Pertama Kali Bertemu (1)

744 96 25
                                    

Heihoo~

***
Akhir pekan. Kushina dan Minato membawa putri semata wayang mereka menuju kediaman Uchiha, menepati janji yang telah dibuat dari dua bulan lalu. Naruto kecil tampak begitu antusias karena Kushina memberitahunya jika ada anak yang seumuran dengannya di rumah teman sang ibu.

Keluarga kecil itu segera tiba di halaman rumah keluarga Uchiha. Mikoto sendiri yang langsung menyambut kedatangan mereka.

"Kushina!" Ibu dua anak itu berlari kemudian memeluk tubuh sahabatnya yang baru saja turun dari mobil. "Akhirnya kita bertemu lagi. Astaga, aku sangat merindukanmu."

Kushina balas menepuk-nepuk punggung Mikoto. "Aku juga merindukanmu, Mikoto."

Minato tersenyum geli melihat interaksi keduanya. Pria itu beralih menatap putrinya sebentar sebelum menggendongnya. "Naruto, dia itu Bibi Mikoto, temannya Ibu."

"Um!" Naruto mengangguk, paham. Mata birunya itu bertemu pandang dengan Mikoto, ia pun tersenyum manis.

Perhatian untuk Kushina terpecah. "Putri kalian sangat menggemaskan! Naruto, benar? Bisakah aku menggendongnya?"

"Ya." Minato secara sukarela menyerahkan putrinya pada Mikoto.

Istri Uchiha Fugaku itu mengusap pelan wajah mungil Naruto yang ada dalam gendongannya. Kagum pada kecantikan alami putri temannya itu. "Dia sangat mirip denganmu, Minato." Pujinya, tulus.

Kushina pura-pura cemberut. "Itu tidak adil. Kau tahu? Aku yang mengandungnya selama 9 bulan, tapi dia benar-benar fotokopi Minato."

Minato segera merangkul bahu istrinya. "Tapi Naruto punya senyumanmu." Ucapannya itu sontak menyebabkan semburat merah merambat ke wajah Kushina.

"Bibi, Naru mau main." Gadis kecil itu mengabaikan kemesraan kedua orang tuanya, ia lebih memilih untuk berbicara dengan wanita berparas cantik dengan mata dan rambut sehitam obsidian itu.

Keberanian untuk berkomunikasi dengan orang asing sangat jarang dimiliki oleh beberapa anak. Namun, mengingat jika Naruto adalah putri Kushina, Mikoto tidak heran. Dia tersenyum lalu mencubit hidung Naruto, gemas. "Anak-anak Bibi ada di dalam, Naruto bisa bermain dengan mereka. Ayo, masuk!"

Gadis kecil itu mengangguk penuh semangat. "Um!"

"Mikoto, kau mengabaikan kami."

"Putri kalian memang pantas aku perhatikan, Kushina."

Kushina mengadu pada suaminya. "Huh, lihat tadi siapa yang duluan memelukku. Sekarang aku dicampakkan."

"Bibi, kapan kita masuk?"

"Lihat, putrimu sendiri bahkan sudah kebal dengan drama yang kau buat. Sungguh anak yang malang, kau pasti lelah dengan kelakuan Ibumu."

Kushina merengek. "Mikoto!"

::

"Itachi, Sasuke, coba lihat siapa yang datang berkunjung."

Dua anak lelaki yang tengah bermain di depan televisi berhenti sejenak dari aktivitasnya. Yang lebih muda tampak berwajah masam, tak suka waktu luang bersama kakaknya diganggu. Sementara yang lebih tua segera menghampiri sang ibu dan tersenyum ramah menyambut Naruto.

"Halo, Naruto."

"Hai, Kakak Tampan."

Mikoto tertawa kecil, dalam hati kembali memuji keberanian si gadis kecil. Benar-benar perpaduan sempurna Minato dan Kushina.

"Naruto main dulu dengan anak-anak Bibi ya?"

Anak perempuan itu berseru penuh semangat. "Ya!"

Mikoto mempercayakan keberadaan Naruto ke putra sulungnya kemudian kembali lagi pada kedua temannya. Wanita itu tidak bisa membiarkan Kushina dan Minato terbengkalai begitu saja saat berkunjung. Setelah sekian lama tidak bisa bertemu, ia masih merindukan mereka.

Terlambat Mencintaimu (END versi PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang