Kurang lebih 8 meter dari tempatnya, Awan dan Ray melihat Sang kakak sudah lebih dulu sampai di banding mereka. Ray tersenyum saat dilihatnya Langit duduk di bangku taman dengan Yudha, bisa Ray lihat kakak nya itu sesekali tertawa bersama dengan sosok didepannya-Yudha. Sedang Awan hanya membuat lengkung kecil keatas, sangat kecil bahkan Ray disampingnya pun mungkin tak tahu.
Ray dan Awan baru saja tiba setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan karena keadaan jalan yang macet parah pagi tadi. Dan sekarang Ray bisa bernafas lega melihat Langit baik-baik saja. Ray melirik ke samping kanan nya. Awan. Pemuda itu hanya diam tanpa mengatakan apapun. Tapi samar-samar bisa Ray Lihat sang adik tersenyum kecil ke arah sang kakak tertua.
"Mau disamperin?" Tanya Ray kembali melirik Langit.
"Ngapain? Mending gue ngerjain tugas. Biar pinter, gak nyontek Mulu pas ulangan" jawab Awan acuh melangkah pergi.
"Dasar bocah, nyindir gue Lo!?" Kata Ray kesal. Mendengar sang kakak kedua Mulai mengeluarkan aura negatifnya, Awan melangkah lebih cepat. Meninggalkan Ray yang mungkin merasa tersindir.
Jujur Ray sedikit Merasa tersinggung, Namun bukannya mengejar Awan, ia malam tetap diam. Lalu kemudian senyum lebarnya terbit. Bersyukur karena kakaknya adalah Langit, orang terkuat yang pernah dikenal nya. Dan Awan, orang yang sangat gengsi menunjukkan kasih sayang nya.
Sungguh Ray merasa sangat beruntung.
🍂
"Lo gak mau apa nembak si Vanya? Kasian tau dia, Lo kasih harapan terus" tanya Yudha tiba-tiba. Saat ini mereka sedang di kantin. Ini sudah jam istirahat kedua.
"Harapan apaan sih, gue Sama Vanya itu cuman temenan. Gak lebih" Balas Langit, kembali fokus pada ponsel nya.
"Langit.. Langit semua orang juga udah tau kali, kalo Lo sama Vanya itu buka cuma sekedar temen biasa!"
"Apaan sih Yudh? Gue sama Vanya itu gak ada hubungan apa-apa." Balas Langit kesal. Pokok pembahasan ini adalah hal yang sangat dihindari nya.
Yudha menghela nafas dan menggelengkan kepala, tidak mengerti jalan fikir teman terbaik nya ini. Seantero sekolah juga tau kalau Langit hanya mau satu meja berdua dengan seorang gadis bernama Avanya Mentari. Bahkan saking dekatnya isu bahwa Langit dan Vanya berpacaran sudah menjadi hal yang biasa.
"Kak Aksa!" Panggil Seseorang dari arah pintu masuk kantin. Awan bersama Ray dan Bayu.
"Sa bayarin pesenan gue ya... Uang gue ketinggalan di rumah" Ray mengambil kursi disamping kanan Langit, sedang disamping kirinya sudah ada Yudha sejak tadi. Langit menganggukkan kepalanya.
"Alesan aja itu kak! Paling kak Ray cuma mau Morotin Lo doang" celetuk Awan tiba-tiba.
"Iri? Bilang bosss" sewot Ray.
Awan memutar bola matanya malas. Jenuh dengan kakak keduanya itu.
"Gue mau pesen makanan dulu, ada yang mau nitip nggak?" Tanya Awan menatap mereka satu persatu."Siomay pedes sama es teh"
"Ketoprak"
"Jus Apel, sama Mie ayam"
"Jus Alpukat, sama bakso ya"
Awan Melangkah pergi menuju tempat untuk memesan makanan.
"Bang Reza mana bang Ray? Tumben kalian gak bareng." Tanya Bayu menatap Ray.Iya. Tumben sekali Ray tidak bersama dengan teman karibnya itu. Akan aneh rasanya jika Ray tidak bersama dengan Reza.
"Lagi Rapat sama Bu Jihan, masalah acara Ulang tahun sekolah" Jawab Ray malas. Reza temannya itu adalah satu dari inti anggota OSIS yang kalau sibuk bisa mengalahkan jadwal para selebriti.
Mereka hanya be-oh, tanda mengerti. Tatapan Langit tertuju pada meja disamping dekat jendela sebelah kanannya. Disana ada gadis yang tersenyum padanya. Dia Avanya bersama temannya Rita. Senyum yang manis, Langit balas tersenyum menampilkan dua lesung pipinya.
Beberapa detik tatapan mata mereka bertemu. Langit seolah terkunci oleh mata indah gadis itu. Gadis yang dekat dengannya, Atas dasar pertemanan. Itu yang Langit yakini sampai sekarang.
"Kalau suka tembak aja kali, ntar malah diembat orang duluan. Tahu rasa!" Suara Ray mengalihkan atensinya. Memutus kontak mata keduanya.
"Apaan sih"
"Iya nih heran gue, kalau saling suka kenapa gak jadian aja sih?" Geram Bayu. Pasalnya hampir 6 bulan ini berita keduanya berpacaran namun baik Vanya ataupun Langit masih mengatakan bahwa itu hanya hoax belaka. Apa ada yang bisa mempercayai nya?
"Dengerin gue ya Sa! Lo jangan pernah sakitin hati cewek yang baik banget kaya si Vanya, kasian tau!" Kata Ray menatap Langit.
"Gue sama Vanya itu cuman temenan" kekeh Langit.
"Temen tapi mesra" Suara Awan beserta dengan kekehan kecil nya membuat Langit berdecak kesal. Iya seolah sedang disudutkan.
"Kalau Lo gak bisa kasih kepastian sama Kak Vanya jangan kasih dia harapan kak! Karena Lo gak pernah tau sedalam apa dia udah kasih Lo tempat di hatinya" Kata Awan setelah duduk kekursinya.
Benar. Ucapan Adik dan temannya benar. Tapi Langit tidak pernah siap untuk memulai sebuah hubungan bernamakan 'Pacaran'. Langit akui baginya Nama Avanya Mentari telah tertulis di hatinya.
Ya, nyatanya Langit memang menyayangi seorang Avanya Mentari, lebih dari sekedar teman.
🍂
Namanya Avanya Mentari. Kelas 11B jurusan Bahasa. Badannya kecil, dengan bulu mata yang tebal, bibir yang tipis berwarna sedikit kemerah-merahan. Dia adalah teman Langit. Teman perempuan Langit. Entah dari mana keduanya saling kenal dan berakhir menjadi teman. Semua orang juga tahu bahwa keduanya bukan hanya sekedar teman semata, mengingat keduanya sangat sering bersama. Padahal kalau dipikir-pikir Langit berada di kelas 12 dan Vanya dikelas 11. Ada satu hal yang sampai sekarang masih menjadi teka-teki semua orang, jika mereka saling menyayangi mengapa mereka tidak mau membuat komitmen bersama? Karena sungguh fakta nya adalah Avanya Mentari jatuh hati pada Aranza Langit Antariksa, sejak lama.
🍂
Saya mau bilang kamu harus tetep belajar keras biar karya abal-abal kamu ini banyak yang suka🙄jangan satu dua vote aja kamu udah terbang😐ngaca!!! Yang baca banyak, yang vote cuma satu atau dua orang😝 mimpi nerbitin novel..😂
Iyaya🥺 dari awal sedikit banget yg vote padahal udah banyak yg liat. Apa mereka gak suka ya😭🥲tetap semangat Putri🥷kamu harus semangat, jangan nyerah🙃😊 pencet bintang nya ya temen-temen,💗🌹
Salam dari Putri 👋💗
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrokatuh 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit
Random"Sakit adalah bagian dari kehidupan" -Aranza Langit Antariksa Maheswara. "Sekecil apapun rasa sakit itu, tetep aja akan terasa rasa sakit nya" -Rayyanza Bintang Andromeda Maheswara. "Rasanya sakit, saat kita tau ada yg nyakitin orang yg kita sayang...