, yang membuat orang di sekitarku menatapku kasihan.
Karena lembur sialan itu yang membuatku seperti ini. Jam 7 pagi baru pulang. Berarti jam kerjaku 24 jam.
Gila!
"Tadaima!"
"Okaeri (Name). Ayo sarapan dulu sebelum kau istirahat."
Sahut kaa-san dari dapur.
Dengan linglung aku melangkah ke dapur lalu duduk si salah satu kursi yang kosong.
Adikku yang berumur 16 tahun menoel lenganku beberapa kali dengan tersenyum usil.
"(Name)-nee, kau sudah gajian kan?"
Aku menoleh padanya dengan malas. "Terus?"
"Minta dong. Buat jajan habis main basket nanti."
"Minta sama Natsuhiko aja."
Kakak laki-lakiku yang beda 2 tahun sama aku langsung mendongak dari ponselnya. "Enak aja. Aku mau nabung buat nikah."
"Onee-chan~ mau jajan~"
Aku mendecak kesal. "Berisik, aku lelah."
"Akihiko! Berhentilah mengganggu kakakmu!" Teriak kaa-san memarahi Akihiko, adikku.
Bocah itu langsung ciut. "Iya kaa-san," ujarnya cemberut.
Aku menjulurkan lidahku padanya. Akihiko menatapku sebal.
"Hmph!"
Tou-san melipat korannya begitu kami semua sudah duduk di kursi meja makan.
Tou-san menyatukan kesua telapak tangannya. "Saa, ittadakimasu."
"Ittadakimasu," ujar kami serempak.
Keluarga Matsuda terdiri dari 5 orang, tou-san, kaa-san, Natsuhiko, aku (Name), dan si bungsu beban, Akihiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrounded by Yandere Males [HIATUS]
FanfictionTokyo Revengers x reader Vampire & Werewolf AU! [Yandere!No Human!Various x Human!Female!Reader] Aku masih bingung apa yang terjadi padaku. 'Ini' siapa? Aku? Bukan, hanya mirip saja. Tubuh ini milik orang lain, yang diisi olehku. Dan aku piki...