WARNING ⛔
Harap bijak sebelum membaca !!!
Semua karakter dalam fiksi ini hanya buatan author
Mohon jangan sampai di bawa dalam kehidupan nyata dari tokoh tersebut.
Terimakasih 💌
Lil 18++ 🔞
Selamat membaca ~
"Selamat siang tuan Endenvour, senang bertemu dengan anda''
Seorang pria tua ber jas mahal, membungkukkan badanya menyambut tamunya penuh hormat. Rambut si pria kian memutih karena dimakan usia, walau begitu wajah tampanya mampu menutupi usia senjanya.
Sejenak Jeno memadang pria itu dengan tatapan remehnya, membawa tungkai kaki penuh arogan melewatinya begitu saja. Pria itu berjalan menyusuri lorong dengan sedikit minim pencahayaan, tujuanya pada pintu ujung yang sudah melambai ke arahanya. Pintu berbahan kayu mahoni dengan ukiran naga mencengkeram burung merpati membawanya terbang bebas melewati pepohonan rindang yang diyakini ilustrasi dari sebuah hutan.
Jeno menatap datar pintu tersebut, beserta pria tua tadi yang tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingnya. ''Mari tuan, silakan masuk'' Pintu terbuka, langsung disuguhi pemandangan seorang pria menawan, telanjang yang meringkuk ketakutan di sudut ruangan.
Sadar ada orang lain selain dirinya di ruangan itu, pria itu menoleh. Mata lelahnya membola sempurna melihat siapa yang datang hari ini. Tubuh tanpa sehelang benang itu semakin meremang, desiran takut dalam dirinya memberontak kembali. Takut, itulah yang ia rasakan saat ini. Pria itu menegakkan tubuhnya merapatkan kedua kakinya ditekuk, melindungi sesuatu yang sangat privat miliknya
Jeno tersenyum miring, ia menatap pria dengan ekor matanya remeh.''Bagaimana kabarmu, slut''
Tatapan marah sangat kentara ditunjukan untuk orang brengsek yang masih bisa bertumpu dengan dua kaki kotornya, angkuh. Ingin sekali pria berambut ash grey itu menancapkan anak panah miliknya dulu pada dada Jeno dan merobeknya hingga tercecer isinya. Jeno Endenvour adalah definisi manusia berhati lucifer di dunia nyata. Nyatanya hanya sekali jentik tangan kokoh miliknya bisa menghancurkan kehidupan seseorang, menyeretnya ke sebuah neraka yang ia siapkan dengan tumpukan dosa yang ia miliki, menyiksa yang lemah dan tertawa bagaikan iringan lagu selama mereka tersiksa.
''Ah, sepertinya sia-sia aku berbicara dengan manusia rendah sepertimu. Suka dengan penampilanmu yang sekarang, hm?'' Jeno merendahkan tubuhnya dan mencolek dagu pria itu, sangat tidak sopan.
Lawan bicaranya langsung menepis tangan kotor Jeno menyorotinya tajam, ''Singkirkan tangan hina mu, Endenvour'' desisnya marah.
''Maaf, aku pun tidak sudi jika mencicipi orang kotor sepertimu, jalang'' Jeno beranjak dari posisinya, berbalik menatap pria tua yang sempat ia lupakan ekstensinya.
''Panggilkan anak buahmu, gunakanlah sepuas kalian hingga pingsan, mungkin?'' Lanjutnya.
Tuan pemilik rumah sedikit membungkukkan tubuhnya,''Baiklah tuan''. Perintah Jeno adalah mutlak, walaupun ia pemilik dari bangunan megah ini namun Jeno Endenvour lah tetap seseorang yang kuasa, sangat tidak baik jika menolak perintah dari tuanya. Bahkan usia mereka terpaut sangat jauh, lagi-lagi suatu posisi penting seseorang mengalahkan batasan usia dan norma dalam jalinan hubungan manusia. Tidak adil, memang.
''Tidak! Jeno jangan, kumohon! Maaf jika aku lancang, lakukanlah apapun sepuasmu, tapi jangan itu'' Pria itu sampai memohon-mohon, merendahkan dirinya di bawah kaki Jeno agar hukuman mengerikan ini dicabut. Demi neptunus, ia tidak ingin lagi menjadi anjing pemuas nafsu orang-orang bejat. Sebisa mungkin ia harus mempertahankan sisa kehormatanya walau sudah terengut beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROWENA 👑
FanfictionTakdir begitu kejam, ketika membiarkanmu jatuh menjadi Nyonya besar dari lelaki pembunuh keluargamu sendiri. Hidup dalam bayang-bayang Endenvour bukanlah keinginan seorang Renjun Raiden. Melainkan sebuah karma sekaligus petaka baginya. Namun hadirn...