Cafe sudah di tutup, Haechanpun segera keluar untuk pulang kerumahnya. Tapi dia terkejut saat melihat Ru Xue masih ada di sana sedang duduk sambil memijat lututnya.
Awalnya dia ingin mengabaikan gadis itu. Tapi melihat jam yang sudah menunjukan pukul 23:05, malam yang semakin larut dan dingin, akhirnya Haechan menghampirinya.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku menunggumu.” Jawabnya sambil mengukir senyum.
“Apa yang ingin kau katakan?”
“Aku hanya ingin bilang, kalau aku ini benar-benar sepupunya Xiaojun. Aku bukan perusak hubungan orang atau selingkuhannya.”
“Aku tidak peduli. Sudahlah, aku lelah dan ingin segera sampai rumah. Lebih baik kau juga pulang.” Haechan pergi begitu saja.
Satu minggu sudah Hyeon Ae kembali menjalin hubungan dengan Xiaojun. Gadis itupun sesekali datang kerumahnya untuk bertemu dengan Tuan Xiao Min ayah dari Xiaojun.
Haechan? Dia benar-benar merindukan sosok sahabatnya itu. Dia ingin sekali mengetahui bagaimana kabarnya. Tapi enggan rasanya untuk menghubunginya lebih dulu.
Pemuda itu terkejut saat melihat Hyeon Ae berdiri di depan rumahnya.
“Hyeon Ae?”
Gadis itu berhambur memeluk Haechan. Tapi kali ini tidak ada suara tangisan atau firasat yang kurang baik.
“Haechanieeee ... aku senang sekali!” seru Hyeon Ae lalu melepaskan pelukannya.
Setelah masuk dan duduk di sofa. Barulah mereka bicara serius.
“Ada apa? Kau terlihat bahagia sekali,”
“Kau tahu? Xiaojun mengajaku untuk kembali bersama lagi.” Jawabnya antusias.
Haechan masih diam. Harusnya dia senang mendengar kabar tersebut. Tapi entah kenapa, rasanya begitu menyakitkan.
“Xiaojun mengajakmu balikan lagi? Kapan?”
“Seminggu yang lalu.”
“Syukurlah,” gumam Haechan sambil tersenyum tapi tidak dengan hatinya.
-“””-
Hari ini gajian, Doyoung mengajak Haechan dan Jaemin untuk makan jajamyeon di kedai milik tetangganya yaitu Renjun.
Kedua temannya merasa heran melihat Haechan yang belakangan ini terlihat begitu kurang semangat. Jaemin dan Doyoung saling tatap dan memberi isyarat untuk mengawali percakapan dengan lelaki itu.
“Haechan-ah, apa yang terjadi? Belakangan ini kau terlihat tidak bersemangat. Aku seperti melihat Haechan yang berbeda.” Kata Doyoung.
“Hyung, apa ku salah kalau menyukai sahabatku sendiri?”
Doyoung dan Jaemin kembali saling tatap.
“Kau menyukai Hyeon Ae? Tidak ada yang salah dengan perasaan itu.”
“Aku tahu. Tapi, dia sudah punya kekasih bahkan sudah lima tahun lebih. Bodohnya lagi, aku malah bertahan dengan perasaan ini.”
Jaemin memegang bahu Haechan. “Lima tahun, tidak menjamin sampai ke pelaminan. Kau masih punya peluang untuk mendapatkannya.” Kata Jaemin.
Haechan hanya tersenyum mendengar ucapan teman baiknya yang satu itu.
“Ayo makan! Jangan sampai kau kelaparan karena cinta.” Ucap Doyoung.
-“””-
Hyeon Ae minta tolong Haechan untuk mengantarnya ke toko bunga. Dia ingin membeli bunga untuk ayahnya Xiaojun. Tapi di perjalanan mereka terjebak Hujan dan akhirnya memilih untuk berteduh di depan sekolahan.
“Coba saja kalau kau tidak terlambat menjemputku tadi, mungkin tidak akan terjebak hujan seperti ini.” Kesal Hyeon Ae.
“Maaf,” hanya itu kalimat yang terucap dari mulut Haechan.
“Hey, jangan serius seperti itu. Aku hanya bercanda.” Kata Hyeon Ae sambil menyenggol lengan Haechan.
Suasana kembali membisu, hanya suara deras hujan yang meramaikan suasana. Tiba-tiba Haechan ingat sesuatu.
“Hyeon Ae,”
“Hmmm?”
“Apakah kau masih mengingatnya? Hari dimana kita nongkrong di depan sekolah temanku waktu SMA dulu.”
Hyeon Ae mencoba mengingat-ingat. “Temanmu ....”
“Na Jaemin, kau ingat tidak? Saat dia bercanda bahwa kita terlihat seperti sepasang kekasih.”
Hyeon Ae masih berpikir mengingat-ingat masa itu.
“Ah iya, aku ingat. Hari itu benar-benar membuatku merasa lebih baik setelah bertengkar dengan Xiaojun. Kau dan temanmu selalu saja bertingkah konyol seolah menghiburku.” Jelasnya.
‘Saat kau tersenyum, aku juga menyukainya.’ batin Haechan sambil menatap Hyeon Ae dari samping.
Hujanpun reda. Mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang.
-“””-
Haechan terkejut saat melihat Hyeon Ae dan Xiaojun datang ke Cafe tidak hanya mereka tapi ada Ru Xue juga.
“Aku senang kalian bisa kembali bersama.” Kata Haechan saat Hyeon Ae dan Ru Xue sedang ke toilet.
“Aku juga minta maaf, karena sudah salah paham dan memukulimu waktu itu.”
“Sudahlah, lupakan saja. Aku mengerti bagaimana perasaanmu waktu itu. Alasanku waktu itu pasti terdengar tidak masuk akal, kan?”
Haechan menyungingkan senyum tipis.
“Terima kasih,” ucap Xiaojun.
“Untuk?”
“Karena kau sudah menjadi teman yang baik untuk Hyeon Ae. Bahkan kau selalu menjaganya dan selalu ada saat dia sendiri.”
“Hyeon Ae adalah sahabatku, dia juga seorang wanita sudah seharusnya aku menjaganya, kan? Tidak perlu berterima kasih seperti itu, aku tidak butuh.”
Hyeon Ae dan Ru Xue sudah kembali.
“Apa yang sedang kalian bicarakan? Serius sekali.” ujar Hyeon Ae.
“Aku tidak bisa lama-lama bersama kalian. Aku harus kembali bekerja, permisi.” Pamit Haechan lalu kembali ke posisinya sebagai pelayan minuman.
*--“”--*
Haechan sakit. Dia tidak bisa tidur karena badannya tidak merasa nyaman. Walau tubuhnya sudah berbaring di atas tempat tidur, tapi matanya enggan tertutup. Tubuhnya mengigil dan kepalanya sangat sakit.
Tidak seorangpun di sana. Karena Haechan tinggal jauh dari keluarganya. Dia ingin sekali kalau Hyeon Ae ada di sini tapi gadis itu tidak bisa di hubungi entah kenapa. Mencoba menelepon Jaemin tapi tidak di jawab. Akhirnya menelpon Doyoung.
[Halo, Chan, ada apa?] jawab orang di sebrang sana.
“Hyung, bisakah kau ke rumahku sekarang? Aku ingin minta bantuanmu.”
[Kau sakit ya? Suaramu seperti orang yang sedang kedinginan.]
“I–iya, bisakah hyung ke sini?”
[Baiklah, aku akan segera ke sana.]
Setelah mengakhiri panggilan, Doyoung segera pergi menuju rumah Haechan.
Sesampainya di sana. Doyoung mendapati Haechan yang sudah tertidur. Dia menyentuh dahinya dan begitu panas, bahkan napasnyapun terdengar begitu berat.
Dengan sigap, Doyoung mengambil air lalu mengompresnya.
“Hyeon Ae ....” pemuda itu mengigau beberapa kali memanggil nama gadis itu.
Doyoung merasa kasihan dengan pria yang sudah dianggapnya seperti adiknya sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Haechan dan Hyeon Ae. Tapi melihat kondisinya yang terus mengigau terasa menyedihkan.
Dengan begitu telaten, Doyoung mengompres Haechan.
“Apa terasa sangat menyakitkan? Sampai kau seperti ini, Chan?”
Haechan membuka matanya, mendapati Doyoung yang sedang tidur sambil duduk di kursi dekat tempat tidurnya.
“Hyung,”
Pria yang di panggil langsung membuka matanya.
“Kau sudah bangun? Bagaimana dengan kondisimu sekarang?” tanya Doyoung sambil membantu Haechan untuk duduk lalu menyentuh dahinya. “Syukurlah, demamnya sudah turun.”
Haechan tersenyum. “Aku sudah merasa enakan. Maaf, sudah membuat hyung kerepotan semalaman. Terima kasih.”
“Jangan sungkan. Hyung senang bisa membantumu. Bahkan aku khawatir karena semalam demammu sangat tinggi. Oia, hyung buatkan bubur dulu ya.” Ucapnya lalu pergi.
Haechan melihat ponselnya berharap ada pesan atau panggilan masuk dari Hyeon Ae. Tapi ternyata tidak ada. Merasa jenuh, akhirnya pergi menghampiri Doyoung ke dapur.
“Hey, harusnya kau tetap di kamar. Nanti hyung antarkan buburnya ke sana.”
“Aku jenuh, lagian aku ingin melatih ototku agar tidak lemas.”
Doyoung hanya tersenyum setelah menunggu, bubur pun jadi dan segera membawakan semangkuk untuk Haechan.
“Ini bubur supnya. Ayo makan selagi hangat, kau harus memulihkan staminamu.”
Setelah makan, Haechan memilih untuk memainkan gitar miliknya. Bahkan dia punya lagu favorite yang sering di nyanyikannya.
“Hyung, kau mau mendengarkan lagu kesukaanku tidak?”
“Boleh, aku ingin tahu, apakah lagu itu bisa masuk list ku atau tidak.”
~NB : Dengerin lagu Haechan-Good Person~Haechan langsung memetik gitarnya lalu mulai menyanyi. Suara yang begitu lembut dan indah serta alunan gitar akustik membuatnya terdengar sejuk dan menenangkan di hati setiap orang yang mendengarkannya.
Doyoung memejamkan matanya terbawa suasana oleh lagu tersebut. Badannya bergoyang ke kanan dan kiri sampai selesai.
“Woaaah suaramu sangat bagus. Baru kali ini aku mendengarmu menyanyi.” Puji Doyoung sambil tepuk tangan.
“Kalau begitu, Hyung harus mendengarkanku menyanyi setiap hari.”
Doyoung tertawa mendengarnya. “Kalau seperti itu, aku akan bosan mendengarkanmu menyanyi.”
Keduanya tertawa. Haechan merasa bersyukur karena punya teman rasa hyung yang baik seperti Doyoung. Walaupun dia sering sekali berbuat jail padanya di tempat kerja. Tapi, mereka saling menyayangi.
Malam ini, Haechan pergi ke rumah Hyeon Ae. Tapi baru saja berhenti, dia mendapati gadis itu sedang bercumbu mesra dengan kekasihnya. Niatnya untuk menghampiri Ia urungkan. Lalu pergi.
Siang ini, Haechan berangkat ke Cafe. Tapi naik bus, karena Ia sedang tidak ingin naik motor. Saat turun di salah satu halte dekat tempat kerjanya, dia melihat seseorang yang sedang bercumbu mesra.
Emosinya langsung tersulut saat itu juga dan kedua tangannya langsung mengepal. Kakinya ingin sekali melangkah menghampiri orang itu. Tapi, seseorang membuatnya mengurungkan aksinya itu.
“Haechan, kenapa kau masih diam di sini? Ayo masuk!” kata Jaemin sambil merangkul bahunya.
“I–iya.” Jawabnya.
Suasana hatinya kembali kacau. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa sebelum mendapatkan bukti. Haechan memilih untuk memutar lagu favoritnya di Cafe. Alunan musik gitar akustik membuatnya sedikit lebih tenang.
Jaemin tahu dengan itu. Judulnya Good Person dari Super Junior. Tapi, entah kenapa musik dan suaranya berbeda? Dia melirik Haechan yang sedang ikut menyanyikan lagu tersebut.
“Ini suaramu?” tanya Jaemin.
Haechan mengangguk.
“Daebak! Kapan kau merekamnya? Aku tidak pernah mendengarkanmu menyanyi.”
“Aku melakukannya saat suasana hatiku sedang kecau. Dan saat ini, aku sedang merasaknya.” Ucapnya dengan intonasi menurun.
“Apa ini tentang Hyeon Ae? Sampai kapan kau terus menyembunyikan perasaanmu itu? Katakan saja agar hatimu merasa lega.”
“Bukan itu. Ada hal lain yang mengganjal di hatiku. Aku ingin sekali mengatakannya tapi ... aku perlu bukti kuat untuk mengungkapkannya.”
“Eh? Bukti? Aissh kau pikir menyatakan perasaan cinta itu adalah kasus yang besar, iya? Sampai harus ada bukti yang kuat.” Jaemin menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Haechan.Gimana? Gimana? Semakin ngena di hati gak? Maaf, author gak bisa bikin kata2 manis untuk menarik hati para readers 😔. Jadi hanya bisa bilang, yuk scrool lagi kebawah untuk cari tahu kelanjutan ceritanya. 🥰... terima kasih untuk teman-teman readers yang sudah mampir ke ceritaku dan kasih semangatnya. ❤💚

KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD PERSON (TAMAT)
De TodoCerita ini, terinspirasi dari lagu remake berjudul Good Person yang di nyanyikan oleh Haechan NCT sebagai debut solonya yang di jadikan Ost salah satu drama. cerita ini asli dari ide dan buatan author sendiri hanya ada beberapa kalimat yang di ambi...