episode 10

3.3K 305 4
                                    

___________
____
_
.
.
.
.
.
.
.
Tiga jam tertidur akhirnya Adrian terbangun
Merasakan lengan kekar yang melilit pinggang dan helaan nafas teratur yang menerpa leher bagian belakang membuatnya membalikkan badan

Tersenyum melihat adraf yang tengah tertidur lelap sembari mendekap nya

"Adraf tadi Ian mimpi kalo ian bebas dan pergi dari sini" Cicit Adrian sembari mengusap rahang tegas milik adraf

"Haruskah aku menghancurkan mimpi mu itu baby panther? " Ucap adraf dengan kelopak mata yang perlahan terbuka

Adrian terkejut spontan ia menundukkan kepala tak ingin bersitatap dengan tatapan tajam milik adraf

"Kamu tau jika mimpi mu itu tak akan menjadi kenyataan Adrian? " Tanya adraf sembari mengangkat wajah Adrian agar menatap dirinya

"I-ian tau adraf" Lirih Adrian berusaha kembali menundukkan kepala namun di tahan oleh adraf

"Kamu tau Adrian kamu itu istri ku harus terus bersama ku, menghabiskan hidup mu dengan ku dan melakukan kewajiban mu sebagai istri serta jangan membangkang dengan ku suami mu"

"I-ia adraf"

"Tak perlu gugup seperti itu sayang yang jelas apa kamu mengerti maksudku baby panther? "
Bisik adraf tepat di telinga Adrian

"Ian faham adraf"

Adraf mengusap surai halus milik Adrian memberi pelukan hangat agar Adrian merasa nyaman

"Em.... Adraf sejak kapan adraf bangun? "
Tanya Adrian sembari menyembulkan kepala nya keluar dari dekapan adraf

"Sejak kamu menggeliat tak nyaman lalu berbalik dan mengusap rahang milik ku"

"....... Maaf adraf Ian tak bermaksud lancang"

Adraf terkekeh mengambil tangan adrian lalu meletakkan ke pipinya

"Sentuh lah sesukamu sayang itu tak masalah bahkan kamu bisa . .. "
Perlahan adraf mengarahkan tangan adrian turun menuju leher turun ke dada berlanjut turun menyentuh perut lalu kembali turun ke perut bagian bawah

"Kamu bisa menyentuh semua nya sayang tubuh ini milik baby panther sepenuhnya" Ucap adraf sambil menyeringai

Rona kemerahan muncul di pipi adrian membuat sang empu reflek menundukkan kepala

"Ad-adraf ishhh!! " Kesal adrian lalu menarik kembali tangan nya dari genggaman adraf

"Hahaha kenapa sayang? " Adraf yang gemas sontak menarik pelan dagu Adrian membuat si kecil yang tengah menunduk menatap nya

"Lihat lah rona merah muncul di pipi gembul ini" Ujar adraf sembari mengusap lembut kedua pipi adrian

"Adraf udah ih jangan kayak gini i-ian malu"

"Kenapa harus malu hm? "

Sungguh adraf sangat menyukai ekspresi adrian yang tengah merona seperti ini selain ekspresi adrian yang meneriakkan nama nya di bawah kukungan miliknya

"Selain ekspresi mu saat tengah merona seperti ini aku juga menyukai ekspresi mu saat berteriak di bawah ku terengah engah meminta ku untuk meningkatkan kecepatan membuat ku menggila dengan suara manja mu itu sungguh itu sangat indah dan... "

"ADRAFFFFF!!! Teriak adrian dengan menutup mulut adraf menggunakan kedua tangan nya

" Adraf adalah Pak tua paling menyebalkan ian kesal"

"Sayang aku belum tua umur ku baru 27 tahun"

"Dan umur ian baru 19 tahun, usia kita beda 9 tahun adraf"

My wife only belongs to meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang