7. Ada yang minta dinikahin

10.6K 1.5K 62
                                    

Author POV

Ketika Lisa selesai berbicara seperti itu, Jennie pun perlahan-lahan memberanikan diri untuk menguraikan pelukannya.

Lisa dan mama melempar senyuman teduh ke arah Jennie. Seolah-olah mereka tengah mengatakan tanpa suara, jika mereka berdua sangat menyayanginya. Tak mempermasalahkan dengan apapun itu yang dialami oleh Jennie. Mama tanpa pikir panjang menerima semua keadaannya.

Mama lalu mengusap pucuk kepala Jennie.

"Udah berapa bulan usianya?"

"Satu bulan, ma." Jawab Jennie.

Sekali lagi mama tersenyum simpul. Sembari terus menatapi anak semata wayangnya, mama kemudian menangkup kedua sisi wajah Jennie. Mama mencium kening Jennie sambil memejamkan matanya.

Dalam hati mama sangat memberkati pemberian Tuhan, yang saat ini tengah berada di dalam rahim anak gadisnya.

Setelah beberapa detik kemudian, mama lalu membuka matanya dan menyudahi ciumannya.

"Dijaga baik-baik ya, sayang. Sehat-sehat terus badannya. Lisa juga, tolong jagain anak gadis mama ini. Awas aja kalo sampe lalai." Ucap mama kepada Lisa.

Dengan lekas gadis tinggi itu menganggukkan kepalanya sambil terkekeh ringan. 

Hati Jennie berangsur lega.

Benar-benar adalah hal yang luar biasa bahagia ia rasakan ketika mama dan Lisa dengan senang hati menerima segala keadaannya. Bahkan sebelumnya, Jennie belum pernah menemui adanya kebahagiaan yang indahnya seindah ini.

Dimana Lisa tengah kembali asik mengobrol bersama mama, mereka sibuk membahas perihal nama bayi, bagaimana cerita panjangnya tentang hasil check-up kemarin, juga beberapa kejadian lucu ketika Jennie yang tiba-tiba mengidamkan hal aneh.

Keresahan itu kini total hilang. Mendengar suara mama dan kekasihnya yang sedang tertawa bersama adalah paduan melodi yang sangat candu bagi Jennie.

Diam melamun sambil tersenyum. Dalam hati kecilnya, Jennie berani berkata.

Dirinya sudah tidak butuh pengakuan dari siapa-siapa lagi. Mama dan Lisa, sudah lebih dari cukup untuk mengerti dan menerima keadaannya. Jennie tidak butuh teman, karena Lisa dan mama sudah lebih dari sekedar teman baginya.

Ketika tersadar dari lamunannya, Jennie lantas menatap Lisa. Pandangan mereka seketika bertemu ketika Lisa juga tiba-tiba menatapnya.

Jennie tersenyum, Lisa pun membalas dengan ikut tersenyum.

















••••••
Author POV

Jennie pikir, mama akan menginap tetapi ternyata tidak. Beberapa menit yang lalu, mama telah memutuskan untuk pulang kembali ke rumahnya.

Dengan alasan, bahwa mama masih memiliki banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Kata mama lagi, menjenguk dan mengetahui kabar dari Jennie saja sudah cukup untuk ia ceritakan nanti kepada suaminya. Ayah Jennie.

Setidaknya mama tidak lagi terlalu khawatir, sebab anak gadisnya itu juga pasti akan selalu aman jika bersama Lisa.

Sebelum mama pulang, beliau banyak menasehati Jennie tentang hal-hal yang baik dan tidak baik untuk dilakukannya. Lalu juga, mama berpesan padanya. Jika nanti usia kandungan Jennie sudah memasuki lebih dari lima bulan, maka mama akan memberikannya sesuatu. Mungkin seperti hadiah, atau semacamnya.

"Kamu udah ngantuk, sayang?" Suara Jennie menyapa.

Gadis berpipi mandu itu berjalan menghampiri Lisa yang tengah duduk di ruang tengah. Kemudian Jennie ikut mendudukkan dirinya, dan memeluk lengan Lisa dari samping.

PREGNANT - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang