4

471 73 51
                                    

Selamat Membaca!

Maaf kalo ada typo.
.
.
.

Semenjak datang ke isekai, aku selalu waspada terhadap siapapun, bahkan pada orang tuanya tubuh ini.

Setiap dunia punya sistem yang berbeda, itu yang aku yakini.

Aku tidak tau dunia ini seperti apa. Mendungnya hampir setiap hari, bulannya besar dan warnanya tajam sekali, lalu yang paling mencurigakan adalah sejarah atau mungkin mitosnya.

Sebelum terjadinya kecelakaan, waktu di sekolah sensei mapel sejarah menceritakansejarah atau lebih tepatnya kisah Jepang 1000 tahun yang lalu.

'Pengkhianat Manusia', itu judul yang sensei ceritakan. Ceritanya bukan mengenai sosok pengkhianat, malah sebaliknya. Pahlawan yang dituduh sebagai pengkhianat.

Miko yang malang. Dia menyelamatkan masyarakat desanya, namun balasan yang diterima adalah fitnah dan kematian.

Lalu terjadinya peperangan besar selama 100 tahun yang katanya telah memusnahkan sebagian manusia yang tinggal di Jepang, serta punahnya makhluk yang tak diinginkan.

Pengkhianat Manusia.

Perang besar.

Punahnya makhluk yang tak diinginkan.

Kalau dipikir-pikir lagi apa maksudnya? Seakan makhluk di dunia ini bukan hanya manusia, tumbuhan, dan hewan saja. Seperti ada makhluk lain yang pernah tinggal di dunia ini.

Mau bertanya pada sensei, tapi teman kelasku terlihat seperti sudah tau isi cerita itu.

Miko yang malang.

Kata Miko membuatku mengingat akan mimpi sebelum aku siuman. Sayangnya aku lupa isi mimpinya, yang pasti berhubungan dengan miko.

Sialan, dunia ini membingungkan.

Sama seperti dua orang laki-laki yang akhir-akhir ini sedang mendekatiku. Membingungkan karena mereka terlihat memiliki niat terselubung padaku.

"Apa yang kau lamunkan nona (Name)?"

Aku mengalihkan pandanganku dari kaca mobil ke arah Mitsuya. Aku menggeleng dan tersenyum kaku. "Tidak ada apa-apa Mitsuya-san."

Sejak kapan kau memanggilku (Name) sialan. Panggil aku nona (Surname) seperti biasanya. Kau yang paling terlihat mencurigakan saat ini, Mitsuya.

Pak tua itu duduk di kursi supir. Dan di belakangnya aku duduk berdampingan dengan Mitsuya.

Seminggu setelah aku siuman akhirnya aku diizinkan pulang dari rumah sakit.

Mobil yang kami tumpangi berhenti di depan rumahku.

"(Name), temanmu sudah menunggu."

Teman? Ah, pasti Chifuyu. Dia tadi mengirimku pesan ingin mengunjungiku ke rumah sakit. Tapi aku mau pulang, jadi kusuruh tunggu di rumahku saja.

Aku turun dari mobil dan menghampiri Chifuyu yang membawa buket bunga matahari, mengabaikan Mitsuya yang berniat menahanku.

"Chifuyu!"

Pria ini terkekeh pelan, lalu tersenyum kecil.

"Untukmu, selamat sudah keluar dari rumah sakit. Aku bersyukur keadaanmu sudah sehat," ujarnya sembari menglurkan buket bunganya.

Aku terkekeh pelan sembari menyembunyikan wajah meronaku di balik buket bunga. "Terima kasih, Chifuyu."

Akhirnya dapat bunga dari laki-laki!

Surrounded by Yandere Males [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang