Prolog

82 11 5
                                    

Gatel banget pengen publish cerita yang udah nongkrong di draft bertahun-tahun ini


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana koridor kelas XI terbilang cukup ramai di jam istirahat pertama ini.

Di depan kelas XI IPS 4, dua gadis yang duduk di bangku panjang depan kelas terlihat asik dengan dunianya sendiri.

"Gue gabut banget, masa! Pengen nyari sensasi, deh!"

Celetukan gadis dengan rambut hitam legam sepunggung dengan raut wajah yang kentara sekali bosannya.

Sementara gadis yang di sampingnya mengangguk setuju. "Sama. Enaknya ngapain, ya? Mumpung lagi jam istirahat, mending buat ulah," sahut gadis itu yang mendapat tatapan binar dari temannya.

Keduanya mulai menelisik ke seluruh penjuru mencari objek yang kira-kira enak di jadikan target.

Hingga satu gadis yang bername tag Ayu Nilam Saputri itu menjentikkan jarinya, lengkap dengan wajah yang berseri-seri.

"Gue ada ide!"

"Apa?"

"Gue mau nantangin lo, Ra!" kata Nilam menatap gadis yang ia panggil 'Ra' itu penuh arti.

"Apa tantangannya?" tanya gadis yang bernama lengkap Melati Azzahra Anatarya tanpa ragu.

Mendengar itu Nilam menyeringai kemudian mengode Zahra untuk berdiri yang mana langsung dituruti Zahra.

"Lo liat cowok-cowok itu?"

Zahra mengikuti arah pandangan Nilam pada rombongan cowok yang sangat asing di matanya lalu mengangguk tidak paham. "Iya, terus? Tantangannya apa?" tanyanya penasaran.

"Lo harus tembak cowok yang lagi jalan ke sini, sekarang!"

Zahra menaikkan satu alisnya menatap empat cowok yang berjalan menuju kearahnya. "Yang mana dulu, nih? Lo nyuruh gue nembak empat-empatnya?" tanya Zahra kelewat santai dan polos membuat Nilam melotot.

"Gila lo!" semburnya tak percaya membuat Zahra nyengir. "Gue mau lo nembak cowok yang paling depan. Sekarang!" Tubuh Zahra terdorong ke depan saat Nilam mendorongnya.

Zahra mulai menatap serius cowok yang menjadi targetnya, tidak buruk. Seragam yang jauh dari kata rapi, rambut gondrong, dan memiliki tindik hitam di telinga kirinya.

Zahra menghadang jalan cowok yang menjadi targetnya itu dengan sangat berani. Lalu tanpa aba-aba Zahra mendorong tubuh cowok yang lebih tinggi darinya itu hingga membentur dinding koridor.

Zahra yakin kini ia dan cowok di depannya ini sudah menjadi pusat perhatian. Hatinya senang bukain main saat tujuannya mencari sensasi tercapai. Aneh memang gadis ini!

Cowok yang Zahra dorong hanya diam dengan tatapan tenangnya. Tidak ada raut marah atau kesal sedikit pun di wajahnya, tentu saja hal itu membuat Zahra senang.

"Jadi pacar gue."

Tidak ada jawaban.

Zahra menatap cowok itu seraya menaikkan alisnya meminta jawaban. Namun sedetik kemudian cowok itu merubah posisi mereka menjadi Zahra yang ia kukung dengan kedua tangannya.

Zahra terkejut namun ia bisa mengatur ekpsresinya dengan baik. Cowok yang berada di depan Zahra memiringkan wajahnya menelisik wajah Zahra lebih dalam lalu tak lama berselang senyun miring terpatri di wajah cowok itu membuat Zahra mengerutkan keningnya.

"Deal!" bisik cowok itu kemudian pergi begitu saja meninggalkan Zahra yang kini melebarkan senyumnya.

Misi selesai!

Gimana sama prolognya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana sama prolognya?

Bikin penasaran gak?

Semoga suka, ya...

Spam komen 👉

Spam next 👉

Thanks and see u...

KANIGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang