BAB 2

42 6 27
                                    

Haloo


Sinar bulan yang begitu cantik dengan rasi bintang yang sedari tadi berkelap kelip membuat pemandangan malam menjadi indah. Gadis yang sedari tadi menatap indahnya langit itu tak henti hentinya mengembangkan senyuman yang begitu cantik. Sesekali ia melontarkan kata kata seraya menatap ke arah langit. "Apakah Adnan akan bersama Ica terus ?" Ucapnya tak mengalihkan pandangan dari arah jendela.

Suara deringan ponsel memecahkan keheningan saat dirinya menatap indahnya malam.

"Halo Ica coba Ica liat ke arah langit deh" ucap seseorang yang tak lain adalah Adnan.

Seperti yang di katakan oleh Adnan, gadis tersebut kembali menatap ke arah langit. "Cantik nan" lirihnya.

"Kayak Ica"

"Nan makasih"

"Makasih buat apa ca ?"

"Buat semuanya"

"Gapapa ca, kan Ica sahabat aku"
"Ica tidur ya ? Udah malem matiin aja telpon nyaa, nice dream icaa" lanjutnya lalu memutuskan panggilan tersebut.

"Kok aku bisa dapet sahabat sebaik dia ya ?"
"Apa dia selalu ada buat aku ?" Tanyanya kepada dirinya sendiri sebelum akhirnya dia menuju kasur dan membaringkan tubuhnya lalu menutupinya dengan selimut tebal berwarna biru sebatas leher.

"Nice dream juga Adnan"
"Lelaki kecil ku" lirihnya dan membiarkan kedua mata nya menutup.

€€€

Disisi lain Adnan belum juga tidur, dia masih memikirkan bagaimana caranya agar dia selalu bersama gadis kecil nya. Ngaco ya Adnan ?.

Dengan tubuh yang masih berbaring di kasur. "Ica itu cantik" ucapnya dengan menatap ke arah langit langit kamar yang bercat hijau.

Saat sedang menatap lama ke langit kamarnya, tiba tiba saja  pintu kamar Adnan terbuka dan mendapati seorang wanita paruh baya yang berstatus sebagai—bundanya.

"Nih" ujarnya. Lalu cowok tersebut merubah posisi nya dari rebahan menjadi duduk.

"Iya nda, makasih!" lalu Adnan menghabis kan susu yang tadinya di bawa oleh sang bunda.

Adnan minum susu ?.
Dia sangat suka susu tapi tidak dengan susu dalam dot. Adnan lebih suka meminum susu di dalam gelas.

Tapi tetap saja terlihat seperti bayi yang menggemaskan walaupun dirinya tidak meminum susu di dalam dot.

"Udah ?" Tanya sang bunda ketika melihat putra nya yang sudah meneguk habis susu tersebut.

"Udah nda" sahutnya dan menyodorkan gelas yang sudah tidak berisi susu itu kepada sang bunda. "Lap dulu" tegur sang bunda dengan memberi tissue kepada Adnan.

"Yaudah tidur istirahat" lanjutnya.

"Ndaaa" rengek Adnan tiba tiba.

"Hm ?" Balas sang bunda berdehem. Baru hanya beberapa langkah Adnan memanggilnya dan membuat langkah sang bunda terhenti.

"Pengen tidur sama bunda boleh ?" Tanya nya lembut dengan puppy eyes.

Karena ayah nya sedang berada di luar kota yang tengah melakukan bisnis dan apartemen yang hampir selesai jadi Adnan dan Bundanya hanya tinggal berdua saja dirumah.

WILL IT UNITE ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang