cincin

436 49 6
                                    

- soobin

Suara alarm membangunkan ku,rasa nya aku baru saja tidur dan sekarang sudah pagi saja.

Aku menoleh ke sebelah,
"astaga tuhan." Hampir saja jantung ini melesat keluar karena melihat wajah yeonjun.

Aku segera duduk, bisa bisa nya aku lupa jika tadi malam aku yang membawa yeonjun ke kamar karena dia setengah mabuk, takut jika dia tiba tiba muntah atau tidak sadarkan diri lagi.

Aku berdiri memeriksa celana piyama, oke celana ini rapi dan tidak terbalik. Takut saja jika yeonjun tidak sadar, ia akan menerkam ku saat tidur.

Alarm berbunyi lagi, tidak itu bukan alarm dari hp ku melainkan dari hp yeonjun yg masih terlelap.
Bukannya bangun, ia masih asik dengan mimpi nya.

"Apa lebih baik aku bangun kan nya ?," gumam ku pelan, tidak itu ide buruk lebih baik biarkan dia tidur dan aku bisa membersihkan diri ku.

-author

Soobin segera pergi ke kamar mandi, baiklah kita biarkan soobin bersih bersih. Mari kita liat pria rubah yang masih asik dengan mimpi nya itu.

Alarm nya berbunyi lagi, kali ini yeonjun terganggu. Ia merogoh rogoh kantung celana dan segera mematikan nya dengan kesal.

Ia bukan tidak mau bangun tetapi efek dari mabuk dan begadang kemarin, badan nya sangat pegal.
Sayang nya, yeonjun sudah bangun sepenuh nya karena alarm sialan nya itu.

"Dasar...padahal Aku masih ingin tidur." Yeonjun terduduk di kasur.
Ia sempat terdiam, meraba raba spring bed yang rasanya lain dengan spring bed kamar tamu.

"Apa aku di kamar utama ?, berarti aku tidur dengan soobin ?." Yeonjun masih belum sadar dimana ia terbangun.

Cklek...

Pintu kamar mandi terbuka, dua sejoli itu saling pandang.
Tatapan soobin yang kaget sedangkan yeonjun bingung.

"B-biniie ?." Ucap yeonjun bingung.
Wajah soobin memerah," YAKK CHOI YEONJUN KELUAR DARI KAMAR INI." sungguh jika yeonjun bisa jujur, itu teriakan yang sangat menyakitkan di gendang telinga.

Yeonjun langsung keluar, nanti saja ia bertanya kenapa bisa ada di kamar itu daripada tetap disana, bisa bisa telinga menjadi budeg.

Yeonjun berjalan ke arah dapur, soobin belum masak ternyata.
Dasar yeonjun, setiap bangun selalu mencari makanan padahal lebih baik minum air putih dulu.

Tak lama kemudian, soobin keluar.
Wajah nya tidak merah lagi. Mungkin dia kesal dengan yeonjun yang hah hoh hah hoh saat ia keluar dari kamar mandi.

"Binnie, kau tidak masak ?." Yeonjun bertanya, soobin memutar bola matanya malas.

"Entah lah, aku bingung ingin masak apa. Bagaimana jika kau yang masak?." Pertanyaan yang membuat yeonjun merinding.

"Jika kau ingin mencium bau tidak enak. Baiklah biarkan aku masak," oke soobin sudah mengerti maksud yeonjun.

"Bagaimana dengan makan di luar ?, oh ya bukan kah besok kau sudah kerja ?. Ayo aku temani diri mu berbelanja sebelum terkena stress." Ajak yeonjun, berdoa saja kali ini ajakan nya tidak kacau seperti kemarin.

Soobin membulatkan mata nya,
Ia tidak bermimpi kan ?. Memang dari kemarin soobin ingin belanja tetapi waktu nya selalu di sita dengan berkas dan file.

"S-sungguh ? Kau akan mengajak ku belanja ?." Tanya soobin, hanya ingin memastikan.
"Ya betulan, kita pergi setelah aku mandi. Sarapan kita di kedai toast dekat kantor saja, bagaimana kau mau kan ?." Soobin menangguk angguk senang, yeonjun tersenyum dan kemudian langsung pergi mandi.

Ingin rasanya soobin berteriak keras karena ajakan ini. Karna daniel jarang mengajak nya pergi keluar, paling kalau keluar mereka hanya ke taman atau ke street jajanan selain itu mereka menghabis kan waktu di kantor.

Soobin langsung pergi ke kamar nya untuk mengganti baju saja.
.
.
.
.
.
.

Disinilah mereka berada, di kedai toast awal yeonjun berjumpa dengan pujaan hati nya.

Yeonjun sudah siap dengan toastnya, sekarang ia lakukan menatap soobin makan hingga matanya menatap cincin selain cincin pernikahan di jari soobin.

Yeonjun menarik tangan soobin dan menatap cincin itu," ini cincin siapa bin ?." Dan yang ditanya terlihat gugup.
"A-ah itu cincin dari mama," alasan soobin.

"Benarkah ?, apakah ini dari mama mu ?." Yeonjun tampak terkejut, soobin mengangguk.
"Astaga jahat sekali kenapa mama mu membelikan cincin yang murahan bahkan ini tidak barang branded. Seorang istri choi tidak boleh memakai barang murahan." Tutur yeonjun sambil mengambil cincin itu dan menyimpan nya di kantong.

Lagi lagi soobin terkejut, benarkah cincin itu barang murah ?. Bukankah itu cincin yang lagi mahal mahal nya?

"Aku tau maksud mu binnie, cincin itu memang lagi tenar tetapi cincin yang mama mu beli adalah barang duplikat atau palsu, lihat saja cincin itu terlihat kusam sedangkan yang asli berwarna mencolok." Yeonjun menjelaskan itu seperti sedang menjelaskan dengan seorang anak sd. Lihatlah betapa antusias dan menggemaskan soobin saat yeonjun menjelaskan tentang cincin.

"Dia sangat gemas ya Tuhan." Gumam yeonjun, ingin rasanya ia mengigit manusia gemas di depan nya.

"Aku tidak melihat nya dengan teliti," ucap soobin pelan,kemarin dia tidak terlalu melihat cincin yang di berikan daniel itu karna dia pikir itu memang cincin yang lagi tenar ternyata tidak.

"Tidak apa binnie,jangan sedih. Aku akan membelikan cincin baru untuk mu nanti." Ucap yeonjun dan soobin mengangguk.




Hai hai all...
Maaf slow up karna seperti biasa alasan nya karena ujian.
Ini karena udah siap ujian jdi up deh
Yang masih ujian semangat ya

Kalau ada kesalahan ketik atau tidak kenyamanan silahkan comment
Jangan lupa vote kalian ><
Have a nice day all






[✅] LOVE CONTRACT -YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang