Ten

465 76 5
                                    

Di bawah hamparan langit malam yang menampilkan kerlap kerlip bintang, aku duduk di pinggir sungai Han sembari menyesali keputusanku beberapa waktu yang lalu.

Aku harusnya mengatakan bahwa aku juga menyukainya, bukannya menyuruhnya untuk melupakanku.

Sekarang, aku benar-benar putus asa setelah mencarinya ke tempat-tempat yang biasa ia datangi dan tak menemukannya di salah satu tempat itu.

"Hah..."

Aku menghela napas, mengeluarkan sedikit kegundahan hatiku. Berharap rasa bersalah ini tak terlalu menyakitiku.

Namun apa dayaku, semakin ingin ku lupakan, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi hingga tanpa sadar aku meneteskan air mataku sebab tak bisa menahan rasa sakitnya.

"Hiks hiks hiks."

Aku menangis sembari menunduk, malu jika orang-orang yang datang kemari melihat aku menangis.

"Jangan menangis." Pintaku pada diriku sendiri lalu mengusap air mataku yang terus mengalir membasahi kedua pipiku

"Jika aku tahu akan seperti ini, aku tak akan- hiks hiks."

Aku kembali menangis dengan keras, mengabaikan pandangan orang-orang terhadapku. Masa bodoh jika mereka menganggapku aneh karena menangis di sini, karena saat ini aku hanya ingin menumpahkan segala rasa bersalahku yang terus menumpuk di dalam hatiku.

"Apa sekarang kau benar-benar menyesal?"

"Apa?" Tanyaku, terkejut mendengar suara familiar dari arah belakangku

"Aku tanya, apa sekarang kau benar-benar menyesal?" Tanyanya sekali lagi, berpindah tempat di sampingku dan saat aku mendongak untuk melihatnya, air mataku kembali mengalir saat melihat sosoknya yang tersenyum lembut padaku

"Kau kemana saja? Apa kau tahu bahwa sejak tadi aku terus mencarimu? Aku takut kau benar-benar pergi dan melupakanku. Aku- aku menyukaimu Kim Namjoon." Akuiku setelahnya, sedangkan Namjoon oppa hanya tersenyum lalu ikut duduk di sampingku

"Kenapa kau diam saja? Kau sudah tak menyuka-"

Cup.

Seketika itu juga aku langsung terdiam saat bibirku dibungkam oleh bibir Namjoon oppa.

"Aku menyukaimu, jadi jangan menangis lagi." Ucapnya setelah menjauhkan wajahnya dariku dan mulai menyeka air mataku yang hendak mengalir membasahi pipiku lagi

"Kau tak marah padaku kan?" Tanyaku setelah ia menjauhkan tangannya dari pipiku

Namjoon oppa menggeleng sambil tersenyum simpul. "Sekarang sudah tak lagi. Dari pada marah, aku bahagia karena perasaanku akhirnya terbalaskan juga." Jelasnya yang lantas membuatku ikut tersenyum bersamanya

"Kalau begitu, ayo kita menikah." Ajakku secara tiba-tiba hingga membuat Namjoon oppa terkejut

Namjoon oppa mengerjapkan matanya, tak percaya mendengar ajakanku tadi. "Jangan bercanda. Aku tahu kau-"

Cup.

Aku memberanikan diri mengecup bibirnya lalu menatapnya sembari menggeleng kecil.

"Aku tak bercanda. Aku serius mengajak oppa menikah denganku. Bukankah menikah jauh lebih baik dari pada berkencan? Aku ingin menghabiskan banyak waktuku bersama oppa sebagai sepasang suami istri, bukan kekasih. Jadi, ayo kita menikah, Namjoon oppa." Ajakku sekali lagi dan langsung dijawab anggukan setuju olehnya

Setelahnya, aku dan Namjoon oppa pun berciuman dengan mata yang terpejam. Saling melumat bibir satu sama lain dan setelah itu saling beradu lidah serta bertukar saliva.

Beberapa saat sesudahnya, Namjoon oppa menatapku sembari tersenyum simpul. "Aku mencintaimu, Jung Yn."

"Aku juga mencintaimu, Kim Namjoon." Balasku lalu memejamkan mataku, melanjutkan ciuman kami yang terhenti tadi











End

I Know, You Don't KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang