April (LUKA)

15 4 1
                                    

Anna menunggu Yaku seperti biasa di taman belakang rumah sakit untuk makan bersama. Namun yang ditunggu selalu datang terlambat. Semula dia tidak terlalu memusingkan karena memang pekerjaan Yaku yang sulit ditinggalkan, tapi lama kelamaan dia mulai lelah.

Apa gerangan yang membuat kekasihnya itu selalu terlambat untuk datang. Kesibukan bukan lagi sebuah alasan.

Sudah seminggu lamanya Yaku bersikap aneh. Mengabaikan panggilan, semua pesan, bahkan dia tidak segan datang terlambat dan semua makanan yang dibawa Anna tidak pernah dimakan sampai habis.

"Hei, An. Maaf aku terlambat." Suara Yaku membuat Anna segera menoleh. "Tadi banyak pasien-"

Belum sempat Yaku menyelesaikan ucapannya, Anna langsung memangkas. "Pasienmu rewel sekali. Apa dia pasien yang spesial sampai-sampai kau mengabaikan aku di sini?"

Saat itu wajah Anna sangat tidak bersahabat. Yaku bahkan melihat Anna belum mengeluarkan makan siang untuknya.

"Apa kau tahu, aku sudah menunggumu terlalu lama? Jam istirahatmu bahkan sudah habis!" tukas Anna menahan emosinya yang hampir meledak.

Yaku tidak menjawab. Dia tahu, semua jawaban yang akan diucapkannya tidak akan didengar oleh Anna terlebih kondisi emosinya sedang tidak baik.

Perlahan Yaku mendekat, dia mulai duduk tepat di samping Anna dan mulai mengajaknya bicara.

"Maaf, sungguh hari ini pasienku sangat sensitif. Dia sulit sekali untuk ditinggal sebentar. Bahkan dokter pengganti saja dia tolak."

"Aku lelah mendengar semua kata maafmu!" Anna menunjuk makanan yang masih yerbungkus rapi, "bahkan aku berani menjamin kau tidak akan bisa menghabiskan makanan ini lagi!"

Yaku bergeming. Keheningan menyertai keduanya. Anna masih menatap Yaku dengan napas tersengal, sedangkan Yaku hanya bisa memerhatikan kekasihnya dalam diam.

Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tidak satu pun dari mereka yang bersuara.

Suara embusan angin membuat beberapa helai rambut Anna terban mengenai wajahnya. Yaku terkesiap saat melihat wajah kekasihnya yang diam tapi matanya sudah berair.

"An, kau menangis?"

Anna menepis tangan Yaku ketika hendak menangkup kedua pipinya. Dia bangkit dari tempat duduknya lalu beranjak pergi dan melupakan kotak nasi yang dibawanya.

"Anna!" teriak Yaku, dia hendak mengejar Anna, tapi salah satu perawat tiba-tiba memanggil Yaku.

Yaku sempat melihat Anna berbalik sesaat ketika dia berhenti berlari karena bimbang. Saat itu hatinya mendadak gelisah kala melihat Anna memasang wajah kecewa bercampur sedih.

Kedua tangan Yaku mengepal. Dia berbalik kembali ke dalam rumah sakit meningalkan kekasihnya yang masih berdiri memerhatikannya dalam diam.

Yaku tidak bernah tahu kalau langkahnya saat itu akan membawanya ke dalam duka yang amat dalam.




Bersambung ....


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

12 Month With Him || Yaku MorisukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang