part 7

5 0 0
                                    

Three Devil kini tengah berpesta di rumah Allan, entahlah si Chiko yang mengajak mereka pesta. Kata dia seraya merayakan keberhasilan dia menonjok Ceisya.

Gila.

Memang, itu lah Chiko. Dia tidak pernah memandang bulu bila menyiksa orang.

Allan menabok kepala Chiko yang tengah meminum soda.

"Gila Lo Chiko!" Allan tak habis pikir dengan Chiko, bisa-bisanya dia melakukan kekerasan terhadap anak gadis orang, Allan diberitahu oleh Griffin.

Allan yang mendengar cerita dari Griffin tentu saja meringis ngeri, pasalnya dia pernah merasakan tonjokan Chiko. Jelas dia tau rasanya gimana.

"Gue bakal lebih gila lagi nanti." Chiko tersenyum misterius, menata rencana apa yang akan ia buat untuk membalaskan dendam kepala Ceisya, padahal jika di lihat-lihat mereka sudah impas, Chiko sudah membalas perbuatan Ceisya yang notabennya cewe, terus sekarang dia masih mau balas dendam? Chiko memang pendendam.

"Dia cewe bro, Lo jangan begitu." Allam memberi wejangan. Biar bagaimana pun cewe tetaplah cewe, sekuat apapun pasti merasakan sakit.

"Gue ga perduli. Gue benci banget sama dia!" Chiko mengepalkan tangan.

"Jangan terlalu benci, nanti jadi cinta." celetukan Griffin berhasil membuat Aarish melirik sekilas, setelah itu dia sibuk dengan TV di depannya.

"Najis!"

                                               ••|••|••

Aktar menggeleng tak percaya melihat perut adiknya memar, tangan Aktar mengepal dengan erat bahkan kuku Aktar sudah menembus sedikit daging tangan Aktar.

Ceisya memandang Aktar ngeri-ngeri sedap. Tadi setelah mandi langsung tiduran di kasur dengan baju diangkat memperlihatkan memar di perut rata Ceisya. Ceisya yang lagi menempelkan es batu ke perutnya tersentak kaget tak kala ada tangan orang menyentuh perutnya.

Yang menyentuh perut Ceisya Aktar, dia menyentuh perut Ceisya dengan tangan gemetar, demi apapun hati Aktar merasa tersakiti, padahal jelas-jelas Ceisya tidak menangis ataupun meraung merasakan kesakitan.

Biasalah bucinnya Ceisya.

Merampas Es batu di tangan Ceisya, Aktar menggantikan tangan Ceisya dengan tangannya.

"Bilang sama Abang, siapa yang buat kamu begini?" Aktar menatap lekat mata Ceisya, mengenyahkan kegugupan, Ceisya balas menatap Aktar dan tersenyum tipis. Sudut bibirnya sakit bila ia tersenyum lebar-lebar, tapi aja pas dia tertawa di ruang tamu bibirnya sakit.

"Gue gapapa, tenang aja sayang. Gue cewe kuat oke!" Ceisya menepuk dada bangga.

Seakan tau tindakan yang akan Abangnya lakukan Ceisya segera bersuara. "Sayang?"

"Hmm." Aktar mengusap perut Ceisya pelan-pelan.

"Cukup diam ya, ini urusan gue. Lo tetap di belakang layar aja." Aktar menatap wajah Ceisya kembali kali ini dia mendekatkan wajahnya ke wajah Ceisya.

"Kenapa?" tanya Aktar, tatapan Aktar berenti di sudut bibir soek milik Ceisya, dia memejamkan mata. Ingin sekali rasanya dia membabi buta orang yang telah membuat kesayangannya seperti ini.

'cup'

Aktar mencium sudut bibir Ceisya lama. Ceisya hanya diam, dia takut kalau abangnya turun tangan bisa-bisa membuat anak orang mati. Walaupun Ceisya sangat kesal pada cecunguk setan satu itu dia masih punya hati nurani.

Melihat Aktar yang tidak mau melepaskan bibirnya dari sudut bibir Ceisya segera menoyor kening Aktar agar menjauh, dah itu berhasil.

"Diem deh, Lo mao gue cipok ampe pingsan," kata Ceisya mendelik ke arah Aktar, sudah tau Adiknya sangat meseum.

CEISYA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang