Truth?

722 63 17
                                    


____________________________________

Alucard POV

Sekali setahun sekolah ngadain Hiking dan camping di lereng gunung yang menurutku serem.

"Gue selalu mikir, kenapa harus Hiking tiap tahun ajaran baru padahal udah SMA," ujarku berjalan gontai turun dari bis.

"Yaiya lah, kalau SMP gajamin orang tua pada ngijinin anak mereka daki gunung."

Bener juga kata Aamon, yaudahlah daripada kesel sendiri mending aku mencari Granger, anak itu hilang entah kemana padahal katanya ingin menjalankan rencana tapi malah seliweran.

Ngomong-ngomong tentang rencana, aku tak habis pikir bagaimana pemikiran bodoh itu terlintas begitu saja di kepalaku, Granger sendiri dengan bodohnya juga menyetujui, sedikit aku merasa bersalah telah menodai bocah polos itu, sedikit ya.

Dan ciuman dengan Granger kemarin. Ah.. itu bikin aku hor-

"Alucard," Pikiranku buyar saat seseorang menepuk bahuku dari belakang, "Punya waktu sebentar?" Kulirik Claude memamerkan senyum misterius berasa kayak berada di film serial killer, apakah gue bakal diculik lalu di mutilasi lalu dijadiin makanan hewan buas di hutan ini? Salahin bibir Granger, Clod!  yang bikin gue gak bisa tahan nafsu.

Aku mengangguk pertanda kalau aku punya waktu bicara dengannya.

"Ini soal Granger." Claude memicingkan matanya padaku, "Lo gak serius kan sama dia?"

"Apa yang membuat Lo berpikir kayak gitu?"

"Ya, hubungan kalian keliatan dibuat-buat."

Aku berdecak lalu menunjuk Claude dengan jari tengah, "Lo tau? Lo pikir hubungan lo sama Gusion keliatan real gitu?"

Dia kaget dan langsung salah tingkah, sudah kuduga Claude sama Gusion udah kerjasama buat misahin Granger dari Claude, lu berdua gak mungkin bisa kibulin gue.

"Sorry," dia kayaknya merasa bersalah juga karena disini telah melibatkan Gusion dalam masalahnya

"Gak papa, gue percaya sama lo." Kutepuk pundaknya, memberikan dorongan dari dalam.

"Huh?"

"Jalanin aja dulu yagak? Abang ipar?" gak masalah sih, ini semua cuma butuh waktu sampai keadaan kembali seperti semula, Claude bakal dapat apa yang dia ingin dan aku gak perlu lagi ngurus anak ayam. Heh...

Wajahnya langsung berubah ngeri, kayak mau muntah. "Jijik Cok!"

Aku tertawa, "Sorry haha!"

Claude mendengus, "Tapi jangan main kejauhan oke?" Ia memberikan tanda kutip pada kata main, "Granger belum pernah ngerasain pacaran." Brother complexnya kumat lagi dah tu.

"Iya tau," kukibaskan tangan sambil berjalan mendahuluinya, menyusul Granger yang baru keliatan pantat semoknya, aku meneguk ludah paksa, widih bahaya nih, heheh "Tapi gak janji."

"ALUBANGSAT!"

Aku tertawa dalam hati karena membuat orang kesal adalah kesenanganku, kayaknya ini udah cukup buat bikin si anak ayam bahagia.

"Ngomongin apa ama Abang gue?" Granger langsung aja ngegas pas aku sampai di tempatnya berdiri.

"Jan galak-galak atuh cinta." Dia bergidik amit-amit. "Dia nanyain Lo tadi, kayaknya cara kita berhasil."

Wajah Granger langsung cerah,"B-be- bneran?" Saking exitednya sampai gagap gitu ngomongnya heh? "Kalau gitu gue mau ke Bang Claude dul-"

"Eeitts!" Segera kutarik kerah belakangnya membuatnya tercekik dan batuk-batuk, aku mengangkat tangan saat matanya mendelik padaku, uuu serem bangeet~ atuu~t

Granger, Will You Fall In Love? (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang