" kilatan cahaya seakan merasakan kesedihannya 'kenapa harus aku "
( .....?)HAPPY READING 🌻
Mereka pun sama kaget nya,dan terutama albert ia merasa bersalah kepada Gadis kecil itu.
Matahari semakin larut langit awan gelap sudah mulai mentupi bumi, langit pun berubah menjadi hitam.
Akas memeluk bi asi yang menangis di pelukan nya,ia baru bertemu sebentar sekarang harus berpisah lagi,Akas memang bukan anaknya tetapi ia sudah menganggap Akas sebagai putranya sendiri.
Ini pertama kalinya Akas datang setelah ia pergi melanjutkan sekolahnya di kota Jakarta waktu ia memasuki SMP dan hari itu juga ia berpisa dengan Andra." Sudah bik kapan kapan Akas kesini lagi" katanya menenangkan bi asi.
Bi asi melepaskan pelukannya.
Albert dkk berganti menyalimi tangan bi asi mereka pergi ke mobil duluan dan meninggalkan Akas untuk berbicara dengan bi asi."DADA KAK" teriak semua anak panti dengan berbagai macam raut wajah mereka yang terkesan lucu anak anak itu menjadi saksi kepergian mereka.
Azzam menitikkan air matanya dalam diam,ia sangat terharu, seumur hidupnya tak pernah melihat hal yang bisa menyejukkan hatinya,apalagi ia melihat bayi mungil yang harus berpisah dengan orang tuanya dan masih banyak lagi.Mobilnya pun melaju semakin jauh dari panti itu,bahkan teriakan mereka tidak dapat mereka dengarkan lagi.
Skskskk...
"Lo nangis?" Tanya Dipta yang duduk disampingnya ia merasa sangat terusik mendengar isakan tertahan dari samping nya.
Tidak mungkin itu hanya khayalan Dipta kn?."N-ggak gue nggak nangis" katanya sambil mengelap sudut matanya dengan siku tangan nya.
Dipta hanya bergumam sebagai jawabanya."Albert" panggil Dipta.
"Lo ngerasa nggak sih?"Katanya menjedah ucapannya.
Sksksk...
"Kalau tuh cewek mirip-"
Suara itu...
Suara itu terdengar lagi."Lo kalau nangis,nangis aja nggak usah brisik deh,cbl banget lo" ia memaki azzam yang tak berhenti menangis disampingnya.
"Gue nggak nangis" Belanya.
"Kalau nggak nangis, bisa diam kan?" Ia bertanya sedikit emosi.
"N-ggak gitu dip,gue gue cuman terharu aja" katanya sedikit sesenggukan.
"G-ue gue ngerasa dunia Nggak adil tapi mereka" ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Dipta dapat merasakan apa yang dirasakan azzam,ia juga merasakan hal yang sama tetapi ia tidak secengeng Azzam.
"Sudahlah, yang penting sekarang lo bisa bersyukur atas apa yang Lo rasakan sekarang kan?" Akas bertanya kepadanya.
Azzam hanya mengangguk saja."eh, bukannya lo mau ngomong sesuatu ya dip?" Tanya azzam ia merasa mendengarkan Dipta sedang menanyakan sesuatu.
"Cewek mirip apa sih?" lirihnya mengingat ucapa Dipta di kepalanya.
Mereka melirik kearah azzam menghujani azzam dengan tatapan mereka, apakah ia tak sadar jika dialah yang telah merusak pembicaraan mereka.
Sedangkan di lain sisi Alice dkk berada di rumah Sandra,mereka sedang bergosip ria lebih tepatnya Keke dan Azzura membicarakan omong kosong belaka bagi Alice dan Sandra yang hanya menjadi Audiens saja.
"Guys guys,pada tau nggak?" Tanya Keke sangat antusias.
(Mulai deh bau bau "teh tumpah")Azzura dan Sandra menggeleng kan kepalanya.
Sedangkan Alice yang sedang berkutat dengan laptop nya,ia berhenti setelah mendengarkan issue dari Keke.
(Sepertinya ia juga kepo ya guys).
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert&Alice [HIATUS]
Teen Fiction[ON GOING] WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! PENYESALAN " HIDUP ATAU MATI" Happy reading 🌻