chapter 16

586 99 10
                                    

Namjoon sekarang sedang mengisi kelas 12 IPA 2 yang suasananya murung sejak ada dua bangku kosong di antara mereka.

Sebagai wali kelas, Namjoon masih ingat bagaimana kelas ini dihebohkan dengan pesan yang ditulis Yedam di papan tulis, sehari sebelum kepindahannya.

Beberapa hari setelahnya, mereka mendengar kabar bahwa Yedam mengalami kecelakaan yang membuatnya koma.

Sudah hampir dua minggu, Yedam terbaring koma di Rumah Sakit. Walaupun lukanya sudah menutup, tapi kesadarannya belum kembali sampai saat ini.

Semua orang di kelas ini pun merasa menyesal karena telah begitu buruk memperlakukan Yedam, terutama Yoojun yang pernah bersitegang dengannya.

"Sebentar lagi, kalian akan menghadapi Ujian Nasional." kata Namjoon membuat perhatian kelas kembali padanya. "Bapak yakin kalian pasti bisa, sesuai pesan Yedam."

Haruto hanya berpura-pura membaca bukunya. Seantero sekolah sudah tahu bahwa dia ada di samping Yedam saat kecelakaan itu terjadi, dan dia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

"Kalian harus tahu bahwa--"

"PAK!" teriak Giselle yang sudah berdiri dari bangkunya sambil menunjukkan ponselnya yang tampak menyala.

"Giselle, jangan main hape di--"

"YEDAM UDAH SADAR!" teriaknya lagi, membuat semua teman-temannya serentak menoleh padanya, termasuk Haruto.

"Tadi saya iseng nge-chat Yoshi, terus dibales sama dia!"

Seperti efek domino, semua anak-anak di kelas itu berseru senang, sementara Haruto menghempaskan punggungnya ke sandaran bangku.

Kabar itu membuatnya kembali bisa bernapas normal setelah dua minggu yang berat.

"Kita jenguk, yuk!" ajak Yoojun yang disambut dengan anggukkan mantap oleh semua teman-temannya.

Haruto menatap pemandangan itu sambil tersenyum tipis, Yedam pasti akan sangat gembira melihat teman-temannya.

~~~^^~~~

Namjoon mencoba menggiring mereka semua ke dalam satu barisan dan menyuruh untuk tidak ribut, tapi percuma.

Sekarang ini, koridor Rumah Sakit sudah dipenuhi oleh suara berisik anak-anak 12 IPA 2. Mereka semua sudah begitu bersemangat untuk bisa melihat Yedam lagi.

Haruto berjalan sendirian di barisan paling belakang, menatap mereka semua sambil terkekeh.

Dari arah berlawanan, terlihat Yoshi yang berjalan dengan botol air mineral di tangannya.

"Yoshi!" Giselle menghampiri Yoshi yang masih melotot kaget melihat mereka semua ada di sini. "Lu apa kabar?"

"Gue.. baik." jawab Yoshi ragu, lalu detik berikutnya, dia tersenyum. "Yedam pasti seneng banget bisa liat kalian lagi."

Sekilas, pandangan Yoshi menangkap Haruto yang berusaha untuk tidak terlihat di belakang tubuh Namjoon.

"Eh, harusnya Haruto duluan yang ketemu Yedam!" celetuk Gaeul, yang disambut meriah oleh anak-anak.

Semua anak-anak akhirnya mendorong Haruto hingga dia sekarang berhadapan dengan Yoshi.

Yoshi menepuk pundak Haruto, kemudian mengangguk. "Ayo, ikut gue."

Haruto sangat bersyukur karena Yoshi masih memperbolehkannya bertemu Yedam, dan tidak seharusnya dia pernah berpikir yang aneh-aneh tentangnya dulu.

~~~^^~~~

Haruto melangkah masuk ke ruangan itu dengan jantung berdebar kencang, dia tidak pernah merasa sebahagia ini melihat Yedam.

Yedam ada di sana, sedang duduk menyandar di tempat tidurnya sambil menonton televisi, dengan kepalanya yang dibalut perban.

I For You - [harudam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang