4. Seoul > Lotte World

230 28 2
                                    

Seperti biasa, setelah Vienna tertidur Alexa akan segera pergi ke tempat kerjanya. Dirinya tak akan pernah membiarkan Vienna tahu. Mungkin saja Vienna akan meninggalkannya jika dia mengetahuinya. Alexa belum siap kehilangan sosok Vienna di hidupnya. Harinya akan kembali suram jika Vienna tak lagi berada bersamanya. Alexa akui dirinya sama halnya dengan Vienna, sudah jatuh pada pandangan pertama. Tak di pungkiri pesona Vienna sungguh mampu menarik Alexa. Bahkan dari hari pertama bertemu. Hanya saja Alexa tak seperti Vienna, menunjukkannya secara terang-terangan. Alexa memilih menyembunyikannya. Ia cukup sadar diri. Kehidupannya tak baik, dan tak ingin menyeret Vienna untuk masuk. Alexa menaruh rasa takut, takut suatu saat omnya mengetahui Vienna, Alexa tak ingin Vienna di jadikan sama sepertinya oleh Paris. Cukup Alexa saja.

Paras yang di miliki Vienna tidak bisa di katakan biasa, jika Paris mengetahuinya tentu dia pasti akan dengan cepat menjadikannya seperti Alexa. Cantik memang sebuah kelebihan dan berkat dari Tuhan, tapi terkadang itu juga menjadi sebuah bahaya. Banyak di luaran sana yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan adalah gadis yang berparas cantik. Salah satunya Alexa. Karena parasnya, ia di jadikan budak pemuas nafsu. Dan Alexa tak ingin Vienna merasakan apa yang ia rasakan.

"Kau terlambat lagi, JALANG!" suara yang sangat Alexa kenal. Suara seseorang yang seharusnya melindunginya tapi justru menjerumuskannya. Seseorang yang berjanji akan membuatnya bahagia tetapi justru membuatnya menderita. Paris Choi. Alexa membenci suaranya.

"Maaf om" hanya itu yang keluar dari mulut Alexa. Kepalanya sudah menunduk, bukan menghormati omnya, tapi ia melakukannya karena takut. Takut akan tatapan tajam sang om. Dirinya tahu, Paris tidak akan mengapuninya kali ini. Ini bukan satu dua kali dirinya terlambat. Dan yang menjadi alasannya, Vienna. Alexa selalu menunggu Vienna tertidur. Alhasil Alexa jadi terlambat. Dan harus menerima semua hukuman dari Paris.

Paris tersenyum smirk, "Maaf kau bilang?" menarik rambut panjang Alexa, "Kenapa sakit?" Alexa menggeleng. Responnya itu semakin membuat Paris ingin melakukan hal lebih. Lalu di dorongnya tubuh Alexa sampai membentur meja, benda yang berada di atasnya, menjadi jatuh berserakan, botol-botol minuman pecah dan isinya mengotori lantai Bar. Melihat itu Paris menghampiri Alexa yang masih terduduk di lantai. Tampaknya Alexa sedang mengaduh kesakitan. Tanpa rasa belas kasihan Paris menarik kasar tangan Alexa, lalu di letakkan di atas tumpukan kaca botol yang pecah. Setelah itu kakinya menginjak tangan Alexa, "Bagaimana, sakit?" tersenyum senang melihat wajah menderita Alexa. Alexa memang pantas mendapatkannya, karena sudah membuatnya rugi besar. Para klien yang sudah memesan Alexa malam ini, pergi begitu saja. Akibat Alexa yang tak kunjung datang. Malam ini, Paris akan memberikan pelajaran yang berharga untuk Alexa.

"O-om, maafin Alexa" bohong jika itu tidak sakit. Telapak tangannya terasa amat sakit. Pijakan Paris semakin kencang, menekan telapak tangan Alexa untuk semakin bersentuhan dengan pecahan kaca tersebut. Sudah bisa di pastikan telapak tangannya mengeluarkan darah banyak.

"Maaf? Tak semudah itu Alexa" di angkatnya kakinya, lalu dengan cepat dan kencang kembali menginjak tangan Alexa.

"Aakhhh" dan suara itu meluncur indah dari mulut Alexa. Seiring tangannya semakin mengeluarkan darah segar.

Di sana keduanya tidak hanya berdua. Ada banyak orang-orang yang melihat kelakuan Paris dalam memperlakukan Alexa. Tapi semuanya hanya diam. Tak ada niatan menolong. Ada yang beranggapan itu bukan urusannya, dan tidak perlu mencampurinya. Ada juga yang merasa iba, ingin menolong, tapi takut dengan Paris, pria itu memiliki pengaruh besar. Pantas jika banyak yang takut dengannya. Dan ada juga yang menjadikannya sebagai hiburan gratis.

"Sekarang kamu ikut saya!" tanpa menunggu persetujuan Alexa, Paris menarik paksa. Tidak memperdulikan ringisan kesakitan dari Alexa. Paris membawanya ke sebuah ruangan, tidak lebih tepatnya sebuah kamar. Terlihat mewah, itu seperti kamar VVIP, yang sengaja di siapkan untuk orang penting.

City🏙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang