5 • SCRIPT READING

8K 1.4K 954
                                    

Jennie POV

"Jennie-ya, Unnie boleh bertanya?" Suara lembut Irene Unnie menggema, pagi ini kami berada di mobil menuju gedung dimana kami akan melakukan script reading dengan para pemain lainnya.

"Kenapa tidak boleh?" Ucapku, aku merogoh pouch make-upku dan mengambil blush on dari dalam sana, reading kali ini sangat pagi dan aku tidak sempat make-up di rumah, bahkan aku dan Irene Unnie sarapan di mobil tadi.

"Kenapa kau akhirnya menerima tawaran drama ini?" Pertanyaan Irene Unnie membuat gerakanku berhenti, kenapa dia menanyakan itu?

"Aku tidak ingin di blacklist." Ucapku, dia terkekeh kecil dan tangannya terulur untuk mengusap rambutku namun aku menghindar, aku bahkan masih menggunakan roll pada rambut depanku.

"Eoh? Kau tidak mengijinkan Unnie-mu menyentuhmu?" Ucapnya dan aku menggeleng, "tidak." Ucapku ketus dan dia tertawa.

"Kau marah denganku?" Tanyanya lagi.

"Tidak."

"Tapi nada bicaramu sangat ketus, kau juga menghindariku akhir-akhir ini, aku merindukan adik kecilku yang selalu menempel padaku sepanjang hari." Ucapannya membuat aku mengerucutkan bibirku, emm.. akhir-akhir ini aku memang sedikit menghindarinya.

Seperti kemarin setelah pulang berkencan dengan Taehyung, aku memilih untuk tidak makan malam lagi dan berada di kamar sepanjang malam, entahlah, aku hanya kesal dengan Irene Unnie.

"Emm, apa aku berlebihan?" Ucapku setelahnya, walaupun aku memang sering kesal dengannya, tapi aku juga tidak tahan jika tidak berbicara dengannya.

"Menurutmu?" Balasnya dan aku mengangguk kecil, "sepertinya aku memang sedikit berlebihan, aku minta maaf Unnie."

"Uh~ adik kecilku, tidak apa-apa, aku bisa mengerti, tapi kau juga harus tahu kalau aku melakukan ini bukan tanpa alasan, aku tidak mau karirmu yang sudah kau bangun hancur hanya karena sakit hatimu."

"Aku tidak mau nantinya kau di nilai tidak profesional di kalangan produser atau brand apapun, aku yang akan sakit hati nantinya jika aku mendengar perkataan-perkataan buruk tentangmu nanti." Ucapnya, aku melengkungkan bibirku ke bawah dan meraih lengannya.

"Aku mungkin tidak bisa merasakan betapa sakitnya luka yang pernah Lisa berikan, tapi dia bukan alasan bagimu untuk berhenti berkarir." Aku mengangguk, dia kemudian melirikku dan mengusap bahuku.

"It's okay, kedepannya kau harus lebih bijak lagi, okay?" Ucapnya, aku mengangguk dan meraih tangannya, "Sorry, Unnie."

"Selesaikan make-up mu, kita hampir sampai." Ucapnya, dia kembali fokus ke jalanan dan aku juga dengan cepat menyelesaikan make-up tipisku.

Lima belas kemudian kami sampai di basement gedung, aku juga sudah menyelesaikan make-up ku dan Irene Unnie kini membuka ponselnya.

"Kau ingin masuk terlebih dahulu atau menunggu Jisoo dan Chaeyoung? Manajernya nya mengatakan mereka akan sampai dalam lima menit." Tanya Irene Unnie setelah membaca pesan dari ponselnya.

Ah, by the way, Jisoo dan Chaeyoung berasal dari satu agensi yang sama, jadi tidak heran kenapa mereka berangkat bersamaan hari ini.

"Menunggu saja, aku tidak begitu kenal dengan pemain lainnya." Jawabku, sebenarnya aku ini pemalu jika bertemu orang baru, ya walaupun nanti kami juga akan mengenal satu sama lain, tapi tetap saja, akan lebih baik jika aku menunggu Jisoo dan Chaeyoung.

"Baiklah, kita dengar lagu dulu kalau begitu." Aku mengangguk dan mengeluarkan ponselku, membuka kamera dan melihat diriku sendiri.

"Jennie-ya, aku sudah membaca script sampai selesai dan sebenarnya adegan kissingnya cukup banyak, apa kau tidak masalah dengan itu?" Tanyanya tiba-tiba, aku menoleh kearahnya.

HOLD MY HAND - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang