15 menit sebelum bel masuk berbunyi. Untunglah mereka sampai tepat waktu.
Langit dan Ray adalah siswa tahun ketiga di SMA Negeri Jaya, sedangkan Awan baru masuk beberapa bulan yang lalu.Banyak orang mengagumi ketiganya entah secara diam-diam atau menunjukkan secara langsung. Baik memberi coklat, bunga , puisi dan semacamnya. Siapa yang tidak mengenal anak keluarga Maheswara ini? Ditambah prestasi-prestasi yang telah diraih ketiganya.
Langit, pemenang lomba olimpiade sains antar SMA. Sang pianis handal. Si pelukis yang lihai dan kebanggaan Guru-guru. Jangan lupakan senyum manis yang menjadi ciri khas nya.
Ray, pemenang kejuaraan olahraga basket antar sekolah. Sang ketua tim basket. Pemilik suara emas yang memabukkan pendengar. Si penggoda dengan jutaan rayuan.
Awan, pemenang ajang bela diri antar remaja. Sang pemimpin upacara bendera. Pemilik senyum tipis kecil dengan tingkah dinginnya.
Kembali ke awal. Langit, Ray dan Awan berjalan santai melewati lorong sekolah lantai pertama. Seperti biasa panggilan atau pekikan siswi perempuan menjadi rutinitas sehari-hari bagi mereka saat di sekolah.
"Langit ganteng banget sih"
"Awan cool abis, mau dong pacaran sama kamu Awan"
"Ray keren bangeett"
"Langit mau gak jadi pacar aku"
"Cocok banget sih Ray jadi pacar gue"
"Awan aku padamu"
Dan bla,bla,bla. Langit hanya menanggapi dengan kekehan pelan dan senyum kecil, Beda dengan Ray yang sudah tersenyum lebar dengan acara cium jauhnya, Awan hanya memutar bola matanya sesekali menggerutu tak jelas.
Sampai di persimpangan, Awan berpisah dengan kedua kakaknya karena kelasnya ada di sebelah kiri. Mereka berhenti sejenak.
"Gue duluan, ntar kita ketemu di kantin. sekalian gua ajak Bayu juga" Ujar Awan menatap dua kakak nya.
Langit dan Ray hanya menggangguk sebagai balasan.
Setelahnya Awan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Langit dan Ray, namun belum ada 2 langkah Awan berbalik lagi. Membuat dua saudaranya yang belum beranjak menatapnya bingung.
"Ada yang kelupaan?" Tanya Langit bingung
"Jaga kondisi! Jangan kecapean! Apalagi sampai drop, kalau gak kuat gak usah dipaksain!" Bukannya menjawab pertanyaan Langit, Awan malah berujar demikian.
"Gue kira kenapa" seru Langit seraya melangkah menjauh.
"Jagain kakak gue!!!" Awan menatap Ray sengit, seolah ia akan memakannya bulat-bulat.
"Dia juga kakak gue" balas Ray sewot.
Ray menatap kesal Awan yg menjauh tanpa mengucap sepatah kata apapun.
"Heran?Adik siapa sih itu"
🍂
"Oke anak-anak jangan lupa tugas di rumah ya! Buat ringkasan dari Bab 3 sampai Bab 6, kalau ada yang gak ngerjain bakalan ibu kasih sangsi tegas. Sampai disini dulu, Selamat siang dan selamat istirahat. Ibu keluar duluan, Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam" jawab siswa-siswi Kelas 3 IPA A.
Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi. Biasanya para murid akan ke kantin sekedar mengganjal perut, tak terkecuali Langit. Saat ini Langit melangkah menuju meja berbentuk persegi panjang dengan 6 kursi di sana. Ditemani Yudha, sahabatnya.
"Mau pesen apa Lang? Biar gue pesenin" Kata remaja bername tage Yudhana Prasetya itu pada Langit. Setelah keduanya menduduki kursi.
"Nasi goreng biasa aja satu sama... Jus alpukat" balas Langit semangat.
"Oke" kata Yudha, sambil melangkah pergi.
Merasa bosan,Langit mengambil handphone didalam saku celana kanannya. Dipegangnya benda pipih itu lalu membuka sebuah aplikasi media sosial. Dengan sentuhan tangannya,dengan lihai Langit membuat sebuah aksara elok nan indah.
Dunia penuh dengan kejutan yang tak pernah terkira. Pun dengan hidup yang tak pernah berada di satu titik. Aku belajar bahwa hidup bukan hanya tentang mendapat apa yang kita mau. Tapi juga, tentang melepas untuk sebuah kebahagian yg luar biasa.
Aksara Langit
Sibuk dengan lamunannya membuat Langit Seolah lupa pada sekitar, bahkan sejak tadi sudah ada dua orang yang juga ikut bergabung di meja yg sama dengannya.
"Aksa!" Pekik Ray lagi.
"Apa?" Sewot Langit, sambil menyimpan benda pipih nya kedalam saku celana.
"Ngapain sih? Ngelamunin apa hayooo?" Tanya Ray dengan Nada yang dibuat-buat.
"Gak papa" jutek Langit.
"Sendiri aja Lang? Yudha mana?" Tanya seseorang yang bersama Ray tadi.
"Mesen makan tadi, tapi sampai sekarang masih belum balik. Kayaknya ngantri nya panjang banget deh" jelas Langit pada Reza Adigara, sahabat Ray sejak SMP.
"Oh"
"Awan mana?" Tanya Langit.
"Di belakang Lo" tunjuk Ray dengan jari telunjuk nya.
Dapat Langit lihat adiknya-Awan berjalan beriringan dengan Bayu Henandra , adik kelas yang dikenalnya sejak masa SD dulu. Mereka duduk di meja yang sama, membicarakan hal yang random.
"Kalian gak ada niatan mesen makan gitu?" Tanya Langit pada penghuni meja persegi itu.
"Gue sih nanti aja pas istirahat kedua"
"Gue males ngantri"
"Gue nanti juga pas istirahat kedua"
"Gue belum leper"
🍂
L
angit bersyukur karena dia dan orang sekitar nya dikelilingi orang yang baik, yg selalu memberi mereka satu kehangantan layaknya bersama keluarga.
Didepannya ada Awan yang sesekali menanggapi ocehan ringan Bayu dengan senyum lebar, padahal Langit sendiri tahu bahwa Awan hanya akan tersenyum lebar saat dengan mereka, keluarganya. Disebelahnya ada Ray yang terus mengganggu Reza dengan candaan garing nya yang dibalas dengan gelak tawa Reza yang lebih terdengar seperti terpaksa, Langit tau walaupun sikapnya yg sok dekat dan sok kenal itu membuatnya memiliki banyak teman tetap saja Reza adalah sahabat terbaiknya. Dan dirinya sendiri...
"Makanan datang!!!" Pekik Yudha membawa nampan berisikan nasi goreng dan jus alpukat nya.
...Yudha, teman yang selalu disampingnya saat suka maupun duka. Saat Langit bernafas bebas ataupun saat Langit bernafas dengan bantuan medis, Yudha selalu ada.
Karena sungguh, selain dari keluarga kebahagian juga mereka dapat dari SAHABAT.
🍂
Putri!!! berhenti aja lah bikin cerita🙄cerita kamu itu gak ada yang suka🤬
🥲Putri bakal coba lagi kok😔jangan suruh Putri berhenti🥺tapi tolong dukung Putri🙏☺️Vote ya temen-temen, itu bakal buat aku seneng🙃🥳
Salam dari Putri 👋💗
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrokatuh 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit
Acak"Sakit adalah bagian dari kehidupan" -Aranza Langit Antariksa Maheswara. "Sekecil apapun rasa sakit itu, tetep aja akan terasa rasa sakit nya" -Rayyanza Bintang Andromeda Maheswara. "Rasanya sakit, saat kita tau ada yg nyakitin orang yg kita sayang...