sebelas

5 0 0
                                    

"Kasian ya anjir"

"Iya ya gas"

"Ada ya cewe kaya gitu"

"Ya itu ada"

"Iya ya ay"

"Hooh"

"Balik yu ay"

"Iya ayo udah larut malam juga"

---

Di lorong sekolah ashka melihat Cahya yang sedang asik mendengar lagu menggunakan earphone

"Cahya"
"Cahyaa"

'kaya ada yang ngikutin' batin cahya

"Woi Cahya"

"Hah apaa"

"Lo mau ga jadi pacar gue?"

"Pacar Lo?"

"Iya"

Cahya langsung melanjutkan perjalanan nya tanpa menghiraukan ashka yang terus memanggil Cahya.

"Hai neng Cahya yang geulis"

"Apa bang gas"

"Ngga si gapapa"

"Yeh gajelas dah"

"Nanti istirahat ke kantin yuk"

"Yakan emang ke kantin"

"Maksud saya tuh barengan"

"Ayo aja"

Ashka sangat kecewa pada Cahya yang tidak memperdulikannya sama sekali.

---

"Cahya" suara letih ashka

"Apa"

Cahya sama sekali tidak menghargai kedatangan ashka yang sudah penuh keringat

"Lo belum maafin gue?" Tanya ashka sambil mengelap keringat yang ada di leher nya

"Maaf?, Lo ga ada salah"

"Syukur deh"
"Tapi kok Lo cuek banget ngga kaya biasanya"

"Emang kalo gue biasa gimana, sok paling tau Lo"

"Tuhkan marah lagi"

"Apaan si gue ngga marah, buang-buang waktu aja Lo"

Cahya langsung meninggalkan ashka begitu saja

---

"Eneng Cahya"

"Apaa bang"

"Lah itu ashka kenapa anjir lari-lari"

"Hah mana?"

"Itu"

Di saat itu ternyata ashka menghampiri Bagas, dan memukul nya

"Anjing Lo"

Baru kali itu Cahya melihat ashka sekasar itu

"ASHKAAAA" Cahya teriak karna histeris melihat ashka terus memukuli Bagas

"Ashka stop"
"Ashka"
"Ashka stop ashka"

Ashka tidak mendengarkan Cahya yang dari tadi teriak memanggil namanya.

Di saat itu Cahya malah mendorong badan Bagas. Dan justru malah Cahya yang terkena pukulan

"Cahya"

"Apa Lo, pergi" Cahya sangat muak kepada ashka

"Tapi Cahya hidung Lo berdarah"

"Apa Lo peduli?, Ini ulah Lo, gw bilang pergi ya pergi" jawab Cahya dengan nada kasar

"Cahya ayo ke UKS" Bagas meraih tangan Cahya dan membawa nya ke UKS, sedangkan ashka?, Dia di tinggal begitu saja

---

"Darah nya banyak banget ay"

"Tapi Lo juga luka gas"

"Gue gapapa kok, masih kuat"
"Ada yang sakit lagi ngga"

"Ngga ada gas cuman hidung doang"

Cahya menatap diri Bagas dalam-dalam, karna cuman Bagas yang memahami dia

---

"Cahya"

"Apa lagi belum puas Lo?"

"Ngga gitu Cahya, gw kesini khawatir sama Lo"

"Hah khawatir?, Ini ulah Lo"

"Maaf Cahya"

"Berisik Lo, pergi"

Ashka langsung pergi dari hadapan cahya.

---

Kenaikan kelas pun tiba hadir, mereka menjadi senior

"Hah gw masuk IPA 1?"
"Lah terus gw sekelas sama ashka dan Bagas dong"

"Iya Cahya"

"Lah sei Lo masih di IPA 2?"

"Iya"

"Yah ga sekelas dong kita"

---

Bel masuk kelas pun berbunyi

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru dari kelas IPA 2, sini masuk"

"i-iya Bu"

"Lah Cahya?" Ashka kaget

"Ay"

"Eh Bagas"

"Oh kalian ternyata saling kenal ya?" Tanya Bu Fira

"Iya dong Bu kita kan teman sehidup semati, yakan neng Aya"

"Bagas diem kamu" Bu Fira pun tiba tiba bersikap tegas dan Cahya hanya tersenyum
"Cahya sekarang kamu duduk sama ashka ya"

"Lah harus ashka Bu?"

"Iya nak mau dimana lagi bangku semua penuh"

"Iya deh Bu"

---

Sedangkan di kursi Cahya dan Ashka seperti kuburan hanya diam sunyi dan tak bersuara

"Cahya"

"Apa"

"Ngga"

"Oh"

Hanya itu topik mereka hari ini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang