FOUR

28 6 0
                                    


KAMI 1 BENIH YANG TUMBUH MENJADI 2 BUNGA

SAMA NAMUN TAK SELARAS

MIRIP NAMUN BERBEDA

LAHIR BERSAMA NAMUN DIBESARKAN DENGAN CARA YANG BERBEDA

MESKI BEGITU KAMI SALING MENJAGA SATU SAMA LAIN































'terkadang orang yang paling menyakiti kita adalah orang-orang terdekat kita'




















🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗
🌗

















Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Meski begitu pemuda manis bersurai putih masih nampak menikmati waktu tidurnya. Tempat tidurnya acak-acakan seperti dia sangat menikmati waktu tidurnya.

Tok

Tok

Tok

"Tuan muda, ini sudah jam 9 apa anda tidak mau bangun?" Ucap suara dari balik pintu kamarnya.

Novan tentunya masih nyaman di atas tempat tidurnya. Dia memang memiliki kebiasaan tidur tengah malam dan bangun waktu siang. Saat diprancis pun dia sampai harus sering dimandikan oleh pengasuhnya jika ada jadwal sekolah pagi karena biasanya Novan akan bangun lebih dari jam 9 karena Novan tidur di jam 2 atau 3 malam.

Tok

Tok

Tok

"Novan-sama?" Ini sudah kesekian kali butler maupun maid berusaha untuk membangunkan Novan tetapi hasilnya nihil.

"Bagaimana?" Tanya pekerja yang lain pada rekannya.

"Sudah berulang kali aku memanggil tuan tetapi beliau bahkan tidak menyahut ku" ucap butler itu.

"Sudah mengetuk pintunya lebih keras?" Tanya yang lain.

"Sudah. Lihat tanganku sampai sakit karena terus-menerus mengetuk pintu" ucap butler itu sambil memperlihatkan tangannya yang memerah.

"Chi! Dasar. Tidak mencerminkan sikap tuan muda sekali" cibir salah satu maid.

"Shtttttt jangan bicara seperti itu" ucap temannya memperingatkan.

"Kenapa? Memang benar kan ucapanku. Meski dia itu putra kedua yang jarang datang kemari seharusnya dia bisa bersikap layaknya bangsawan. Bukannya bangun siang hingga jam segini. Tuan onoval saja bangun jam 5 pagi sedangkan dia" ucap maid itu dengan nada menyindir.

"Jaga ucapanmu" suara barito dingin menghentikan obrolan mereka.

Dari arah lorong nampak pria lanjut usia berpakaian kimono berjalan kearah mereka. Sontak para pelayan yang lain langsung memberi jalan sambil menunduk takut. Pria itu berhenti dengan jarak 1 langkah dari maid yang berbicara lancang tadi.

"Ji-jiro-san" ucap gugup sang maid kepada kepala pelayan.

Jiro menatap pelayan itu dengan tatapan intimidasi.
"Seorang budak tidak berhak mengucapkan perkataan menghina pada majikannya. Ingatlah bahwa posisimu disini hanyalah budak. Jika aku mendengar kau menghina tuan Novan lagi. Maka aku tidak akan segan untuk menghukum mu. Kau paham" ucap jiro pada maid itu.

Maid itu langsung mengangguk sambil menunduk. Dia sama sekali tidak berani menatap wajah sang kepala pelayan.

"Ini juga berlaku untuk kalian semua. Ingat posisi kalian disini. Tidak ada hak untuk kalian menghina tuan kalian. Paham"

MIRRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang