THREE

30 44 106
                                        

"Akhir dari memendam sakit yang sangat dalam"
(Alice and Albert)

HAPPY READING 🌻

" Maaf kak lalisa yang mau tampil ngak bisa hadir katanya dia lagi sakit" lirih nya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Lalisa Sanjaya adalah salah satu siswa berbakat di bidang solo song ia banyak menyumbang beberapa piala di British International School suaranya yang sangat merdu banyak yang mengagumi dirinya ia juga banyak mengikuti ekskul seni lainnya.

Albert terkejut mendengar penjelasan dari Dinda.
" APA?" teriaknya.
Dinda merasa sangat terpojok ditatap sangat dalam oleh kakelnya itu.
"Sudah-sudah bisa diomongin baik baik kan" lerai Sandra.
"Jelaskan" ia itu suara Alice.
Dinda yang mengetahui maksud dari kakel nya itu lantas menceritakan dari awal sampai akhir.

" Oh " jawab Alice sangat santai seperti sedang tidak terjadi apa-apa.
Padahal ia juga panik tetapi ia tak mau mengambil keputusan dalam kepanikan seperti ini bukannya mendapatkan solusi tetapi akan memperkeruh keadaan.
Mereka tak habis pikir dengan Alice yang sangat santai mengatasi masalah ini padahal waktu sangat mepet jika merencanakan hal yang baru.
Setelah itu Alice menarik Albert keluar dari ruangan itu ke arah belakang ruangan UKS lebih tepatnya di samping pagar tongkrongan anak anak yang sering masuk list BK.
Meninggalkan mereka yang merasa aneh dengan ke dua mahluk yang tak pernah bisa akur sedetikpun itu, entahlah mengapa hari ini mereka bisa terlihat seakrap itu lebih tepatnya Alice lah yang membuat tembok antara keduanya, mereka yang ditinggal tak sedikitpun berniat menanyakan kemana mereka akan pergi.

"Mau sampai kapan lo pegang tangan gue" kata Albert menggoda Alice.

Sebenarnya Albert belum pernah merasakan cinta ia dikenal playboy oleh siswa siswi bukan karena ia yang mendekati mereka tetapi merekalah yang memulai dan mereka juga yang menyatakan cinta kepada albert secara langsung Albert juga sering berganti pasangan hanya sebatas permainan baginya, tetapi kali ini malah ia yang terjebak, mungkinkah karma? Ia tertarik dengan sosok ketos di SMK BIS.

Deg!

Alice reflek melihat ke arah tautan tangan mereka dan benar ia menggenggam pergelangan tangan albert ia merasa gelagapan sendiri ia melirik kearah lain tak ingin bertatap langsung dengan mata Albert ia malu bahkan mukanya pasti sangatlah merah ia benci dengan situasi ini.

" Hayo panik ya?" Katanya menaik turun kan alisnya.
"Apansi g-ue cuman"
"Cuman apa,hm?" Potong Albert sudah berposisi di depan muka Alice mengunci tatapan mereka.

"Apansi kenapa jatung gue berpacu sangat kencang sih jangan sampai dia bisa dengar suara jantung gue" batinnya panik.

"Apansi Lo jangan dekat dekat"katanya mengangkat kedua tangannya kedepan seraya memberikan jarak ia menundukkan kepalanya.
Albert tak menghiraukan alice yang melarang ia mendekatinya.
Albert semakin dekat dengan alice siapapun yang melihat mereka pasti akan mengira mereka berdua sedang berciuman.
Alice mengangkat kepalanya dan mata mereka pun bertemu alice yang merasakan keadaan inilah yang sangat meresahkan bagi Alice ia sangat benci dalam situasi seperti ini
Alice tak sadar jika ia menutup kedua matanya seakan memberikan akses kepada nya.

"Lo ngarep?" bisik Albert memajukan kepalanya ke samping telinga Alice.
Alice yang mendengarkan arah bicara Albert yang terdengar mengejeknya.
Ia reflek mendorong Albert.
"A-paan s-ih l-o" katanya sedikit gugup menghadap kearah yang berlawanan dengan Albert.
Sedangkan Albert yang mendapat serangan secara tiba-tiba hampir terhuyung kebawah jika ia tak sigap.
Albert mendekati Alice yang membelakangi dirinya.
Mereka terlihat berposisi berpelukan dari belakang.
"Alice" katannya mencondongkan tubuhnya ke samping kanan memajukan kepalanya ke samping pipinya.
"Alice,sorry " katanya melakukan hal yang sama namun arahnya berbeda yakni kekiri.
Masih tak dihiraukan oleh Alice
Dengan ke dua tangannya yang ia genggam di belakang seperti sedang 'istirahat ditempat'
Ia ingin memegang pundak Alice memutarkan badan Alice menghadap kearahnya.

Albert&Alice  [HIATUS]                       Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang