Memperbaiki Kembali (2)

1K 129 16
                                    

"Bagaimana, Kabuto?"

Dokter berkacamata itu tersenyum, "Hanya kelelahan. Untuk saat ini berikan dia vitamin dan panggil aku jika demamnya tidak segera turun."

"Dia tidak perlu obat?"

"Tidak, biarkan dia istirahat dengan cukup dan minum vitamin secara teratur. Aku akan kembali dua hari lagi untuk memeriksanya." Kabuto selesai mengemasi peralatannya. "Baiklah, aku pergi dulu."

"Hn."

Sasuke tidak mengantar Kabuto keluar rumah dan memilih untuk menunggu istrinya. Lagi pula, Kabuto itu bukan anak kecil yang tidak tahu arah jalan, tidak perlu repot-repot mengantarnya pergi.

"Sasuke." Panggilan yang terlampau pelan itu masih bisa didengar. Mata Naruto bergerak gelisah dalam tidurnya kemudian setetes air mata meluncur. "Sasuke, tolong kembali."

Sasuke menepuk-nepuk pipi Naruto, berusaha membangunkannya selembut mungkin. Tak lama mata biru terbuka lebar dan wanita itu berhenti menangis. "Naruto, aku di sini."

Pria itu menghapus jejak air mata istrinya. "Mimpi buruk?"

Naruto mengangguk.

"Tidak apa-apa, itu hanya bunga tidur."

Naruto terdiam. Dia tidak bisa memberitahu kebenaran kepada Sasuke atau kedepannya dia akan dianggap gila dan aneh. "Sasuke, aku lapar."

Pria itu membantu Naruto duduk. "Kamu mau makan apa?"

"Onigiri," sahut wanita itu cepat tanpa pikir panjang.

Sasuke tersenyum tipis, "Baiklah."

"Yang ada umeboshi-nya."

"Umeboshi?" Sasuke mengulang. Tidak yakin kalau Naruto benar-benar meminta makanan yang asam itu.

"Iya. Aku juga mau jus tomat."

"Hn."

Naruto segera sadar permintaannya terlalu banyak. "Maaf, aku merepotkanmu."

"Tidak. Justru aku senang kamu mau bergantung padaku." Sasuke beranjak dari tepi kasur dan mengambil kunci mobil. "Aku pergi dulu."

"Hati-hati!"

"Ya."

Sasuke keluar dari rumah dengan suasana hati yang baik. Dia masuk ke mobilnya dan bergegas mencari makanan yang diminta Naruto. Sebelum itu, dia menatap sebentar ke pintu rumah yang tertutup.

Setelah menikah dia memilih untuk keluar dari kediaman utama dan membeli rumah terpisah. Keputusan itu diambil karena Sasuke tidak mau Naruto merasa tertekan saat bersama keluarganya, dia ingin istrinya nyaman dan tidak terkekang. Meskipun harus mengorbankan kenyamanannya sendiri.

Hampir satu jam berlalu, Sasuke mendapatkan apa yang dia cari. Tak lupa beberapa jenis buah pun dibeli untuk istrinya, sekadar berjaga-jaga.

Walau masih heran dan merasa ada yang aneh pada Naruto, dia tidak terlalu ambil pusing. Sifat orang bisa berubah-ubah. Kemarin wanita itu belum bisa menerimanya, tapi sekarang Naruto tampak sangat takut kehilangannya. Mungkin saja bawaan dari calon bayi mereka mengubah pikiran perempuan kesayangannya itu.

Sasuke memarkir mobil kemudian membawa dua kantung belanjaan ke dalam rumah.

"Sasuke?"

Pria itu tersenyum tipis mendapati Naruto yang menunggunya. Belanjaannya diletakkan begitu saja. "Kenapa keluar kamar? Ingin sesuatu yang lain?"

"Kamu lama."

Ujung alis pria Uchiha itu sedikit terangkat kemudian ia menghela napas. "Agak sulit mencari umeboshi, maaf."

Terlambat Mencintaimu (END versi PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang